Tujuannya

1.2K 170 66
                                    

Tae Hyung POV_

Kriinnggg... Krriinngg...

Bunyi alarm membangunkan tidurku di sore ini. Sesi pemotretan yang berlangsung dari pagi sampai siang tadi membuat seluruh tubuhku ingin melayang, sakit dan pegal sekali rasanya.

Dan aku sengaja memasang alarm sebelum 'mereka' membangunkanku dengan cara yang menjijikan.

"Kau sudah bangun?" kata Jin yang tengah duduk di sofa ruang tengah dorm.

Aku hanya mengangguk lalu berlalu menuju dapur.

"Kau baik-baik sajakan?" teriaknya sebelum aku benar-benar menghilang dari pandangannya.

"Ne," jawabku malas karena teringat dengan mimpi yang menyebalkan itu. Ya, lagi-lagi aku memimpikan gadis itu.

💞❤💞

Jurang yang sangat dalam ada di depanku. Bahkan jantung dan mataku rasanya akan lepas  karena sakin kagetnya.


"Tolong...."

Ku dengar suara lirih yang menyeramkan itu. Aku tidak tahu dari mana asalnya, kuedarkan pandanganku dan mencoba mencari sesuatu yang mungkin bisa bersuara seperti itu. Tetapi nihil tak kutemukan satupun. Hanya ada aku disini, seorang diri.

Bulu kudukku berdiri. Keringat dingin mulai ku rasakan disela-sela jariku.

"Tolonngg aku..." suara itu ku dengar lagi, kali ini lebih lirih. Ku gigit bibir bawahku ketakutan, kenapa aku bisa disini? Suara apa itu?

Aku mencoba untuk melirik ke arah jurang walaupun sebenarnya aku takut, tapi rasa penasaran tak bisa ku hilangkan.

"Tolong akuu..."

Dia?

Aku mendapati gadis yang selalu ku hindari sedang dalam keadaan yang kurasa tidaklah baik. Dia tampak memegang akar pohon yang menjuntai di pinggiran tanah jurang. Wajahnya sangat pucat.

Sontak aku langsung mengulurkan tanganku memberi bantuan.

"Kajja,"  kataku sambil berusaha menggapainya.

Dia yang menyadariku langsung tersenyum dan mengulurkan tangannya.

Happ... Aku menyelamatkannya, ku pikir itu bagus.

Kini aku membiarkan tubuhnya berada di atasku. Dia terlihat sangat lelah karena 'bergelantungan' tadi.

"Kenapa kau bisa disana?" tanyaku sambil menelusuri matanya.

Dia tampak kesusahan untuk menjawab pertanyaanku karena kesulitan bernafas. Nafasnya masih tersenggal-senggal.

Gadis itu membenarkan posisinya, kali ini dia duduk menyilang disebelah kananku. Ku tatap matanya dan aku melihat, dia semakin pucat dan... cantik.

"Aku hanya mengikuti jalan setapak dan entah kenapa tiba-tiba aku terperosok kesana."

Aku mengangguk dan kembali bertanya, "Kau ditarik lagi kesini?"

"Ani, aku tetap terkurung disini ketika kau menghilang," jawabnya sambil memutar bola matanya.

Perkataannya tadi membuat otakku berfikir keras. Dia tampak nyata ketika seorang gadis menghampiriku kemarin, tetapi dia seperti salah satu peran pembantu dalam mimpiku yang kelewat aneh ini.

"Kau berasal dari mana?"

"Tentu saja Seoul," jawabnya sambil melirik ke arahku, "Memang kenapa Oppa?"

Aku hanya berdeham putus asa, "Ku kira kau bidadari dari mimpi fantasyku ini."

"Hahaha, kau suka berfantasy ya?" tanyanya antusias.

"Tentu saja, aku sering berfantasy tentang-" aku menghentikan bicaraku sambil mengedarkan pandanganku dan mencoba menggodanya, "Kau tidak boleh tau?! Ini adalah mimpi seorang laki-laki," jawabku sambil memasang muka jail.

"Yakk kau curang?!" pekiknya kencang. Dia langsung memalingkan wajahnya sambil menyilangkan tangannya kesal, dia gadis yang emosional.

"Kau mau tau?" tanyaku sambil mencoba mendekatkan wajahku dengannya.

Dia tampak terkejut melihat apa yang aku lakukan.

Apa yang aku lakukan?

Dengan cepat aku langsung menjauhkan wajahku darinya sambil membuang muka.

Kali ini aku merasa sangat malu.

"Oppa ..."  panggilnya dengan suara yang lirih.

Aku mendengus dengan kesal, "Mimpiku adalah menikahi bidadari berwajah pucat sepertimu," jawabku datar dengan wajah yang masih berpaling darinya.

.
.
.

"Oppa kamsahamnida..."  suara itu semakin lama semakin mengecil lalu menghilang dari telingaku.

💞❤💞

"Tae cobalah keluar dan lihat apa yang ada di depan sana," ucap PD-nim sambil terkekeh.

Aku yang tidak mengerti kenapa dia menahan tawanya seperti itu. Dan apa yang ada diluar? Udara dingin yang siap menerjamku kapan saja membuat tubuhku enggan untuk digerakan.

Tapi akhirnya aku bangkit berdiri lalu meraih mantel hitam dan bergegas keluar menghampiri sesuatu yang berhasil membuatku penasaran.

Ku usap kedua telapak tanganku yang mulai mendingin dan betapa terkejutnya aku setelah mendapati seorang gadis yang duduk meringkuk kedinginan di samping gerbang.

Dengan balutan mantel abu-abu dan penutup kepalanya ia tampak terlihat tengah berusaha menghentikan getaran tangannya yang menggigil.

Aku menatapnya dengan heran lalu ia menyadari kehadiranku dan bangkit berdiri.

"Aku mohon ikutlah denganku," ucapnya setengah memohon.

Gadis ini lagi.

"Mian, tapi aku tidak bisa."

"Aku mohon Tae Hyung, kali ini saja,"

Aku hanya diam sambil menunduk. Aku tidak tahu harus apa ketika dia memohon padaku seperti itu. Walaupun rasa iba meliputi perasaanku tetap saja perintah PD-nim yang melarangku untuk pergi seenaknya terus tergiang-ngiang dalam benakku.

"Mianhamnida," kataku yang masih menunduk.

.
.
.
.
.
.

"Namaku Minatozaki Yuki," ucapnya tiba-tiba, "Aku hanya ingin kau datang ke Seoul Surgical."

Sontak aku menatapnya dan aku menemukan senyuman manis nan tulus di wajahnya. Tidak ada pemaksaan ataupun rasa kecewa disana, dan itulah yang membuatku ngilu.

Setelah itu dia pergi.

"Yuki?" gumamku sambil menatap tubuh kecil yang semakin jauh meninggalkanku.

Tbc

Unknown|| • TAESANA FF ||edisi Kangen Mphi ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang