CHAPTER 3

786 22 4
                                    

Mengubah franda menjadi seorang muslimah? Bagaiman bisa? Bukankah franda adalh seorang nasarani yang taat??

***

Sudah lebih dari seminggu rafly menghindari franda. Setiap franda menghubunginya, rafly tak pernah merespon apapun. Franda mulai gelisah tentang hubungannya dengan rafly, dilain sisi keluarga franda telah melarang agar tidak lagi berhubungan dengan seorang yang berbeda keyakinan dengannya.

Kenapa begitu sangat sulit untuk menyatukan mereka? Kenapa harus ada penghalang yang sangat tinggi untuk hubungan mereka?

Franda tengah duduk di tepi jendela kamarnya, seraya menatap bintang. Dia menyatukan jari-jari tangannya dan mulai berdoa tentang hubungannya dengan rafly kepda tuhan. Franda berhenti saat ia mendengar suara seseorang yang membisikkan namanya

Franda menutup jendela kamarnya dan meraih jaket. Franda mengenakan jaket itu sambil terus berlari keluar kamar. Di ruang tamu beberapa keluarnya tampak tengah memanjatkan doa dengan sangat khusyuk, franda berjalan melewati mereka secara perlahan

Franda menghampiri rafly. "kamu kemana aja? Aq udh coba hubungin kamu tapi gak ada satupun yang kamu balas." Tanya franda seraya meraih helem yang rafly sodorkan kepadanya dan naik ke motor rafly.

"maaf ya. Sekarang kamu pegangan yang kuat, oke?" perintah rafly. Franda segera melingkarkan tangannya di sekeliling pingga rafly. Sudah seminggu lamanya mereka tidak merasakan kehangatan seperti ini.

***

Rafly menghentikan motornya di sebuah pantai yang sepi. Rafly menggandeng tangan franda untuk yang pertama kalinya dam membawa gdis itu agar duduk di sebuah ranting pohon besar yang langsung menghadap kearah sang rembulan.

"bulannya bagus yah"Tanya rafly. Franda tersenyum seraya menganggukkan kepala "iyah bagus"

Rafly menarik nafas sebelum menhembuskannya perlahan. "Nda, aku mau Tanya sesuatu ama kamu, jawab jujur yah?." Tanya rafly, franda membalas menatap rafly bingung dan menganggukkan kepalanya.

"kamu sayang sama aku?" Tanya rafly. Franda terkekeh sebelum menganggukkan kepalanya.

"tapi kita gak akan bisa bersatu nda, kecuali kamu mau masuk ke dalam agama aq." Ucapan rafly itu mampu mebuat franda terdiam sebelum ia berdiri dan menatap rafly tajam.

"kamu sayang sma aq" kali ini giliran franda yang bertanya kepada rafly. Rafly menggit bibir bawahnya sebelum ia menganggukkan kepalanya. " kalau kamu sayang ama aq, kamu mau masuk kedalam agama aq?"

Rafly membulatkan matanya. " sampai mati pun aku gak akan bisa keluar dari agama aku nda, astagfirullah"

"begitupun juga aku raf, aku terlahir sebagai seorang nasrani dan sampai mati pun aku adlh seorang nasrani" franda menekankan ucapannya

"kita gak akan bisa bersatu, harus ada salah satu yang mengalah, dan maaf aku gak bisa khianatin agama aku sendiri." Ujar rafly dengan penuh keyakinan

"aku juga gak mau khianatin agama aq raf." Ucap franda dengan lirih. Rafly menatap gadisnya itu dengan lembut sebelum ia menarik gadis itu kedalam pelukannya. "maaf karena hubungan kita udah berjalan sejauh ini" ujar rafly

Franda terisak. Dia mulai menagis. Mengapa semuanya berjalan begitu sangat sulit? Kenapa dia tidak bisa bersama dengan seseorang yang sudah mengambil alih seluruh dunianya?

Franda membalas memeluk erat rafly dan berkata lirih "bukan salah satu dari kita yang mengalah raf, tapi kita berdua yang harus mengalah." Rafly mempererat pelukannya dan memebnamkan wajhnya di pundak gadis itu. "ya bukan salah satu dari kita. Tapi kita berdua"

Mereka masih berpelukan erat seakan tidk mau melapaskan pelukan masing-masing. "ini akan jadi kali terakhir aku memeluk kamu, Nda" ujar rafly dengan lembut

"ini juga akan jadi kali terakhir aq ngerasain kehangatan tubuh kamu" franda mebalas. Franda sekarang menangis. Sedangkan, rafly? Rafly sudah mulai berkaca-kaca. Bayangkan saja, di saat mereka tengah berbahgia atas kebersamaan mereka, tiba-tiba mereka harus berpisah. Perpisahan atas perbedaan mereka yang terlalu menyiksa.

"aku gak akan ngelupain kamu, selamanya kamu akan ada di hati aku." Bisik rafly di telinga franda yang membuat franda semakin terisak.

"aku.. juga.."franda menjawab dengan nada sedih yang amat kentara

"kasi aku kesempatan untuk memeluk kamu lebih lama yah, karna aku gak akan merasakan pelukan ini lagi nanti" lirih rafly tersenyum sedih. Franda terdiam

Mereka berpelulkan selama beberapa menit sampai akhirnya mereka saling menjauhkan diri. Franda menundukkan kepala dan menghapus air di sekitar matanya. Rafly menatap gadis itu dengan kalut. Dia tidk mau berpisah tapi, mereka harus berpisah.

"kita masih bisa menjadi teman kan? Gak ada larangan untuk berteman selagi kita berbeda kan?" franda berujar dengan nada ceria yang berusaha ia buat. Rafly tersenyum tipis dan menganggukkan kepala. Keduanya saling tersenyum sebelum akhirnya tertawa. Bukan tawa bahagia tapi tawa kesedihan.

Mungkin jika perbedaan hanya perbedaan manusiawi, mereka msih bisa bersatu tapi, bagaimana dengan perbedaan keyakinan?

THE END

















akhirnya cerita abal-abalan ini selesai jugaaaa......

VOMENT NYA DI TUNGGU YAH GAYS

PERBEDAANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang