Kim Seok Jin - Sweet

44 5 0
                                    


~~~

"Sweet. Where are you?"

Oh tidak! Dia datang. Bagaimana ini? Apa aku harus sembunyi? Tidak. Tidak. Dia pasti akan menemukanku.

"Sweet, aku tau kau ada disini. Keluarlah."

Tidak. Aku tak akan mau menemuimu. Tidak mau!!

"Keluarlah. Atau aku tak akan bermain-main lagi."

Aku tak punya pilihan lagi. Atau aku akan mati ditangannya(lagi).

"A-ada apa? Ke-kenapa kau kemari?" Aku keluar menghadapnya.

"Ohh,, sweet."

"Jangan mendekat. Menjauhlah." Aku melangkah mundur saat ia mendekatiku.

"Kau menolakku?"

"Kau boleh mendekat asal kau lepaskan dulu aku."

"Itu tak akan terjadi, sweet."

"Berhenti memanggilku sweet, Jin. Aku muak mendengarnya."

"Kau sudah tak mencintaiku lagi? Padahal, aku masih mencintaimu sweet." SeokJin memasang wajah yang memelas. Cih, akting yang cukup bagus. Pergi casting saja kau sana.

"Kalau kau mencintaiku, kenapa kau tak melepaskanku? Kau tak ingin melihat aku bahagia?" Tanyaku. SeokJin mengepalkan tangannya.

"Kenapa kau sangat ingin jauh dariku?!"

"Karna ini bukanlah lagi duniaku SeokJin. Aku memiliki duniaku sendiri. Duniaku SeokJin!!" Air mataku tak dapat lagi kutahan. Aku ingin menyudahi semuanya.

"Sweet, jangan menangis. Kumohon." SeokJin mendekatiku membuat aku langsung menghindar. Aku mengusap air mataku kasar.

"Kau ingin melihatku bahagia bukan? Kalau begitu lepaskan aku SeokJin. Kau menyakitiku dengan begini." SeokJin menatapku lalu dia langsung berteriak dan terduduk di lantai. Kulihat badannya bergetar dan sebuah isakan terdengar. Dia.. Menangis.

Aku pun mendekatinya lalu berjongkok menyamakan tinggiku dengannya.

"SeokJin." SeokJin mendongak menatapku.

"Sweet. Sweet."

"Iya SeokJin. I'm your sweet. So, let me go."

"NOO!!!" Dia berteriak lalu mengambil sebilah pisau.

"Aku akan menyusulmu dan kita hidup bahagia."

"Jangan SeokJin. Buang pisau itu. Kumohon. Lepaskan aku saja itu sudah lebih dari cukup." Aku memeluknya erat.

"Aku mencintaimu, Jin. Sampai saat ini."

"Kalau begitu jangan pergi." Ujarnya dengan suara bergetar.

"Aku tidak pergi. Bukankah aku akan selalu ada dihatimu?" Tanyaku dan melepas pelukanku. "Jadi, lepaskan aku sekarang." Lanjutku sambil menatap matanya.

Dia merapal sesuatu yang entah apa itu, mungkin mantra. Setelah dia selesai, aku merasa badanku semakin transparant.

"Sweet. Aku mencintaimu."

"Aku juga mencintaimu. Selamat tinggal, Jin." Aku tersenyum padanya yang dibalas dengan senyuman sedih.

Perlahan-lahan pandanganku mengabur dan semuanya gelap. Aku menghilang. Dan hidup dengan tenang setelahnya.

-------------------------------

Yeaayyy... Cerita ama judul kga nyambung😂
Aku gatau ini buat apaan yawla.
Ide ini mengalir begitu saja bagai air terjun/abaikan/.

Sekian dari Dita. Vote and commentnya biar aku tambah semangat.

Thankyou!😘

Bangtan ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang