Bunyi motor rian akhirnya membangunkan nayla, nayla yang bingung mengapa bisa tidur di atas sofa langsung menghampiri si mama yang baru kembali dari depan habis mengantar rian.
“ma, kok nayla bisa tidur di sofa?” nayla mengucek ucek matanya yang masih mengembun.
“bangun juga akhirnya anak mama.” Gumam mama nayla sambil melengos pergi ke dapur meninggalkan nayla dengan pertanyaan yang belum terjawab.
“ih mama nay tanya tau.” Rengek nayla.
“ia tadi ada pacar kamu nganterin.” Jawab mama.
“pacar? Jawab yang bener deh ma.” Ujar nayla malas.
“ia ia, namanya kalo gak salah rian. Dia pacar kamu kan. Mama suka dia dan mama setuju kalo dia pacaran sama kamu.” Terang mama.
“rian? Kok bisa ma.” Tanya nayla serius.
“ya bisalah orang dia tadi boncengin kamu sampe kamu ketiduran. Dia sopan banget sama mama, kayaknya dia juga sayang banget sama kamu.” Jelas mama.
“maksudnya? Rian itu temen nay kali ma.”
“kamu tidur sambil nyender di punggungnya si rian, kamu tahu gak nay dia sampe gak bergerak sedikitpun dari posisinya, katanya takut kamu nanti bangun.” Mama semangat sekali menceritakan tentang rian.
Nayla hanya terdiam, tak mau merespon ucapan mama kali ini.
“abis itu ya nay, kan mama suruh dia gendong kamu sampe ke kamar kamu....” belum sempat mama menyelesaikan kata kaatnya nayla langsung memotong dan membuat mama terkejut.
“MAMA....” teriak nayla.
“sabar dulu sayang, mama tuh cuma mau lihat reaksinya si rian. Gak mungkin mama bolehin cowok masuk ke kamar kamu, apalagi sampe gendong kamu.” Mama menerangkan alasannya.
Nayla jadi bingung, kedua alisnya bertaut ke atas.
“si rian bilang kayak ini nay sama mama, “maaf tan bukannya rian nolak tapi gak enak tan diliat orang.” Jelas mama sambil memperagakan cara rian berbicara tadi.
“jadi kok aku bisa disini?” nayla masih nggak ngeh sama penjelasan mama yang panjang dan lebar tadi.
“jadi mama suruh rian gendong kamu, dan taruh kamu disitu.” Terang mama sambil menunjuk tempat nayla tidur.
“mama juga tadi ngobrol bentar sama dia. Serius deh nay mama suka kalo dia pacaran sama kamu. Dia bisa jagain kamu kayak varo.” Jujur mama.
Nayla terdiam ada sesuatu dalam hatinya yang dia ingin keluarkan, tapi dia menahannya, nayla tak ingin merubah mood mama yang sedang baik.
Nayla ingin melarikan diri ke kamar, takut pertahanannya runtuh di depan mama.
“kamu kenapa nolak dia nay? Karena kamu udah anggep dia temen? Mama gak yakin, kamu pasti belum bisa ngelupain...”
Nayla memotong ucapan mama dan segera mengakhiri obrolannya. “udah deh ma, nayla capek.”
Mama tak bisa menahan amarahnya, mama sangat tahu penyebab nayla menolak rian.
“kenapa mama bener kan?” kini mama mulai emosi, tak tahan dengan sikap anaknya ini.
“ia mama bener, nay masih nungguin nathan. Nathan cinta pertama nayla. Nathan masih ada disini ma, gak ada yang bisa gantiin nathan.” jelas nayla sambil menunjuk letak hatinya.
lepas sudah kontrol nayla, akhirnya masa lalu terungkap sudah.
“kamu udah nungguin dia 1.5 tahun nay, dia bahkan pergi tanpa kabar. Dan dia sampe sampe mama males sebut namanya gak pernah ngabarin kamu selama 1.5 tahun ini.” mama geram melihat nayla yang selalu menunggu nathan.
Nayla terdiam, terduduk lesu dengan kepala yang bahkan tak mampu menghadap ke mama. untuk menopang tubuhnya pun nayla tak kuat. Nayla benar benar rapuh jika ini menyangkut soal nathan. Nayla yang jutek, galak, dan cuek pun dapat goyah dan tak bertenaga jika soal nathan diungkit kembali.
Nayla sudah mencoba menghubungi nathan, melalui email, medsos medsos nathan, bahkan no telpon orang tua nathan pun sudah pernah dihubungi nayla, tapi hasilnya nihil.
Nathan adalah pacar pertama nayla sekaligus cinta pertama nayla saat kelas 1 SMA, nathan yang pertama kali menyukai nayla, sedangkan nayla yang jutek tak pernah menggubris nathan. Tapi nathan tak pernah berhenti mendekati nayla, Sampai pada akhirnya nayla kalah pada perasaanya dan menerima cinta nathan. Nayla dan nathan adalah sepasang kekasih yang sangat ideal. Tapi entah mengapa nathan pergi ke London ikut orangtuanya yang berdomisili disana. Nathan menyuruh nayla untuk sabar menunggunya, nathan akan kembali, dia berjanji akan kembali untuk nayla.
Nayla menunggunya, nayla menggembok hatinya untuk laki laki lain, hatinya hanya untuk nathan seorang. Bahkan nayla tetap menunggunya meskipun tak pernah sekalipun nathan mengabarinya.
“nathan pasti kembali ma, nathan udah janji sama nayla bakal kembali ma,” suara nayla terdengar lirih. Bulir bulir bening itu pun jatuh seketika, kelopak mata nayla tak dapat menampung lagi cairan bening itu.
Mama kalah, mama tak mampu memarahi nayla lagi. Nayla, gadis yang jarang sekali menangis, bahkan saat dia berumur 6 tahun, dia pernah terjatuh dari sepeda, tubuhnya penuh luka tapi nayla tak menangis.
“Hanya karena nathan, karena nathan.” Gumam mama, mama tidak suka pada nathan, karena sikapnya yang tak gentle man menurut mama.
“nathan gak bakal kembali sayang, kalo nathan sayang kamu dia pasti ngabarin kamu, sesibuk sibuknya dia.” Mama mengelus ngelus puncak kepala nayla, menghentikan isak tangis nayla yang semakin menjadi jadi.
Mama menangkup wajah nayla dengan kedua tangannya, lalu menghadapkannya ke wajah mama. “kamu harus buka hati kamu untuk orang lain sayang,”
“kamu harus coba buat suka sama rian. Dia lebih tanggung jawab ketimbang nathan.” Mama menasehati nayla, mama tak tahan melihat nayla selalu menunggu nathan, seseorang yang tak pasti.
Nayla tak suka dengan perkataan mama yang membanding bandingkan rnathan dengan cowok lain.
“nayla gak bisa ma, nayla mau ketemu nathan dulu mau minta penjelasan.” Nayla memeluk mamanya dengan erat.
“tapi sampe kapan sayang?” mama mengusap punggung nayla dengan pelan.
Nayla tak tahu harus jawab apa, nayla hanya ingin mendengar penejlasan nathan sekarang, nayla tak ingin salah mengambil keputusan. Tapi nayla sendiri pun tak tahu harus berapa lama lagi menunggu nathan.
KAMU SEDANG MEMBACA
I met you in Korea
Roman pour AdolescentsNayla "3 tipe cowok yang gak bisa gue jadiin pacar : 1. dia yang gak seagama sama gue. Karena didalem kamus gue gak ada yang namanya cinta beda agama. 2. Dia yang gue anggep sebagai temen gue. Karena di dalem kamus gue gak ada yang namanya sahabat...