Jung Ho Seok - My Hero

37 4 0
                                    

~~~~

Aku melipat tanganku di depan dada dan mengetukkan kakiku ke tanah berkali-kali. Melirik jam tanganku yang sudah menunjukkan pukul 5 sore.

"Aishh, kemana Hoseok? Dia bilang akan menjemputku. Bahkan ini sudah setengah jam aku menunggu."

Setelahnya mobil sport berwarna merah berhenti di depanku.

'Eh? Apa Hoseok menjemputku dengan mobil ini?' Pikirku. Orang itu keluar dari mobilnya.

'Itu kan Namjoon? Mau apa dia?' Pikirku lagi. Aku melangkah mundur menjauh. Namjoon tersenyum menampilkan dimples nya.

"Kau belum pulang?" Tanyanya.

"Cih! Apa urusanmu? Aku sedang menunggu jemputan." Sahutku. Namjoon adalah musuh terbesarku di kampus. Entah kenapa aku tak suka dengannya yang selalu mencari masalah.

"Dimana? Aku tak melihat ada orang lain selain kau disini." Ujarnya "Bagaimana kalau pulang bersamaku?" Tawarnya. Tentu saja aku akan menolak. Dia terkenal sebagai orang yang handal dalam mempermainkan perempuan. Dan aku tak mau termasuk di dalamnya.

"Tidak, terima kasih. Tapi Hoseok akan segera datang menjemputku." Ujarku.

"Huh? Hoseok. Bukankah dia sedang bersama dengan perempuan lain? Aku baru saja melihatnya duduk berdua di cafe." Ujar Namjoon.

'Benarkah itu? Tapi Hoseok sudah berjanji padaku. Dia tidak pernah ingkar.'

"Bohong! Hoseok pasti akan datang." Entah kenapa aku menjadi emosi mendengar pengakuan Namjoon.

"Terserah kalau kau tak percaya. Ikutlah denganku dan kau akan melihatnya sendiri." Namjoon menarik pergelangan tanganku memaksaku mengikutinya.

"Tidak mau. Lepaskan!!" Aku mencoba memberontak. Tapi tenaganya lebih kuat dariku.

"Lepaskan Namjoon. Ini sakit! Hiks.." Cengkraman Namjoon terlalu kuat. Mungkin tanganku akan membiru setelahnya.

Bugh!!

Aku tersentak saat tangan Namjoon yang tiba-tiba terlepas dan suara pukulan yang lumayan keras. Di depanku aku melihat Namjoon terjatuh sambil memegangi pipinya.

"Jangan berani-beraninya kau menyentuh wanitaku!!" Aku menoleh dan mendapati Hoseok.

"Hoseok." Gumamku. Hoseok menoleh padaku.

"Kau tidak apa-apa?" Hoseok memeriksa badanku.

"Aww!" Aku memekik saat Hoseok memegang pergelangan tanganku yang tadi dicengkran Namjoon.

"Tanganmu membiru, (y/n)." Dada Hoseok naik turun menahan emosi. Dia pun berbalik kearah Namjoon yang masih setengah tiduran di tanah karena pukulan Hoseok tadi.

"Kau!! Kau harus merasakan yang lebih dari apa yang (y/n) rasakan." Hoseok pun langsung meninju Namjoon berkali-kali di wajahnya. Aku terkejut melihat Hoseok yang begitu liar. Dia tidak pernah se emosi ini sebelumnya.

"Aku tau kelakuan bejatmu Namjoon. Lakukan itu pada jalang-jalang mu. Dan jangan sekali-kali kau menyentuh (y/n)." Hoseok terus memukul Namjoon.

"Hoseok!! HENTIKAN!!" Aku berteriak menghentikan Hoseok. Hoseok terus saja memukuli Namjoon tanpa mempedulikan teriakanku.

"Hoseok, kalau kau tak berhenti aku tak akan berbicara padamu selama 1 tahun penuh." Yeah, berhasil. Hoseok menghentikan pukulannya lalu bangkit berdiri.

"Jangan pernah melakukan itu, (y/n)." Ujar Hoseok memperingatkan. "Dan kau, sampai kau berani menyentuh (y/n) lagi. Nyawamu tak akan selamat. Kali ini aku akan memaafkanmu." Lanjut Hoseok lalu langsung membawaku menjauh dari Namjoon yang memandang kami dengan kesal.

"Lain kali berhati-hatilah. Ayo, kita obati lukamu itu dirumahku." Ujar Hoseok lalu melajukan motornya kearah rumahnya.

~~~~~

"Auh. Pelan-pelan. Kau ini kasar sekali sih." Gerutuku.

"Maaf, baiklah aku akan pelan-pelan." Ujar Hoseok. Kami sudah sampai dirumah Hoseok dan Hoseok sedang mengoleskan salep untuk tanganku.

"Lain kali jangan menungguku di tempat itu lagi. Tunggulah ditempat yang lebih aman. Oke sayang?" Ujar Hoseok. Aku mengangguk.

"Kenapa tadi kau telat menjemputku?" Tanyaku.

"Aku menjemput kakakku yang baru saja kembali dari London." Jawab Hoseok.

"Kau punya kakak?" Tanyaku.

"Iya. Ini fotonya." Hoseok menunjukkan foto dirinya bersama seorang perempuan dan satu laki-laki lain. Sepertinya foto itu baru diambil.

"Yang perempuan itu kakakku dan laki-laki di sebelahnya itu suaminya." Jelas Hoseok.

"Suami?!" Aku sedikit berteriak.

"Iya. Mereka baru saja pulang dari berbulan madu." Ujar Hoseok.

"Kenapa aku tak tau kalau kakakmu menikah?" Tanyaku.

"Aishh. Ini sudah bulan madu kedua mereka tau. Mereka bahkan sudah punya anak satu. Mereka memang tidak tinggal disini setelah menikah." Jelas Hoseok.

"Begitu ya." Gumamku.

"Kau tak perlu cemburu pada kakakku." Ujar Hoseok membuatku memerah malu.

"Aku tak cemburu." Elakku.

"Benarkah?" Goda Hoseok.

"Iya!" Aku memukul dadanya pelan dengan tanganku yang satunya. "Ohiya, terima kasih ya." Lanjutku.

"Untuk?" Hoseok memasang wajah bingung.

"Telah melindungiku." Ujarku lalu mengangkat tanganku yang membiru keatas, bermaksud memberitahu Hoseok apa yang kumaksudkan.

"Itu sudah seharusnya sayang. Laki-laki akan menjaga wanita yang disayang dan dicintainya sebaik mungkin. Ini belum lah seberapa sayang. Masih ada banyak hari yang akan kita lalui bersama, sampai kita menuju ajal. Aku mencintai dan menyayangimu." Hoseok mencium keningku lama. Aku memejamkan mataku merasakan kasih sayang yang ia berikan lewat ciuman itu.

"Aku mencintaimu." Ujar Hoseok lalu memelukku erat.

"Aku juga mencintaimu, my hero." Balasku lalu memeluknya erat juga.

~~~~~~

Panjang yeaayyy..🎉🎉
Biasa aja ah/gaplok/

Vote and commentnya ya sayy, biar cincaii. Korban iklan😂

Bangtan ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang