Tao tidak bisa benar-benar fokus pada latihannya. Berkali-kali tongkat wushu nya terjatuh. Pantang menyerah Tao mengambil kembali dan mencobanya lagi. Ia sudah banyak lupa dengan dunia martial art yang pernah ditekuninya.
"Istirahat dulu. Kau butuh latihan untuk fokus." kata Kris sambil mengambil tongkat wushu milik Tao yang terjatuh untuk kesekiankalinya.
Tao menghela napas panjang. Ia meminum air mineral yang diberikan oleh Kris.
"Sepertinya aku harus latihan fisik lagi." ungkap Tao.
"Ya. Coba lari beberapa putaran. Latih konsentrasimu." saran Kris.
"Ne. Semangat!!!" Seru Tao, lalu memulai dengan lari kecil memutari lintasan lari di gedung olahraga.
Fokus. Ia berusaha untuk berkonsentrasi pada lintasan lari. Satu dua tiga putaran sudah ia lalui. Badannya mulai berkeringat, pelipisnya meneteskan keringat. Napasnya tersengal seiring dengan lajunya yang mulai memelan. Ia sudah sampai kembali pada start awal, Kris menunggu disana.
"Feel Better?" tanya Kris sambil memberikan handuk kecil pada Tao.
"Haaah... Haaah... Thanks." napas Tao tersengal. Sudah lama ia tidak berolahraga.
Kris mulai berkemas saat Tao sudah selesai dengan pemanasannya.
"Aku harus pergi, Tao." pamit Kris sambil mengambil tas hitamnya.
"Ne. Thanks untuk hari ini." ucap Tao.
"Kau ingin pulang dengan ku atau?"
"Tidak. Aku masih ingin disini. Nanti aku naik bus saja"
"Okay."
Kris pergi meninggalkan Tao.
Tao memutuskan untuk mandi dulu sebelum pulang, hari ini ia pulang naik bus, ia tidak mau bau di tempat umum.
Tao mandi di kamar mandi gedung olahraga.
.
.
.
Jisoo melihat jam tangannya, sudah sore menjelang petang. Tugas artikel masih belum selesai, ia sangat lelah hari ini. Mungkin mencuci muka akan mengembalikan kesegarannya. Kelas Jisoo dekat dengan gedung olahraga, ia berjalan menuju toilet gedung olahraga. Di gedung olahraga hanya ada satu ruang toilet, tidak ada pemisah antara toilet pria dan wanita, bukan masalah, lagipula Jisoo hanya membutuhkan air dari wastafelnya saja.Ia melihat ada tas di luar toilet, terdengar ada yang sedang menyalakan shower di dalam sana. Jisoo tidak perduli. Ia melihat pantulan dirinya pada cermin, ia mulai memutar kerannya, mencuci tangan lalu perlahan membasahi wajahnya. Kim Jisoo menghela napas, minggu ini tugas sangat menumpuk, ditambah lagi ia satu kelompok dengan orang yang tidak berguna sehingga Jisoo terpaksa mengerjakan tugas artikelnya sendirian. Tapi sebenarnya itu bukan salah Tao, Jisoo sendiri yang menolaknya dan beralasan bahwa tugasnya sudah selesai. Setidaknya walaupun lelah, itulah yang terbaik. Mengerjakan tugas dengan Tao samasekali bukan ide Bagus.
Pintu kamar mandi terbuka. Jisoo melihat pria bertelanjang dada yang sedang menggosokkan handuk pada rambut basahnya.
Jisoo terbelalak, mengapa ia harus bertemu lagi denga Tao? Ia langsung membuang muka dari cermin dan memejamkan kedua matanya.
"Oi... Apa yang kau lakukan disini, Jisoo?" tanya Tao enteng. Ia samsekali tidak menyadari kecanggungan Jisoo karena melihatnya bertelanjang dada.
"Kau mandi di sini? Kurang kerjaan!" kata Jisoo masih memejamkan matanya tanpa berbalik, tetap pada posisi semula.
"Aku habis olahraga. Kau sendiri?"
Tao memang tidak peka, ia masih berdiri dibelakang Jisoo dan menanyai hal tidak penting.