Kenangan Manis

594 43 31
                                    

Dalam kurun waktu setahun, langkah kakiku terasa telah akrab dengan jalan setapak ini yang sejauh mata memandang, begitu banyak menyimpan rekam jejak yang tak mudah terusir dari relung pikir. Hari ini sungguh cerah. Sejuknya angin yang berembus bagai oase di tengah teriknya mentari. Tiap langkah ini, membawaku kembali pada bayangan kisah indah yang kulalui bersamamu.

Hari itu, kita menghabiskan waktu bersama. Merayakan tahun kedua kita terikat kasih. Tak ada hadiah, tak ada perayaan besar. Kau hanya membawaku pergi dari rumah, tanpa memberi tahu kita akan ke mana. Aku ingat, hari itu kita harus bermain kucing-kucingan dari satpam kesayangan kita. Aku selalu tertawa jika mengingat hal tersebut.

Kau membawaku ke tempat favoritku. Bukit ketenangan, begitulah aku menjulukinya. Dari atas bukit itu, birunya lautan terbentang membuatku merasa tenang. Kau mengajakku duduk di pinggiran bukit. Tanpa banyak kata, kau merangkulku. Seketika rasa hangat menjangkiti laju darahku akibat ulahmu. Ulah yang selalu kusuka. Kau sosok yang tak banyak bicara, tapi entah mengapa jika bersamamu seakan kata tak lagi ku butuhkan. Dengan hadirnya dirimu di dekatku sudah cukup bagiku. Dan cukup lama kita berdiam diri, menikmati ketenangan yang tercipta. Hanya deburan ombak di bawah sana yang memecah kebisuan kita.

Langkah kakiku berhenti, tepat di depan berdiamnya jasadmu. Aku bersimpuh, mengelus nisan yang bertuliskan namamu, "Terima kasih karena telah mencintaiku." kalimat terakhir yang kau ucapkan setelah kau mencium keningku sesaat sebelum kaupergi.

Sebuah tangan mungil mengusap pipiku. Ah, aku bahkan tak sadar jika bulir bening itu telah menetes. Kutolehkan pandanganku pada sosok mungil duplikatmu. Dia penguatku sekarang. Aku berjanji padamu, sayang. Aku akan menjaganya semampuku.

Dicintai dan mencintaimu begitu banyak memberiku arti. Arti hadirmu di saat sepi membekapku. Saat dingin malam menyelimuti ragaku dengan gigil karena tiada lagi hadirmu di sisiku. Namun, Tuhan selalu punya rencana terindah bagi setiap hamba. Aku percaya bahwa jauh di tempat sekarang kau berada, Tuhan merangkulmu dalam dekapan kasih sayang-Nya. Selamat jalan Sayang ... doa-doa yang senantiasa kupanjatkan untukmu, semoga menjadi selimut malammu yang kini pun  dingin.

31 Januari 2017
Arielladaliana

Ketika Kata Menjadi Sebuah CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang