Hai semua balik cerita gaje ini akhirnya lanjut juga 😂 sorry banget slow update..
Btw jangan lupa untukVOTEE..
VOTEE..
VOTEE..
~~~~~~~~
Malam itu juga papa dan mama pergi ke Bali. Hanya kak Verrel dan kak Vania yang mengantar mereka ke bandara.Jika kalian berfikir bahwa aku tak mau mengantar mereka, jawabannya adalah salah! Aku ingin sekali mengantar mereka ke bandara. Tapi justru kedua orangtuaku yang melarangku mengantar mereka, mungkin mereka tak mau mengakui ku sebagai anak mereka jika bertemu dengan Kolega-kolega mereka. Akhirnya, aku hanya bisa menatap kepergian mereka dari balkon kamarku. Aku berdoa supaya mereka dapat selamat sampai tujuan.
~~~~
Paginya, aku membuatkan sarapan untuk kak Verrel dan kak Vania. Aku memutuskan untuk membuat nasi goreng seafood kesukaan mereka, ku harap pagi ini mereka bisa menghargai usaha ku. Setidaknya dengan memakan nasi goreng buatanku tanpa mencaci maki hasilnya nanti. Setelah semuanya sudah selesai, aku pun mandi dan berpakaian untuk pergi ke sekolah. Saat aku tiba di ruang makan aku melihat kak Verrel dan kak Vania duduk di kursi makan sambil mengambil nasi goreng seafood buatan ku. Saat aku duduk..
"cuihh.. Nasi goreng apaan ni?!?! Lo mau ngerjain gue ya?! Rasanya kaya sampah deh..! "ucap kak Verrel dengan marah. "iya nih, gue jadi mual makan ni nasi.. Mendingan gue ga makan aja deh, gue makan di kantin kampus deh kak ." Tambah kak Vania menatap ku.
"Maaf kak, aku ga bermaksud ngerjain kalian kok. Cuma aku belum terlalu bisa masak, kalau kalian mau yang lain aku bakal buatin kok.." jawabku dengan takut.
"Udahlah, gue muak sama lo! Apa sih yang lo bisa?! Hah?! Kapan lo bisa buat mama sama papa bangga sama lo?? Sedangkan masak aja lo ga bisa! Harusnya lo tau diri dong kalau lo itu cuma bisa buat keluarga ini malu!!!" Jelas kak Verrel dengan marah.
"Ya ampun kak, ngapain sih lo panjang lebar ngomong sama dia?? Toh dia ga bakal bisa berfikir maksud kata-kata lo tadi.. Buang-buang waktu aja lu kak, mendingan kita pergi aja. Kakak juga kan ada meeting pagi ini, gue juga ada kelas hari ini. Daripada debat sama cewe lemot kaya dia! Yang cuma bisa nangis kalau dimarahin!" Kak Vania memandangku dengan sinis. Seakan-akan aku ini adalah orang yang paling dibencinya.
"yaudah Van ayo kita pergi, biar kakak antar kamu ke kampus" Ajak kak Verrel dengan nada yang rendah.
Aku memandang mereka dengan nanar keluar dari pintu, "kapan aku bisa seperti kak Vania? Yang selalu disayang siapapun?" batin ku. Tak terasa air mata sudah singgah di pipi ku. Aku pun segera mengusapnya, "aku harus kuat, aku harus menunggu pelangi tersebut datang menghampiriku. Aku janji apapun yang dapat membuat mereka bahagia aku harus melakukannya" Aku pun berjanji pada diriku sendiri.
~~~~~~
Setelah sampai di sekolah dengan naik angkutan umum, aku pun masuk ke dalam sekolah dengan wajah yang sendu. Aku tak bersemangat belajar, karena aku masih memikirkan kata-kata kak Verrel tadi.
Karena melamun aku tak sengaja bertabrakan dengan seorang cowo yang belum ku lihat wajahnya itu. Karena aku terjatuh di lantai..
"sorry, sorry gue ga sengaja nabrak lo.." ucapan ku terhenti ketika melihat orang yang ku tabrak tadi.
Ternyata dia adalah salah satu orang yang selama ini menjadi alasanku untuk tetap tegar menjalani hidup. Memang terdengar lebay, tapi memang itulah kenyataannya. Dia adalah Dheva!
"lo ga papa de? Kok muka lo rada sedih gitu? Lo sakit?" pertanyaan beruntun aku dapatkan dari Dheva.
"ngg.. Gue baik-baik aja ko dhe, cuma kurang tidur aja semalam ngerjain tugas. Biasalah gue kan harus banggain orangtua gue.."jawabku meyakinkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seandainya (IF)
Novela JuvenilSeandainya aku tidak terlambat(?) Seandainya aku sadar dengan cepat(?) Seandainya aku dapat melihatnya lagi(?) Seandainya semua dapat diulang kembali(?) . . . Aku hanya manusia bodoh yang selalu berandai dengan kesalahan lampau ku , ketika aku telah...