Suasana sejuk sore itu membuat Lisa dan Jisoo betah berada di taman belakang rumah Lisa dan Jungkook dan meninggalkan para pria yang sedang bermain dengan Minjoong di ruang tengah.
“Mengurus bayi apa tidak repot?” Ujar Jisoo
“Jujur pasti repot. Tapi jika sudah melihat bayi itu tersenyum atau melakukan tingkah menggemaskan, pasti rasa lelah itu langsung hilang” Ujar Lisa lalu tersenyum mengingat tingkah menggaskan bayi Minjoong.
“Aku masih penasaran bagaimana bisa kalian yang merawat Minjoong? Bukankah ada keluarga Jungkook yang lain, yang lebih dewasa?” Jisoo bertanya dengan hati-hati agar tidak salah bicara.
“Eomma mertuaku hanya dua bersaudara, hanya dia dan ibunya Minjoong. Dan ibu mertuaku tidak ingin anak-anak dari adiknya di rawat oleh orang lain. Makanya ibu mertuaku yang mengambil keponakannya saat ibu mereka meninggal.” Jelas Lisa.
Jisoo menegakkan tubuhnya lalu melirik Lisa dari samping. Dia masih tidak paham dengan kisah keluarga suami sahabatnya itu.
“Jadi Minjoong memiliki saudara? Dan Ayahnya kemana? Masih hidup bukan?”
Lisa mengangguk membenarkan ucapan Jisoo. “Ya. Kakak perempuan. Dia ikut dengan orang tua Jungkook ke luar negeri. Dan Ayahnya, kata Jungkook Ayah Minjoong itu suka mabuk-mabukan dan selalu menyiksa ibu Minjoong jika keinginanya tidak bisa terpenuhi. Makanya Ibu mertuaku tidak membiarkan ayahnya merawat mereka.” Ucap Lisa sedikit berbisik.
“Tapi kenapa Minjoong juga tidak ikut dengan mertuamu ke luar negeri?” Ujar Jisoo. Karena di fikirannya kenapa hanya kakak Minjoong yang di bawa keluar negeri dan bayi itu tinggal di Korea di rawat oleh sepupunya.
Lisa menarik nafas lalu membuangnya dengan kasar. Dia paling sensitif dengan pertanyaan ini dan saat Jungkook mencerikan kejadiannya bahkan sampai menangis.
“Jadi, Kakak perempuan Minjoong itu tidak suka dengan adiknya. Karena menurutnnya Minjoong yang telah membunuh ibu mereka, karena eonni tahu kan ibunya meninggal saat melahirkan Minjoong. Bahkan Jungkook pernah mendapati kakak Minjoong itu mencubit adikya, bahakan dulu bayi itu belum genap satu bulan..” Lisa berhenti sejenak untuk mengambil nafas karena dadanya mulai sesak.
“Karena sering menyakiti adiknya. Akhirnya kakak Minjoong terus di awasi, Minjoong juga mulai di jauhkan dari kakaknya. Tapi, suatu hari semua orang sedang sibuk. Ayah Jungkook sedang di kantor, Jungkook masih sekolah saat itu, dan Eomma Jungkook sedang memasak di dapur. Eomma berani meninggalkan Minjoong di kamar karena kakaknya sedang pergi bermain dengan anak-anak tetangga.”
“Dan saat di dapur Ibu mertuaku mendengar Minjoong menangis sangat keras. Eomma panik dan langsung meninggalkan masakannya. Dan Kau tau apa yang terjadi?” Ucap Lisa. Dan Jisoo mengangguk cepat menunggu lanjutan cerita Lisa.
“Minjoong di dorong dan jatuh dari ranjang. dan tangan bayi itu penuh memar bekas cubitan kakaknya. Minjoong bahkan sempat di bawa ke rumah sakit dan di rawat beberapa hari. Eonni bayangkan saja kalau seusia kita jatuh dari ranjang masih sakit. Apalagi bayi seperti Minjoong” Lisa mengakhiri ucapannya karena suaranya sudah bergetar menahan tangis.
Jisoo terdiam. Ia tidak bisa membayangkan Minjoong yang masih bayi sudah dapat perlakuan seperti itu dari kakak kandungnya. Sebenarnya Jisoo masih ingin bertanya, tapi karena suasana sedang tidak memungkinkan. Jadi ia menyimpan dulu rasa penasarannya.
“Baby Minjoong.. Aku sampai ingin menangis membayangkan itu semua” Ucap Jisoo menepuk-nepuk dadanya karena meresa sesak.
“Aku jadi ingin melihat Minjoong. Lis, ayok kita masuk” Jisoo berdiri dan melangkah masuk ke dalam rumah meninggalkan Lisa yang masih duduk di bangku taman itu.