Bab 1

122 14 2
                                    

kring..kring..kring..

bunyi alaram jam waker itu membangunkan seorang gadis cantik yang sedang terlelap tidur.


"ish berisik banget sih"


gadis itu langsung terbangun dari tempat tidurnya dan mematikan alaram yang dari tadi berbunyi, lalu gadis itu melirik jamnya, tiba-tiba mata gadis itu tebelalak hingga mata cokelat madu nya sangat terlihat jelas


"masih jam 5 pagi, siapa coba yang nyalain alaram jam 5?! gue kan biasa masang jam 5:30, ini sih kepagian banget. udah lah gua tidur lagi aja,gerutu gadis itu.


Lalu berlanjak kembali ke tempat tidurnya dan menaruh jam waker nya dinakas meja rias.
Baru saja dia ingin menutup matanya terdengar suara ketukan pintu..

tokk..tokk..tokk


"Tasya sayang, ayo bangun nak. Kita solat shubuh berjama'ah"  Teriak seseorang dari balik pintu kamar gadis itu.


Iya tepat sekali, nama gadis yang memiliki mata cokelat madu,berambut pirang, tubuh ideal itu adalah Anatasya Putri Edillia,seorang gadis remaja yang kini usianya baru menginjak 18 tahun yang masih duduk di bangku kelas XI.


Tasya seorang gadis cantik tidak heran bila banyak laki-laki yang berusaha mendekatinya, dia adalah anak dari seoarang pengacara terkenal dan designer ternama,


Papanya bernama Dian Hardian Kusuma dan bundanya benama Devina Angelina Putri semua keluarga mereka berasal dari negara Amerika. Tasya juga disekolahkan disekolah yang cukup elit dan sekolahan itu pun milik papanya sendiri, tetapi tasya tidak pernah meninggikan derajatnya walaupun itu sekolahan milik papanya dia tetap ramah dan rendah hati.


"iya bunda ini tasya udah bangun kok" jawab tasya sambil menahan kantuknya.


Akhirnya pun gadis itu beranjak dari tempat tidur, dengan melangkahkan kakinya gontai karena masih mengantuk


cklek..


Tasya membuka pintu kamarnya dengan raut muka yang cemberut, dan dihadapannya berdiri seorang perempuan paruh baya yang masih terlihat cantik dan putih merona.Perempuan itu tersenyum manis melihat Tasya sambil menautkan kedua alisnya yang hitam


"loh ko kamu cemberut gitu, ga bagus lah senyum dong biar makin cantik anak bunda" rayu Devina

BarsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang