Part 1

5.4K 199 2
                                    

dua remaja laki-laki tengah mengedarkan pandangannya disegala penjuru bandara, ralat, tepatnya salah satu diantara mereka, sedangkan yang serang lagi tengah asik dengan phonsel pintarnya,

"ck....baka otouto, bantulah aku mencari nee-chan dari pada kau hanya duduk dan bermain", seru salahsatu diantara mereka,

onyx kelam itu menatap kakak beda waktu 11 menit darinya itu dengan datar, "hn"

sepasang emerald itu melotot maksimal kearah saudara kembarnya, ia kesal dengan manusia tembok yang sialnya adalah adik kembarnya,

"REICHIII, BANTU AKU CARI ONEE-CHAN BAKA", sembur Kennichi emosi melihat Rei yang mengacuhkan dirinya, Rei ,memandang ken dengan malas, ia mendengus pelan, "ck, nee-chan belum sampai baka, pesawatnya delay, percuma kau menunggunya".

Kenichi merasa kupingnya mendadak panas, ia menerjang Rei yang tak mengindahkannya,

"menyingkir dariku.", desis Rei seraya mendorong kakaknya dari nya,

"cih... kenapa kau tidak bilang dari tadi baka, kau membuatku muak dasar baka otouto", Ken semakin gesit memelintir tubuh Rei, tak mengindahkan tatapan orang-orang yang mulai memerhatikan kearah mereka.

"lepaaas, kau membuatku malu".

"kau brengsek, rasakan ini",

kedua kembar ini tetap saling serang, tak menyadari seseorang melangkah kearah mereka.

PLAK

BUGH

"AAAArrghhh",

mereka menatap orang yang tengah memukul mereka, seketika tubuh meereka menegang melihat raut marah orang yang memukul mereka.

"BANGUN", seru orang itu dengan aura dingin yang menguar disetiap pori tubuhnya.

Kedua remaja itu mematung melihat siapa yang berdiri di hadapannya.

"Kau bilang pesawat nee-chan sedang delay", bisik ken setengah mendesis, yang ditanya hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaan saudaranya. Sungguh nee-chan mereka akan terlihat saaaangat menyeramkan saat dia marah, mungkin itu turunan dari okaa-san mereka.

Mereka berdiri dengan canggung, absolutely takut, ken menyenggol siku Rei yang masih diam membisu, ck Rei benar benar tidak bisa diharapkan.

"A-ano nee-chan ta-tadi i-itu...", Ken kebingungan mencari alasan, sungguh otak uchihanya seakan tak berfungsi sekarang.

Gadis itu menurup matanya sekejap merasa saangat lelah,

"Maaf nee-chan", akhirnya hanya kata itulah yang muncul dari mulit Rei, sungguh menakjubkan, ken sampai melongo seorang Reichi uchiha mau meminta maaf, ck ck ck luar biasa, Sarada menatap keduanya dengan senyuman kecil, sebenarnya inilah salah satu alasan ia akhirnya pulang kembali ke jepang setelah 5 tahun lamanya ia berada dilondon inggris menemani obaa-san dan ojisannya, kedua adik kecilnya yang sekarang tinghinya sudah menyamai dirinya, padahal dulu tinggi merekanhanya menyentuh bahunya, ia akan sangat senang merecoki keduanya dengan kata kata 'pendek', tapi lihatlah mereka sekarang, ia bahkan ia hampir tak mengenali mereka tadi, ia segera memeluk mereka tak peduli penolakan rei yang menurutnya sangat tsunder, gen dari papanya, sementara ken malah membalas pelukannya,.

"Dasar ayam bodoh, aku merindukan kalian apa kalian tak merindukan nee-chan mu ini hn, ck harusnya kalian menyambut nee-chan dengan hangat bukan malah menyuguhkan pergulatan payah kalian, beruntung aku tak memelinting kalian sekarang baka",

"Kami juga sangat merindukan mu nee-chan, ... jangan perdulikan rei, dia tak akan menjawab kerinduamu nee-chan, ia bahkan lebih dingin setelah kau meningggalkan kami, kau harus bertanggung jawab, ia semakin mirip tousan", rei melirik tajam kearah ken, yang nyengir tak berdosa.

Sarada melepaskan pelukannya, ia menatap mereka berdua, tiba tiba Rei mengelus pipi nee-channya yang ternyata ada bekas air matanya.

"Hn"

Sarada ingin tertawa sebetulnya, adik bungsunya benar benar tak berubah,

Merasa risih Rei memandangi dirinya, mau tak mau membuat kedua pipin Sarada memanas, ck ia bahkan bisa mendengar tawa ken yang begitu puas.

"Hahahaha, hei otouto kau harus melihat wajahmu sekarang, kau terlihat sangat menggemaskan kau tau", ucapan ken membuat wajah rei semakin memerah, "ck brisik, ayo pulang"

Rei berjalan mendahului mereka berdua mengabaikan perkataan kakaknya yang tak kunjung berhenti.

mereka keluar dari bandara narita, melenggang masuk kedalam mobil yang tentunya milik keluaga uchiha, selama didalam mobil ken terus mengoceh tiada henti, dan bertengkar dengan rei yang terganggu dengan ocehan ken, sarada hanya sekali kali menimpali omongan kedua adiknya, oh dia sangat merindukan suasana ini, ia meninggalkan mereka saat mereka kelas 5 sd, ck sudah 5 tahun tak terasa.

mobil memasuki halaman pelataran mansion keluarga uchiha, tampak sepasang pria dan wanita berusia pertengahan empat puluhan menyambut mereka di depan pintu utama mansion.

mereka turun dari mobil dengan segera setelah mesin mobil dimatikan, sarada menghambur kepelukan wanita paruh baya yang menangis menyambut kedatangannya.

"mamaaa..", sarada tak daat menahan harunya, kedua wanita beda generasi ini menangis haru saling berpelukan lama, menyalutkan rindu mereka.

sakura ibu sarada mengelus rambut putri tunggalnya dengan sayang.

mereka melepaskan pelukan sejenak.

"mama sangat merindukanmu sayang, bagaimana kabarmu disana, kenapa kau sangat nakal tidak mau pulang kemari hah?", sakura menanyai putrinya dengan menatap segalak mungkin, namun gagal, sarada hanya terkekeh kecil,

"Ehem", suara deheman orang disebelah sakura menarik perhatian semua mata.

"hn", daan suara ajaib khas uchiha itu terdengar kmbali.

sarada beralih memeluk papanya, "aku juga merindukanmu papa, bagaimana keadaan papa?, jangan bilang papa masih gila kerja lagi, aku tau mama itu seorang dokter hebat, tapi papa juga harus ingat, papa mama sudah tua, bagaimana kalau kalian sakit, ukh itu pasti merepotkan kalian tau, sudah cukup ken dan rei yang membuatku sakit kepala, kalian jangan coba-coba untuk menambah daftar pikiranku",  cerocos sarada, ck anak ini masih tidak bisa menyaring kata-katanya, sama seperti sasuke-kun, pikir sakura. tapi ia tau dibalik kata-kata kurang ajarnya, ia hanya merasa khawatir pada kedua orang tuanya.

"anak nakal, hn....ayo masuk, mamamu membuatkan masakan yang special untukmu, bahkan meja makan kita tak muat untuk menampung semua makanan", cibir sasuke merangkul sarada masuk kedalam rumah.

dan mulai hari iu, keluarga uchiha kembali lengkap. ada ken dan rei yang masih setia dengan percekcoka mereka, dan ada sang kakak yang dengan suka rela memukul kedua adiknya untuk menghentikan perdebatan konyol mereka, sedang sakura akan menasehati - tepatnya memarahi mereka bertiga yang terlihat kekanakan diusia mereka sekarang, dan sasuke hanya akan menjadi penonton yang baik, melihat drama keluarga yang sangat ia cintai, ia bahkan tak pernah menyangka jika pernikahannya akan menjadi sumber kebahagaiannya, ia tak akan membiarkan seseorang mengusik ketenangan dan kebahagian keluarganya, kini putrinya suda kembali, putri yang melengkapi segalanya menjadi sempurna.

Sarada and her destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang