Air matanya menetes perlahan menempa pipinya yang mulus. Dilihatnya seorang lelaki tampan dengan iris hijaunya yang dapat dikenali bahkan dari jarak sejauh ini. Perempuan itu menekan dada kirinya kuat-kuat, seakan dengan cara itu ia dapat mengurangi nyeri di sana. Hatinya serasa dicabik menjadi serpihan, perasaannya sungguh tak karuan, Batinnya sakit, raganya lelah, bahkan tak sanggup lagi ia untuk marah.
******
Lelaki itu tersenyum. Memberikan sepenuhnya perhatian yang dia miliki untuk sesosok wanita cantik yang duduk di hadapannya. Tangan mereka saling menggenggam erat dan tak sekali lelaki itu mencondongkan tubuhnya ke arah sang wanita, hanya demi mengecup keningnya. Terkadang sederet gigi putihnya terlihat dan kedua lesung pipinya menyembul, tanda bahwa lelaki itu sedang tertawa. Entah menikmati lelucon apa yang sedang diutarakan wanita yang duduk di depannya.