asrama 15

4.7K 466 38
                                    

Dengan memastikan tiada siapa diblok akademik tingkat 2 , Faisal menapak ke stor bilik guru sendiri . Dia bersiul senang hati .

Sesampainya dihadapan pintu bilik tersebut , Faisal berdiri tegak disitu .

Disentuh perlahan permukaan pintu itu .

" Jangan risau . Aku akan selamatkan kau ... " ujarnya kemudian tersenyum sendiri . Jarinya masih lagi bermain2 pada kayu pintu itu .

" Kau beritahu saja pada aku apa yang kau mahu aku lakukan , pasti akan aku tunaikan , " sambungnya pula .

Seketika kemudian , terdengar bunyian dari dalam , Faisal mengukir lagi senyuman . Bunyi yang entah dia sendiri tidak tahu , tapi cukup senang baginya mendengari itu .

" Hancurkan budak itu , "

Mudah sekali .

Faisal menyinsing bajunya . Raut wajahnya tampak begitu bertekad . "Jangan risau . Aku akan lakukan ianya sekarang , " dia terus bergerak ke bilik sakit dengan pantas .

*

Asyikin menyusun ubat ubatan yg diterimanya dihospital sebentar tadi di atas meja . Dia kembali bersandar dikatil .

Kakinya masih berbalut . Wajahnya ? Persis baru lepas dirabak . Bila ada yg bertanya mengapa dia jdi begitu , hatinya seakan mahu meluah segalanya namun- tubuhnya sama sekali tidak bekerjasama .

Mungkin perasaan trauma menghantui dirinya . Dia termenung lagi .

Teringat nama Faisal yg dipetik lembaga tersebut , dia berasa hairan .

" Aku menyakiti Faisal ? " soalnya sendiri .

Tiba2 , pintu bilik sakit dihempas dari luar secara kasar . Kelibat Faisal yang muncul dengan wajah yang bengis mengejutkan Asyikin .

" Faisal, awak buat apa dek..- " katanya terhenti apabila Faisal meluru mendekati katilnya .

Bersama api kemarahan , tangannya menarik dan memaksa Asyikin turun dari katil bilik itu lalu dihentak badan gadis itu pada dinding .

" Fais...- " bicaranya terhenti lagi pabila Faisal mulai mencekiknya .

Asyikin cuba memboloskan dirinya dari pegangan Faisal yg begitu kuat .

Nafasnya mulai pendek , air mata turut mengalir laju . Wajah Faisal yang terhias jelingan benci itu dipandang dengan penuh sayu .

Ini , bukan Faisal yang aku kenal .

*

Naim memandang tepat ke arah Maryam . Serentak itu terasa bulu romanya berdiri tegak .

" Kakak Zetty yg hilang ..... adalah pelajar yang mati dibilik guru ... "

Maryam meraup mukanya . Fail lama itu ditutup kembali .

" Aku pernah nampak , Faisal tulis nama Aqilah pada buku catatannya ," ujar Maryam memberitahu segala yang diketahuinya.

Naim setia mendengar .

" And aku pernah jugak nampak Syikin dapat satu sticky note pasal jangan dekati Faisal , " sambungnya lagi .

" But at the first point , Faisal adalah satu2nya orang yang tahu pasal Aqilah , " rungkai Maryam kemudiannya .

" Kau tak rasa something pelik ke between semua ni ? " Maryam mula bersoal sendiri .

Jika dilihat daripada raut wajah Naim , tampak seperti ia sedang memikirkan sesuatu .

Keadaan dibiar tegang .

PENJAGA ✔Where stories live. Discover now