Author's.
"Mbak... Mbak Sella! Bangun, udah subuh." Suara Rico adik Sella mengejutkannya.
Sella tersenyum seraya mengelus perutnya, kemudian ia tersadar bahwa perutnya sudah rata kembali.
"Ah, mimpi lagi.." Sella mengusap wajahnya.
Sella kembali termenung, mengapa akhir-akhir ini mimpinya tak dapat dikendalikan.
"Hah? Gue mimpi menikah dan punya anak? Dan dalam mimpi gue Ibu menyebut nama Fahmi? Itu berarti gue menikah dan punya anak sama Fahmi?" Ujarnya ternganga.
"Ah.. makin gila gue lama-lama." Sella mengacak-acak rambutnya sendiri.
***
"Oh, jadi gue harus deket dulu sama teman-temannya, dengan begitu orang yang kita sukai bakal menganggap kalau kita ramah pada teman terdekatnya.. Ehm, gitu." Ujar Sella saat membaca artikel 'Cara mendekati laki-laki yang cuek' di internet.
"Dia dekat sama Indra, terus Agus. Berarti gue harus cari cara biar mereka deket sama gue.. Hahaha.."
"Tapi kan, gue mau jadi perempuan yang taat. Masa mau deketin cowok duluan? Ah, tapi buat sekedar ngobrol aja masa nggak boleh. Seengaknya kita harus normal kan?" Sella menatap gemas layar ponselnya.
***
Sella mulai melancarkan aksinya saat berada didekat Indra dan Agus. Karena Indra memang orang yang mudah berbaur, maka Indra pun dengan sendirinya dekat dengan Sella. Sementara Agus, yang awalnya mengacuhkan Sella, kini mulai mendekati Sella, dan bersikap baik padanya.
***
Fahmi duduk di balkon kost-an nya sambil memainkan gitarnya dengan asal.
Ia memandangi cahaya langit malam yang bertaburan bulan dan bintang, mencoba masuk ke dalam relung keheningan malam lalu menyampaikan pada seseorang yang ia kagumi, bahwa ia mulai menyukai sosok perempuan yang sering mampir ke dalam mimpi-mimpinya.
Ingin rasanya ia mengatakan, mengapa dalam mimpi mereka harus dipertemukan dengan hal yang tidak bisa dijelaskan secara logika. Bahkan, orang-orang akan tertawa terbahak ketika mendengar lelucon yang memuakkan ini.
"Ya, lo aneh-aneh aja sih, masa bisa suka karena mimpi, itu namanya lo terobsesi sama dia, makanya langsung masuk ke alam mimpi. Ditambah lo suka kepoin dia, yaudah makin jadi lah." Ujar Doni menasehati sahabatnya.
"Tapi mungkin nggak sih, dia itu jawaban atas doa-doa gue? Perempuan baik yang ramah, baik, dan cerdas. Ya.. lo tau selama ini mantan gue gimana, manja lah, yang terlalu gaul lah. Udah saatnya gue cari sosok yang baik."
"Emang dia cantik sampai membuat lo begini? Biasa aja menurut gue." Sahut Doni mencoba mematahkan perasaan Fahmi.
"Senyumnya cantik banget, Don. Lo pernah liat kan, senyumannya?"
"Iya, tau. Lo maksa gue waktu itu cuma buat liat dia doang di depan gedung 2." Sahut Doni yang mulai kesal atas sikap sahabatnya yang berlebihan.
"Cantik, kan?" tambahnya.
"Iye, cantik.. Tapi masih cantikan Clara, Mi."
"Cantik itu relevan, lo tau itu, kan? Clara emang cantik, tapi Sella lebih cantik." Fahmi terkekeh lantaran ucapannya sendiri.
"Iya, Mi. Iyaa.."
"Kalau gue liat dia senyum, walaupun bukan buat gue, itu berhasil membuat gue bergetar, apalagi kalau dia senyum buat gue. Duh, gak bisa ngebayangin gue. Sayang dia cuek banget sama gue."
"Sok cantik banget dia cuek sama lo."
"Nggak tau tuh, gue juga gak ngerti."
"Tapi emang cantik, sih."
Fahmi tersenyum kemudian mengangguk.
Mungkin ini yang dinamakan jawaban atas segala doa. Melalui pertemuan alam bawah sadar, Fahmi dipertemukan oleh perempuan yang jauh dari dugaannya. Perempuan yang menyayangi keluarganya, cerdas, bertutur kata dengan baik, dan sopan ini telah mengguncang hati Fahmi.
"Tapi dia nggak suka sama gue, Don. Dia cuek banget sama gue. Padahal gue udah berusaha lembut banget kalau ngomong sama dia."
"Ya ampun, songong banget tuh, orang."
"Dia suka sama Deva deh kayaknya."
"Hah? Deva yang anak kost-an depan ini?"
"Iya.."
"Kok bisa?"
"Dikelas, dia duduknya samping Deva mulu, pernah tuh Deva rangkul dia."
"Yaudah cari cewek lain aja lah. Daripada lo nungguin dia sambil ngegalau gini? Cowok tuh bertindak, pantang menunggu!"
"Nanti kalau dia ternyata ada rasa sama gue, gimana?"
"Terus maksudnya, lo mau nungguin dia, gitu? Mending jadian lagi sana lo sama Clara daripada nungguin dia."
"Ah, gila, lo."
"Sekalian nge-cek, Sella suka nggak sama lo, kalau dia suka kan pasti dia galauin lo. Bukannya terbalas jadinya perasaan lo, Mi?"
Fahmi terlihat berpikir keras atas ucapan Doni. Ucapan asalnya Doni ada benarnya juga. Fahmi sudah gemas melihat sikap Sella yang bersikap acuh padanya. Ia harus memastikan, adakah rasa yang tersimpan di hati Sella untuknya.
***
Tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sun's Romance (Complete)
RomanceBagaimana bila kita jatuh cinta pada seseorang yang belum dikenal melalui mimpi? Bagaimana bisa aku mencintainya begitu dalam, saat dia mungkin tidak merasakan hal yang sama sepertiku? --- Sella: "Siapa dia?" Ujarku mengenali wajah laki-laki itu. "...