Bab 4

32 3 0
                                    

Mereka pun keluar dari ruang BK kecuali Tasya, ya karena bu Susan menyuruh Tasya untuk tetap diruangan itu.

Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke kelas, karena sekarang sudah bel pergantian jam pelajaran jadi mereka sudah boleh masuk lantaran sudah bukan pelajaran Bu Rusuh.

Sepanjang koridor mereka semua terdiam lemas, karena memikirkan sahabat nya itu yang sedang terpenjara di ruangan BK, mereka takut Tasya terus membantah nasihat dari gurunya apalagi bundanya akan datang. Karena mereka tahu betul sikap Tasya seperti apa, keras kepala.

"Ishhhh gue kepikiran Tasya tau, gue takut dia tiba tiba dikeluarin"

geram Zyana menghentikan langkahnya dan duduk dibangku koridor, lalu diikuti oleh Adara dan Sindy

"iya, sama gua pun berfikiran kaya gitu, lagian dia keras kepala banget sih, ya bener jugaa kita salah harusnya Tasya ngalah dulu lah, lah ini? Malah nambah bikin Bu Susan naik darah, ketambah lagi emak nya mo dateng" cerocos Dara mengacak ngacak rambutnya frustasi

"keluar dari mana An? Dari BK ? Ya bagus lahh, biar Tasya bise cepetan nyamperin kita, ko muka muka lo pada kaya ga seneng gitu sih"

Ucap Sindy polos yang hanya diberi jawaban muka datar oleh Zyana dan Dara

"kalo gue nanya jawab kek kali-kali, irit amat tu mulut" cecar Sindy kembali merenggangkan tubuhnya yang terasa lelah

"ish Sin tau ga sih?"

"ngga"

"ya gua belom ngomong, makanya lo diem dan dengerin baik-baik"

Ucap Dara geram sekali karena sikap konyol Sindy kambuh kembali , lalu Dara menghadapkan tubuhnya lurus menatap Sindy, gadis itu pun sama melakukan hal yang serupa dengan Dara, terlihat serius. Zyana hanya menggelengkan kepalanya pusing terhadap sikap 2 sahabat nya yg konyol. Bagaimana bisa dia bertahan dengan sahabat macam mereka.

"Tasya, sekarang lagi diruang BK dan sekarang dia lagi diintrogasi pasti sama 2 perempuan yang cukup menyeramkan yaitu Bu Susan dan Bundanya Tasya."

Sindy hanya mengangguk anggukan kepala nya dan sorot mata serius kepada Dara

"Nah, gue sama Zyana takut kalo misalnya Tasya dikeluarin dari sekolah ini, lantaran lo tau Tasya kan gimana?" jelas Dara

"Tau lah Dar masa gue ga kenal temen sendiri sih, kadang aneh deh lo" jawab Sindy polos masih dengan tatapan serius

Dara menghela nafas nya gusar, kenapa dia harus memiliki sahabat yang polos nya melebihi Bayi eh gadeng masa bayi

"Ya Allah tolongin Dara ya Allah, Dara gakuat Dara cape ya Allah" batin Dara yang kini memasang wajah kesal nya

"dengerin gue dulu Ndy gua belom selesai ngomong"

"oh oke lanjutkan"

"maksud gue itu bukan kenal orangnya tapi sifatnya, lo tau kan sifat Tasya itu keras kepala batu kalo dibilangin, dan yg dikeluarin itu bukan dari ruangan BK tapi dari sekolah, paham?" tanya Dara serius

"hemm terus terus?"

"ya gaada terusan lagi lah orang cuma segitu penjelasan gue"

"oh oke"

Jawab Sindy enteng sambil mengatur posisi nys kembali seperti semula

"what? Jawaban lo cuma gitu doang? Demi apa? "oh oke" gitu doang? Gue dari tadi jelasin panjang kali lebar kali tinggi, jawaban lo gitu? What the fuck Ndy." geram Dara menghela nafas gusar sambil menghentak hentakan kaki nya ke lantai

BarsyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang