Chapter 8

3.3K 189 3
                                    

Di jalan, meski gerimis mulai turun Hinata terus berlari hingga hujan deras mengguyur tubuh kecilnya pun tak membuat Hinata menghentikan langkahnya. Ia tak tahu harus kemana, ia tak menghiraukan keadaan janinnya, ia ingin hal yang ia lihat tadi hanya mimpi. Sungguh!

Hinata tak percaya dengan apa yang baru dialaminya. Ia benar-benar mengira Naruto untuknya seorang, Naruto hanya mencintainya. Ya! Hanya Hinata. Tapi mengapa Naruto mengatakan itu pada Shion?

Bukankah ini hari ulang tahun Naruto? Dan harusnya ini adalah moment bahagia mereka berdua karena adanya nyawa kecil di dalam rahim Hinata? Tapi mengapa ini yang terjadi?

Dengan pikiran penuh, Hinata menangis hingga ia tak bisa melihat sekelilingnya atau tempatnya berpijak sekarang. Sama seperti mobil berkecepatan tinggi itu, juga tidak dapat melihat pemandangan di depannya dengan jelas, karena hujan turun semakin deras.

Tiba-tiba suara decitan rem berbunyi sangat keras, seakan dipaksa untuk berhenti, namun takdir berkata lain...
Mobil tetap menabrak seorang wanita yang tak lain adalah Hinata.

@Rumah Sakit Konoha

Hinata membuka matanya, putih. Tak lama seorang berbaju putih memasuki ruangan dan memeriksa Hinata.

"Syukurlah kau siuman, istirahatlah yang cukup karena kau nyaris kehilangan janinmu Hinata" Tutur Tsunade

"Ma-af... Tsunade-sensei, bolehkah aku meminta tolong padamu?"

"Apa yang ingin kau tanyakan?"

"Bu-bukan, bolehkah aku meminta selembar kertas dan tintanya?"

"Baiklah"

Sekuat tenaga ia gunakan untuk menulis sesuatu dikertas itu sampai menitikkan airmata namun segera dihapusnya mengingat ia tak sendirian. Lalu ia berikan pada Tsunade.

"Aku.. Titipkan i-ini untuk Naruto ya" Ujarnya bergetar menahan tangis

"Baiklah, akan aku berikan pada si bodoh itu"

"Terima kasih banyak Tsunade-sensei"

"Tak apa, istirahatlah"

***

"Naruto... Naruto.." Hinata mengigau

"Hinata, aku disini" Sambil membelai puncak kepala Hinata

"Ah, maaf Sasuke"

"Tenangkan dirimu Hinata-sama"

"Hiks, Naruto... Naruto melamar Shion..." Airmata Hinata tumpah membuat Sasuke menggenggam tangan Hinata, menguatkan mentalnya, bahwa ia tidak sendirian.

"Aku memang tak pantas berada disamping Naruto. A-aku memang tak berharga dimatanya. Aku memang jauh dari sempurna dibanding wanita-wanita lain. Aku menikah dengannya hanya akan menambah bebannya. Aku tak berguna!"

"Apa yang kau ucapkan itu tidak benar Hinata, percayalah"

"Mungkin kebahagiaannya bukan denganku. Tugasku telah selesai Sasuke, aku sudah menemaninya sampai ia menemukan pasangan terbaiknya. Ijinkan aku beristirahat... Sekarang.. A-ri-ga-tou Sasu.." Ucapan Hinata terputus sama halnya dengan tangan yang masih digenggam oleh Sasuke semakin lama semakin melemah.

"Hi-Hinataaa!"

***

Not With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang