Kibum kini berada di kamar SHINEE dan menatap sedih pada namja tampannya yang masih pingsan sejak 2 jam yang lalu. Jinki kembali mengalami serangan dan kali ini ia tidak bisa menahannya hingga ia pingsan dihadapan Kibum tadi. Kondisinya sangat lemah, ia pasti terlalu lelah bekerja dan kankernya mulai bereaksi lagi. Meskipun sudah melakukan kemo, sepertinya membutuhkan waktu yang lama untuk menghilangkan kanker itu. Jika tidak berhasil maka Jinki harus dioperasi untuk pengangkatan kankernya meskipun hanya sedikit kemungkinan ia bisa sembuh. Kibum bersumpah jika ia akan menyelamatkan Jinki bagaimanapun caranya.
"Bangunlah.." ujar Kibum seraya mengusap rambut Jinki kemudian ia melirik map biru di meja nakas dan mulai mengambilnya. Kibum menghela nafasnya ketika melihat hasil X-ray terbaru Jinki. Dan paru paru kiri Jinki semakin menghitam atau bisa dikatakan memburuk.
"Bukankah harusnya kita makan siang bersama?" ujar Kibum seraya menatap Jinki yang kini belum siuman.
CEKLEK
Seorang namja paruh baya masuk ke dalam ruangannya dan Kibum pun menatap namja itu datar. Kibum pun akhirnya tahu jika dia adalah Appa Jinki saat membawa Jinki kesini. Tapi, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dengan anak yang dia sia siakan ini. Kibum bahkan enggan untuk berbicara pada namja ini karena dialah yang membuat Jinkinya seperti ini.
"Bagaimana keadaannya?" tanya Yunho menatap Jinki yang tertidur dan Kibum tersenyum miris pada Yunho.
"Hanya tinggal menunggunya siuman. Jadi, kau sekarang peduli padanya?" tanya Kibum dengan mata runcingnya yang menatap tajam pada Yunho yang kini menatap Kibum datar.
"Boleh ku tahu sebenarnya apa penyakitnya? Dia bahkan berkata agar aku menunggu kabar kematiannya? Kenapa? Apa yang terjadi pada anakku?" tanya Yunho pada Kibum dan Kibum kemudian mengalihkan pandangannya pada Jinki lalu mengusap wajahnya.
"Apa jika kuberi tahu segalanya kau akan menyesal?" tanya Kibum lagi seraya mengusap tangan Jinki dan Yunho semakin tidak mengerti dengan semua ini.
"Katakan padaku Dokter Kibum!"
"Baik akan kukatakan. Lee Jinki, seorang anak yang disia siakan sejak kecil. Dia butuh perhatian kedua orangtuanya dan bahkan orangtuanya tak sekalipun melihatnya. Dia frustasi saat remaja dan dia pun menjadi anak nakal yang suka minum minuman beralkohol juga merokok. Dan karena itulah, dia menderita penyakit kanker paru paru dan yang lebih parahnya dia tetap melakukannya meskipun tahu jika penyakit itu sangat berbahaya. Dan kini sudah stadium 4 bahkan aku sudah memvonis kematiannya selama 3 bulan. Apa kau terkejut?" tanya Kibum yang tiba tiba saja mengeluarkan airmatanya dan Yunho bahkan tak mampu berbicara dan hanya menatap anak satu satunya yang kini tidak berdaya.
"A-apa?"
"Yah.. begitu banyak penderitaannya sejak kecil. Orangtua tidak memperdulikannya sejak kecil, Umma yang meninggal karena dibunuh Appanya sendiri, hidup sendirian selama 3 tahun dan menderita penyakit yang mematikan. Ah! Dia pernah dipenjara karena suatu hal yang bahkan tidak ia lakukan. Apa kau pernah sekalipun memikirkan masa depannya? Apa kau tahu apa cita-citanya? Apa kau tahu apa keinginannya?"tanya Kibum dengan airmata yang sudah mengalir deras di pipinya dan Yunho tiba tiba saja meneteskan airmatanya mendengar penjelasan Kibum. Ada rasa menyesal didalam hatinya ketika mendengar semuanya terlebih lagi anaknya itu kini terbaring lemah dihadapannya.
"Jinki bahkan pernah berkata, apa sebenarnya yang orangtuanya cari? Kalian hidup serba berkecukupan bahkan Jinki punya atm sejak dini, untuk apa kalian terus bekerja bahkan di hari libur? Tidakkah kalian ingin melihat perkembangan Jinki? Cita cita Jinki menjadi seorang ilmuan. Tsk! Kalian bahkan tidak peduli dengan cita cita mulianya." ujar Kibum lagi kini tangisnya diselingi oleh senyum mirisnya pada Yunho yang makin menangis karenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
STAND BY ME
FanfictionKisah antara Lee Jinki yang jauh dari kata 'Beruntung' dan Kim Kibum yang berusaha semampunya untuk membantu Lee Jinki. "The greatest healing therapy is love and you." - Lee Jinki -