???

346 59 0
                                    

"Zitao!!!  Kau ini orang apa jerapah, sih? Satu langkah dua meter?! Agh!!! Yang benar saja?!" cercau Jisoo pada Tao yang berlari mendahului nya.

Dengan napas yang tersengal-sengal Kim Jisoo berusaha untuk mengimbangi pria di depannya itu. Sulit terkejar.

"Aiisshh!!! Kau biacara apa sih? Ayo siput... Kejar aku!!! " Seru Tao lebih mempercepat larinya.

Kesal di katai 'Siput' Jisoo malah berhenti dan duduk di atas rumput. Ia mengambil botol minumnya, lalu meminumnya dengan sekali napas.

"Joging macam apa seperti atlit lari yang sedang berlatih untuk olimpiade. " gerutu Jisoo sambil memandangi Tao yang semakin menjauh.

Beberapa menit kemudian pria itu kembali, sambil berlari.

"Oii... jisoo, kau meninggalkan ku, eh?" kata Tao sambil mengambil posisi duduk di samping Jisoo, Pria itu meluruskan kedua kakinya.

"Seharusnya itu pertanyaan untukmu. "

"Kau lambat sekali."

"Maklum saja, aku kan bukan jerapah pelari seperti kamu. " jawab Jisoo jutek.

"Baiklah Nona siput, terserah kau saja."

Bugh
Bugh
Bugh

jisoo memukuli bahu Tao.

"Aggghh... Kau jahat sekali sih?" kata Tao sambil mengusap bahunya.

.
.
.

"Aku harus di pukuli dulu baru mendapat traktir an ya?" Tanya Tao yang masih mengingat pukulan Jisoo tadi.

"Jangan banyak bicara, makan es krim mu." perintah Jisoo.

Tao dan Jisoo terdiam sambil memakan es krim yang di pegangnya masing-masing. Sesekali Tao melirik Jisoo, gadis itu sangat galak dan manis di waktu yang bersamaan. Jisoo pun melirik Tao saat pria itu sedang fokus pada es krim nya, Tao ternyata baik juga.

"Jisoo... Ada yang ingin aku tanyakan. " Tao memecah keheningan.

"Hm?"

"Waktu itu, mengapa kau menangis?"

Jisoo menghentikan aktifitas makan es krimnya. Ia berpikir untuk menjawab pertanyaan Tao. Apa harus di katakan?

"Aku juga ada pertanyaan untukmu." Jisoo membalikkan serangannya.

"Haaahh... Kebiasaan. Selalu membalikkan." desah Tao, lalu kembali makan es krim.

"Apa aku selalu begitu?"

Tao mengangkat bahu untuk menjawabnya.

"Aku menangis karena sedih. Sudah, itu saja." Singkat, padat dan tidak jelas.

"Suatu hari kalau kau bersedia untuk bercerita, aku siap mendengarkan."

Jisoo mengangguk. Mungkin suatu hari Jisoo akan menceritakan semuanya pada Tao. Tapi... Kali ini ia sedang membutuhkan obat, bukan hanya sekedar pendengar.

"Apa yang ingin kau tanyakan?" kata Tao.

"Mmm... Aku ingin tahu tentang... "

"Tentang?"

"Mengapa kau menjadikan foto ku sebagai wallpaper di ponsel mu?" tanya Jisoo tanpa ragu.

Huang Zitao tersedak es krim yang dimakannya sendiri.

Harus menjawab apa???

Smartphone CharmingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang