Frankenstain dan Petani Jerami

31 1 0
                                    

Bocah kecil, Frankenstain terus menginjak-injak kubangan sejak pagi tadi. Pak tua, petani jerami terus memperhatikan tetangganya itu kemudian mendapatkan ide. Petani itu memanggil bocah kotor itu dan memberinya kode singkat. Frankenstain tidak paham apa yang disampaikan petani itu. Petani terus melakukan hal yang sama sampai bocah itu berhenti sejenak.

Dia melihat pria tua itu kemudian berteriak "Aku tidak paham, Pak tua !". Pria itu masuk ke dalam rumahnya dan mencari sesuatu sementara si bocah memperhatikannya. Cukup lama dia menunggu dan keluarlah petani dengan beberapa kertas.

Frankenstain penasaran, kemudian berlari ke arah petani. Petani memberikannya sebuah pencil kemudian menunjuk ladangnya. "Dapatkah kau menggambar semua ladangku dalam satu kertas kecil ini ? Jika kau bisa, aku akan memberikanmu beberapa jagung dari kebunku dan sebotol susu" Kata petani. Bocah itu mengangguk kemudian melihat kebun sejenak. Dia menggaruk-garuk kepalanya kemudian mencoba menggambarkan ladang tersebut.

Akhirnya, dia menyelesaikan gambar pertamanya namun ditolak petani tersebut. "Kau melupakan Jack si penjaga ladang" Kata petani. Bocah itu mengagguk kemudian dia mencobanya lagi namun ditolak hingga menyisakan dua kertas terakhir. Bocah tersebut mengeluh kemudian meminta istirahat.

Selama istirahat, Frankenstain melihat kesekeliling kebun sementara petani membawa beberapa makanan ringan untuk disantap siang terik itu. Frekenstain kecil masih terus berusaha kemudian kelelahan dan mulai bergumam. Petani hanya tertawa kemudian dia membisikkan sesuatu.

Frekenstain kecil bersemangat kembali kemudian menggambar lagi hingga ia tertidur. Petani menyadarinya kemudian mengangkutnya ke rumahnya. "Oh, Frekenstain kecilku. Maaf sudah merepotkanmu Pak Ruth"
"Tidak masalah, aku punya sesuatu untuknya. Kau berikan saat dia terbangun"
"Ini... ? Bukankah ini terlalu mahal... aku tidak bisa menerimanya"
"Ya ampun, itu bukan untukmu tapi anakmu. Berikan saja, karena dia sudah bekerja keras. Aku hanya memberikan sedikit hartaku itu saja"
"Terima kasih, Pak Ruth. Sampaikan salamku untuk hewan-hewanmu yang menggemaskan itu"
"Hahahaha, kau sama seperti anakmu"
"Karena aku tumbuh disini sudah lama"

Mereka memulai candaan dan gurauan hingga malam. Frekenstain terbangun dan melihat dirinya sudah di rumah. Dia mendapati ibunya sedang memasak. Ibunya mencegah ia untuk keluar dan menyuruhnya duduk. Dia mendapati sebuah kotak didepannya.

Dia bertanya-tanya apa isinya kemudian bertanya pada ibunya. Ibu hanya tersenyum kemudian meletakan makan malam di atas meja. Frekenstain menyelesaikan makan malamnya dengan cepat kemudian tidak sabar. Dia membukannya kemudian sedikit kecewa.

"Kau tidak suka ?" Dia hanya menggeleng kemudian memasang wajah cemberut. Ibunya menceritakan bagaimana barang itu sangat berharga dan mahal. Frekenstein yang cemberut kemudian tertarik dan bertanya lebih banyak hingga Ayahnya pulang.
"Hei, bukankah ini... ?"
"Iya, Pak Ruth yang memberikannya. Aku tidak percaya dia masih menyimpannya" Mereka berdua kemudian tertawa tapi Frekenstain kecil kebingungan.

Tamat~

Corat Coret PensilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang