-Happy Reading-
Langkah kaki Fasya memasuki kelas dengan jalan gontai. Kejadian tadi membuatnya kehilangan selera untuk bersekolah. Sementara di otaknya pun masih berputar menanyakan sifat Adlan yang seperti itu.
Melihat teman sebangku nya seperti itu, Nadhifa yang biasa di panggil 'Dhifa' pun menghela nafas.
"Awas nanti ke sandung" ucap Dhifa lantang. Lantas Fasya langsung mendongak kepala dan mempercepat langkahnya menuju ke meja. Setelah melepas tas ransel miliknya, Fasya pun mengulum kepala nya pada tangan yang tersila di meja.
"Dateng-dateng tuh ngucap salam Sya, terus pasang muka yang seceriah mungkin buat mengawali pagi ini, bukan malah jalan kaya orang gak punya tulang terus nunduk ngeliatin semut-semut latihan paskibra" Sebenarnya ini hanya lah sebagai pemancing agar Fasya memberitahu Dhifa akan sikap nya yang seperti ini
"Dhif tolong bacot nya di kondisikan ya, masih pagi" jawab Fasya lesu.
"Ya.. lu kan sumber bacotan gue Sya, lagian lu kenapa sih? Ada masalah apa? Sini-sini cerita sama mamah dedeh" ujar Dhifa agar Fasya bercerita.
"Gue bingung dhif sama Adlan" ucap Fasya.
"Hah bingung kenapa" jawab Dhifa heran.
"Bingung sama sikap dia" Fasya masih menatap novel Dhifa dengan tatapan kosong.
"Maksudnya gimana sih? Jelasin coba dari awal sampe akhir, jangan setengah-setengah gitu" jawab Dhifa jadi makin penasaran.
"Jadi gini.." Fasya berdeham sekali dan Dhifa pun menyempurnakan posisi duduk nya.
"Tadi gue lagi asik bercanda sama Adlan di koridor, terus Rizky dateng dan ngingetin gue buat rapat Osis, tapi di situ Adlan kaya gak suka sama keberadaan Rizky. Terus waktu gue mau bicara pun di cela sama Adlan dan langsung dia narik tangan gue kenceng banget. Pas di tangga bawah gue berhasil lepasin cengkraman dia. Gue langsung naik ke kelas aja" Jelas Fasya.
"Tuh kan dugaan gue bener, Adlan kaya gitu pasti karena sayang sama lu Sya" tebak Dhifa.
"Sayang mah udah pasti kali, masa sahabatan gak ada rasa sayang" jawab Fasya
"Bukan itu syaa.. maksud gue itu dia ada rasa sama lu, rasa cinta" ucap Dhifa gregetan.
"Ah masa sih dia ada rasa sama gue, gak mungkin banget lah dhif. Gue sama dia dari dulu kan cuma sahabatan biasa" ujar Fasya yang semakin bingung.
"Bisa jadi aja Sya, lu sahabatan sama dia udah 3 tahun lebih. Disitu kalian apa-apa selalu bareng kan, masa iya di antara kalian gak ada yang punya perasaan. Udah jelas tuh quotes quotes OA Line ngasih tau 'Gak ada persahabatan murni antara Cewek dengan Cowok' masih aja ngelak sih lu" ucap Dhifa yang tak bisa santai
"Bodo ah dhif" Fasya tak ingin melanjutkan pertengkaran ini.
Padahal di dalam hati nya dia membenarkan ucapan Dhifa, namun dia masih yakin bahwa Adlan tak mungkin memiliki rasa kepada nya
*
Dering bel berbunyi tepat pada waktu nya, seluruh pun siswa-siswi berhamburan menuju gerbang sekolah dan juga parkiran.
Fasya menelusuri koridor dengan menatap langkah kaki nya. Dengan earphone yang tercantel di telinga nya, sekaligus alunan lagu sedih membuat nya semakin terbawa suasana.
"Sya.. Tunggu" teriak suara lelaki dari kejauhan. Fasya berhenti dan masih menatap kaki nya.
Lelaki itu berlari menghampiri Fasya dan meraih tangan kanan Fasya.
"Mm.. Maafin gue ya Sya, maafin gue soal tadi pagi yang bikin lo kesel" Jemari Fasya kini di kaitkan dengan jemari nya.
Fasya hanya bergumam tanpa melihat wajah Adlan sedikit pun, Sebenar nya dia sudah tidak lagi kesal kepada Adlan, tetapi ada pertanyaan di pikiran nya yang belum terjawab
"Sya.. Sebenernya.."
********************
Haiiii
Ayem kombek
Chap3 tuh udah diketik dari 2 feb tapi ai lupa publish jadi barusan ai edit dulu sedikit, heheYang suka korea kalian bisa baca cerita 9 falling in love karya simel.
Tq💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Rafasya
Teen FictionFasya, seorang gadis yang di percayai untuk menjadi seorang pemimpin team basket nya Dengan rambut yang selalu di kuncir kuda itu, ia bertemu kembali oleh Rafa, teman les saat dia masih SD Entah permasalahan apa waktu itu membuat mereka bertengkar d...