"duo"

299 9 1
                                    

Pagi itu aku terbangun karena riuhnya tetesan air hujan yang jatuh tapi aku enggan untuk membuka mata , kurasakan suana hujan sembari tetap berbaring .

karena dinginya tak tertahankan . Ku rasakan tetesan air itu semakin mengecil dan hujan telah usai , aku beranjak membuka jendela dan terlarut dalam aroma tanah setelah hujan ,

sejenak terdiam merindui senyuman itu , aku biarkan jendela itu terbuka dan beranjak keluar ,

aku mencium aroma kopi yah itu kopi seduhan warung depan . Aku sedikit meluangkan waktu untuk menyeruput kopi bersama bapak sebelum bapak pergi bekerja ,

Di kedai kopi ini aku ngopi dengan orang orang tanpa alas kaki , dengan mereka yang bajunya basah kringat , mereka yang kulitnya hitam , mukanya yang banyak kerutan dan mereka yang hanya punya sedikit waktu untuk berbincang bincang,

Aku beranjak pulang dan meraih ponsel di meja dekat sofaku , dari tadi pagi ponselku berbunyi tapi aku malas mengambilnya , wajahku tercengang melihat pesan inge , pesan itu mengatakan dia mengajaku ke labuan bajo , memang aku sering sekali ke labuan bajo tapi baru kali ini aku di ajak olehnya , aku membalas pesanya dan langsung begegas ke kamar mandi.

Aku memutar kunci jeep ku dan perlahan menyetirnya dengan hati hati sembari menyusun kata kata ,

Aku berencana memberanikan diri untuk menembaknya tapi aku benar benar tak yakin denngan keputusanku fikir ku sembari memarkkirkan mobil tepat di depan rumah inge , terlihat inge telah berdiri di depan pintu beranjak menemui diriku , dan aku dengan lembut mempersilahkan masuk dalam mobil ku .

" kenapa kamu ingin kesana diak , menurutku pasti kamu sudah sering kesana ?" tanyaku

" memang sering sih uda , tapi tempat itu menenangkan , uda diam diam banyak yang ngeFans ya temen-temen ku ngefans dengan uda" ucapnya

" ha? Fans? Aku bukan artis adiak " jawabku singkat

" uda kan selebgram apa bedanya dengan artis ?" ucapnya konyol

" gak mau di bilang seleb , aku orang biasa " ucapku

" iya iya uda , da kamu itu sosok orang yang selalu periang seperti orang yang tak memiliki masalah sejak aku kenal , apa beneran gak pernah punya masalah atau gimana sih da  "

" sebenarnya semua orang termasuk aku memiliki jutaan masalah dalam hidup , tapi mulutku tak mengetahuinya . sebab itu aku selalu tersenyum " ucapku sambil ketawa

Dia hanya mencubitku sembari tertawa , aku memperhatikan ketika inge ketawa , dia termasuk orang pendiam tapi aku tak tau sebabnya kenapa ia bisa tertawa seperti itu , itu meyakinkan ku bahwa dia nyaman denganku .

Sesampainya di sana dia langsung menari nari seakan dia sedang bercerita ke dunia bahwa dia bahagia , aku hanya membiarkanya dan terkadang memotret tingkahnya yang lucu , aku beranjak duduk di atas batuan sembari menikmati birunya lautan dan pulau pulau kecil di labuan bujo ,

Sesekali melihat komodo yang berjalan menemui komodo lainya , mungkin komodo itu seperti halnya aku sedang jatuh cinta ,seketika itu inge duduk di sebelahku dia terdiam dan sesekali memberikan senyuman itu , aku memandangi wajahnya yang menyimpan berbagai keluh kesah itu , aku kira dia tau sedang aku pandangi dia menoleh dan aku tetap saja memandanginya , kini wajahku saling memandangi , semoga inge cukup peka melihatnya

"Bisakah keramaian ini menyamarkan rinduku padamu yang datang diam-diam ,pelan-pelan , satu demi satu. Bisakah hinggar bingar ini menutup gelisah atas pertanyaan-pertanyaan yang tak ditemukan jawaban menyangkut ketidak pastianmu "

" apa maksud kamu da?"

" aku bosan sendirian berhadapan dengan segelas kopi hitam , tak usah lah ku jelaskan ku kira kau bisa paham "

"maaf da,,,"

Maaf . itulah yang terlontar dari bibir itu . lalu , aku hanya meng-iya-kan tanpa harus mengelak . tak perlu ia jelaskan aku paham.

" kita pernah terpaut dalam satu rasa namun tidak dalam satu takdir .. kita pernah berpegangan dalam satu haluan namu tidak pada persimpangan , memiliki rasa namun saling mengembalikan kala berkeras kepala ,
kita pernah berada dalam satu pangung namun bermain dalam drama yang berbeda ,
kita pernah saling membahagiakan namun tidak saling mempertahankan ,
kita pernah saling berbincang hanya untuk saling membungkam .

Kita pernah.. kita pernah serumit itu genta"

Kepalaku tertunduk lemah di hadapanya mulut ku terbungkam ,
Aku tak bisa berkata apapun, kali ini inge mendekap kepalaku dan aku tetap terdiam , aku tak tau apa yang harus aku perbuat .

" Tak usah kau dera dirimu dengan kesakitan , cukup saling menyadari petingkah pribadimu dan pribadiku tuk disatukan , sekiranya penting , biarlah waktu yang menjawab . karena teramat perih jika membuat rajutan ini terjalin hanya untuk terputus"

Waktu berjalan sangat cepat , tapi aku merasa aku tertinggal oleh waktu. Malam ini tak lagi tentang kopi dan lantunaann gemuruh tawa.
Sesekali aku mencoba menyepi , menyudut pada satu tempat ,
Aku merasa ada yang mengliat dalam diriku ia adalah rindu yang berdebu dan kenangan yang ingin di ajak berbincang,

sepi tak selalu sunyi karena canda tawa masih silam dan masih abadi disana , dan kini aku pura pura tak mengerti tentang langit hitam , bintang , bulan , hingga aku dan dia saling mengecap rindu.

Dan pada akhirnya malam hanyalah tentang memeluk atau berangan. Memikirkan tentang sedikit perihal konyol yang sering dia lakukan sembari tertawa lepas didepanku , kini biarlah doa yang mewakili semoga tengadah tanganku mampu menjaganya dari kejauhan.

"gen, kenapa kau ? ayolah ikut ngopi bersama kita-kita " ucap seorang teman yang sejak tadi memperhatikan ku dan kini ia memberanikan diri mendekati diriku untuk hal itu ,
Aku berfikir untuk bergabung dengan teman-temanku sekedar untuk mengalihkan sedikit pilu yang aku rasa , bukan berarti aku menolak perkara-perkara pilu itu ,

Aku tetap membiarkan beberapa kenangan leluasa singgah di sudut ingatan hanya ingin menyembunyikanya.

sejenak aku menikmati secangkir kopi hitam yang menurut ku kopi penawar rindu , penawar pilu .
sembari guyonan guyonan kecil yang sedikit merisaukan tetanga , tetapi tak apalah tak terlalu gelegar.

" apa gue kata , sekali kau gabung dengan kita-kita lupa tuh yang bikin kau sedih " ucap temanku disertai tawaan kecil

"iya tuh lupa kalo dirinya di tinggal kawin ,hhha" lanjut temanku jahat, aku hanya tertawa mendengarnya mungkin saat ini itu perihal lucu tak tau esok atau lusa.

Aku tak pernah meremehkan segala perihal , termasuk guyonan  .
karena apa ? ,ini adalah hasil perpaduan antara secangkir kopi hitam lekat yang berpadu dengan nikotin dan zat-zat lainya yang lantas terbahak kala selaput mata kalayak banyak terpejam ,

Ini hasil yang sering kutertawai yang kini harus kutangisi karena merindukanya dan banyak hal sederhana di dalam hidup ini yang bisa memberi arti lebih dalam tentang harimu , membangunkan indera, menenagkan jiwa , menyunggingkan senyum.

" hey lihat , kopimu hampir dingin. Tak usahlah berseteru perkara mantan kekasih, karena perihal itu kita tak pernah sepakat . lebih baik kita membicarakan caramu menyeduh kopi malam ini.
Menikmati tiap sesapanya, lalu aromanya yang mengepul terbang bersama asap nikotin , harum. Tak usah memperpanjang kecemburuanmu , tegus saja kopimu kalau tak mau ku eksekusi cangkirmu" ucap temanku

Sajakmu & Kopi HitamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang