1. Gomen

5.6K 235 29
                                    

NaruHina Fanfiction
Naruto belongs Masasshi Kishimoto
Genre Hurt, Family, Tragedy, Romance
~•~

Hinata terduduk memunggungi Naruto yang terlelap. Tatapannya beralih pada sebuah pil yang Naruto berikan padanya. Pil pencegah hamil. Haruskah ia menelan pil itu?

"Ba-bagaimana ini?" gumamnya, pipinya merah bukan karena malu atau apapun, turun dari ranjang dan ia memeluk tubuh polosnya sendiri. Melihat pantulan dirinya di cermin besar itu. Tatapan ametysnya beralih pada perut rampingnya.

Mengelus dengan sayang perut itu dan tak lama pil berwarna putih itu ia simpan dalam mulutnya. "Gomenasai" satu kalimat itu dan pil pencegah hamil itu memasuki tubuh Hinata.

~•~

Menatap nanar makanan yang ia buat sepenuh hati. Ametysnya berair dan tak lama buliran air itu terjatuh mengenai pakaiannya. Wajahnya tertunduk, tangannya meremas bagian dada pakaiannya. Lalu ia memukul pelan dadanya itu.

"Sudah kubilang Hyuuga, kau jangan berharap berlebihan! Siapa yang ingin istri cengeng seperti dirimu?!" teriak si pirang dan tak lama pria berbadan besar itu keluar dari kediamannya.

"Aku memang seperti ini, karena rasanya sungguh sakit. Tak dapat kutahan!" ucapnya sendu dan ia membersihkan makanan yang berserakan dilantai bukan di meja makan.

Pecahan kaca Hinata bersihkan dengan terus mengusap wajahnya yang dipenuhi tetesan air mata. Makanan yang ia berikan pada Naruto ditepis kasar oleh si pirang. Hinata bahkan tak pernah beranggapan jika Naruto akan sejahat ini memperlakukannya.

"Setidaknya beritahu aku saja jika kau tak sudi memakan masakanku" ucapnya kembali menatap Naruto dari jendela. Si pirang tengah menggunakan jaketnya dan tak lama ia memasuki mobil berwarna hitam.

~•~

"Hinata-chan, kami sangat menantikan kelahiran bayi dari dalam perutmu! Kapan kalian akan membuatnya?" usil Kushina sambil terus menyenggol lengan Hinata pelan.

"Kaa-chan jangan khawatir, kami akan membuatnya lebih keras lagi! Benarkan Hime?" Naruto berpura-pura ramah, Hinata tentu mengetahui topeng sang suami. Anggukan Hinata berikan pada Kushina sebagai jawaban atas kepastian Naruto.

"Ya, kalian harus berjuang ttebane! Kalian 'kan sudah menikah hampir 2 tahun! Sudah cukup diumur kalian yang kini menginjak 23 tahun!" ucap Kushina sebelum Minato menarik lengannya keluar dari kediaman Naruto dan Hinata.

"Kami pergi! Ada urusan penting!" teriak Minato dari luar. Hinata melambaikan tangannya dan ia melirik Naruto yang membuka topeng mulusnya itu.

"Soal anak, kita bisa mengadopsi dari luar negri. Bilang saja pada mereka jika kau tak bisa hamil! Aku tak pernah sudi memiliki anak darimu!" ucap Naruto ketus. Dan ia masih terduduk tenang seolah perkataannya sangat mudah Hinata lakukan.

~•~

Senyuman mengembang diwajahnya. Ia baru saja memberikan kabar baik pada Naruto. Dan Naruto juga sebenarnya memiliki kabar baik untuknya tapi Hinata memberikan kabar baiknya lebih awal dari dirinya.

"Apa? Kau! Jadi selama ini kau tak pernah meminum pil itu?!" teriaknya dan Hinata terlonjak kaget, ia menatap saphire yang terbelalak kaget itu.

"Y-ya, maafkan aku Naruto-kun. Ta-tapi dengan ini kita tak perlu mengadopsi anak!" ucapnya mencoba tersenyum lembut pada Naruto.

"Aku hamil, naruto-kun!"
"Aku tahu Hyuuga! Cih, tapi sebelum itu aku juga memiliki kabar baik. Bahkan lebih baik dari apa yang kau miliki!" jawab Naruto cepat.

Ia melempar map berwarna merah itu pada wajah Hinata. Mata Hinata membulat dan ia membuka satu persatu lembaran dalam map itu. Matanya kembali berair.

"Hey Hyuuga, kau ini cengeng sekali ya!" surat perceraian itu Hinata jatuhkan kembali. Ia menangis disertai isakkan yang lolos begitu saja. Naruto menatapnya datar dan ia segera mengambil map itu kembali, memasukki kamarnya dan mengunci pintu itu rapat-rapat.

"Kenapa waktunya sangat tak tepat? Hiks Kami-sama!" teriaknya pilu. Naruto mendengar semuanya dari dalam kamar itu. Tak ada ekspresi apapun. Terlihat bahagia dan sedih, itulah wajah Naruto sekarang.

"Gomenne, Hyuuga!" ucapnya dan saphirenya tertutup, dengan air mata yang turun begitu saja dari pipi 3 garisnya.

~TBC~

Mau bikin Hurt, semoga aja ini terus lanjut. Males bikin terlalu Adult. Tentang family biar seru walau monoton banget tema nya 😂. Mohon bimbingannya senpai, untuk buat hurt sampe nangis bawang! 😣

Sad Memories Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang