7

1.8K 172 57
                                    

Aku masih memikirkannya, kesalahanku dan kejahatanku pada gadis itu. Sekarang aku lebih tampak seperti idola yang tidak memiliki hati, aku tak berperasaan.

Tiba-tiba mataku memberat dan akhirnya aku terlelap dalam tidurku di sofa ruang tengah.

Aku bukan pemimpi tapi kenapa aku selalu bermimpi seperti ini?

.
.

"Namamu Yuki?" tanyaku pada gadis berambut panjang disebelahku. Aku menatap mata sendu gadis pucat itu.

Rona wajahnya semakin terlihat dan senyuman bahagia mulai menghiasi wajah pucatnya, "Aku senang kau mengetahui namaku," ujarnya tulus.

Aku hanya mengangguk dan tersenyum simpul.

Tiba-tiba gadis itu meraih tanganku dan meletakannya pada dadanya. Wajahnya menatapku penuh harap. Tentu itu membuat wajahku memerah dan salah tingkah. Dia begitu polos dan membiarkan tanganku merasakan sensasi itu dari tubuhnya.

"Oppa kenapa ini sangat berisik disana?" tanya Yuki malu-malu sambil menunjukan detak jantungnya yang cepat itu.

"Anu," aku membuang muka sambil menutup wajah dengan tanganku yang satu lagi untuk menyembunyikan pipi merah tomatku.

"Ne?"

"Aku bisa merasakan dadamu ditanganku," jawabku ragu-ragu. Sontak dia langsung teriak dan menyingkirkan tanganku jauh-jauh dari dadanya.

"Oopppaaa..." rengeknya sambil menyilangkan tangannya didepan dadanya.

"Hah? Oppai?" tanyaku polos sambil menatapnya. Dia bilang oppai?

"Aku tak suka orang cabul huh!!" sarkasnya sambil membuang muka dariku.

"Hahaha, kau yang membuatku bangun tau," godaku dengan senyuman jail.

Tapi dia tetap membuang mukanya dariku. Sepertinya leluconku terlalu berlebihan.

"Yuki?" panggilku memecahkan jeda keheningan.

"Apa?" jawabnya judes dengan wajah yang masih tak menghadapku.

"Tanganmu dingin,"

Setelah itu tak ada suara diantara kita. Nyiur angin pun tak berhasil membuat kita lepas dari keheningan itu.

"Oppa aku ingin istirahat," ucapnya lirih sambil memutar badannya pelan menghadapku, "Aku lelah,"

"Kemari," aku menariknya dan membiarkannya menyender dipunggungku.

Ku dongakan kepalaku menatap langit yang tiba-tiba menjatuhkan salju lembut dan memunculkan bintang-bintang. Mungkin malaikat mimpi sedang berpesta dan bernyanyi pada saat itu.

"Aku tau kau tak menghampiriku, tapi aku senang bisa melihatmu disini," kata gadis itu dengan suara yang terdengar seperti bisikan.

Sontak aku langsung berbalik badan dan mendapati sosok Yuki yang terlihat semakin pucat.

Tubuhnya sedikit demi sedikit menghilang dan gemerlapan bintang kecil mengiringinya. Aku tak percaya dengan ini semua. Sesekali mataku mengerjap untuk menyadarkan apa yang ku lihat sekarang. Tetapi pandanganku tetap sama, tubuhnya tetap perlahan menghilang.

"Yuki?"

"Oppa gomawo, saranghae,"

Suara itu menggema ditelingaku seiring sosok Yuki yang menghilang dibalik bintang-bintang. Dan aku hanya bisa menyaksikan semuanya tanpa bisa berbuat apa-apa.

***

Tubuhku terbangun kembali dari tidurku. Ku edarkan padanganku menelusuri ruang tengah dorm dan mencari sesuatu yang aneh. Tapi nihil semuanya tampak normal, berbeda dengan mimpiku kali ini.

Unknown|| • TAESANA FF ||edisi Kangen Mphi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang