Felly mengucek kedua matanya, melihat sekeliling, dan seketika dia tersadar, ini bukan kamarnya.
Ah ya, dia masih berada di kediaman vampir yang sialnya tampan itu.
Felly meremas rambutnya prustasi, bagaimana caranya dia pergi dari tempat ini, jika dia tetap disini, dia tidak bisa membayangkan masalah apa yang akan terjadi nanti, sungguh dia bisa gila.
Bahkan Neta serigalanya saja, tidak pernah berbicara lagi, dasar kurang ajar, disaat seperti ini dia malah menghilang.
Felly turun dari ranjang, sejenak tanpa sadar matanya menoleh pada jendela besar itu.
Dia berjalan mendekat, dan itu membuatnya menganga takjub, sungguh indah, terdapat taman yang sangat indah di bawah sana, burung burung bernyanyi dengan riangnya, dan bunga bunga bermekaran dengan segarnya.
Felly tak menyangka, kastil seorang vampir seindah ini, dia pikir tempat tinggal seorang vampir adalah tempat yang gelap dan menyeramkan, seperti yang pernah dikatakan oleh tetua tetua di pack nya.
Dan felly ingin pergi ke taman itu.
Dibukanya pintu dengan pelan, dia mendesah lega, dia pikir dia akan dikurung atau di kawal dengan pengawal agar tidak kabur, begitulah yang sering ia lihat. bahkan kakaknya saja begitu pada mate nya, dan padanya juga.
Apalagi mate kakaknya itu seorang manusia, tentu saja dia ketakutan.
Felly menuruni anak tangga yang sangat panjang, dia terpelongo, apakah tidak ada lift disini.
Dengan pasrah dia menuruni tangga tangga itu, sungguh sial.
Daaan akhirnya penderitaannya selesai, dia mendarat mulus di bawah.
Dan lagi lagi terjadi, dia menjadi pusat perhatian disini, semua pelayan berwajah pucat itu menatapnya seolah olah dia adalah santapan yang lezat, felly bergidik melihatnya.
Dan dengan cepat dia berjalan ke arah taman yang dilihatnya tadi, tapi dia tidak menemukannya, Hhh kastil ini sangat luas, bagaimana dia dapat mengelilingi kastil ini, sial sial sial.
Dan ada yang menyentuh bahunya, membuatnya tersentak waspada.
Dia berbalik dan tatapannya terpaku pada pria tengah menatapnya dengan senyuman lebarnya, pria itu sangat tampan dan bersinar, tapi tetap saja si vampir lebih tampan.
"ada yang bisa saya bantu Nona," tanyanya tanpa menyurutkan senyumannya, Felly mengernyit aneh, apa dia tidak lelah.
"ah ya, aku ingin ke taman, yang tadi kulihat dari atas," ucap felly gugup.
"kalau begitu sialahkan ikuti saya nona," mereka berjalan dengan diselingi candaan candaan yang membuat mereka tertawa bersama, dan Felly tahu nama pria itu adalah Mike.
Hingga sampai di taman itu, lagi lagi felly terpukau, sangat sangat indah.
Kupu kupu beterbangan mengelilinginya dan hewan hewan pun berjalan mendekat, senyuman felly tak pernah luntur
"Anda sangat cantik nona," felly menatap Mike. Dia tersenyum.
Hingga terasa geraman seaeorang di belakang mereka, felly dapat mencium aroma..SI VAMPIR. Felly membulatkan matanya.
Mereka membalikkan badan, dan langsung berhadapan dengan pria tampan yang menatap mereka berdua dengan tajam, mata hijaunya, berubah menjadi merah.
"ah, tenaglah kak, aku hanya mengajaknya jalan jalan, karena dia terlihat bosan," kak? Felly mengernyitkan alisnya.
"menjauh darinya!" Felly bergidik melihatnya.
"ya ya baiklah," Mike memutar bola matanya dan pergi tapi sebelumnya memberikan kerlingan menggoda pada Felly membuat Felly terkikik.
Pria itu tambah melotot membuat Mike pergi terbirit birit, tapi Felly masih dapat mendengar umpatannya.
"dasar kaku, "Jika tidak melihat wajah menyeramkan dihadapannya, Felly pasti akan tertawa terpingkal pingkal.
"kau senang?!" Felly diam, pria ini sangat menyeramkan.
Dengan cepat dia melesat dan menabrakkan tubuh Felly pada pohon rindang.
Tubuhnya mengunci pergerakan tubuh Felly.
Dia memegang rahang Felly, mendongakkan kepalanya, hingga sepenuhnya menatapnya.
"aku sangat tidak suka, bibir ini tertawa dan tersenyum pada lelaki lain, aku tidak suka!" dia menekankan setengah hampir berteriak dia depan wajah Felly, Felly menutup matanya.
Dia takut sekarang.
"kau takut padaku! Kau tersenyum pada pria lain tapi kau takut padaku!" suara itu terdengar sedih dan marah.
Oh bagaimana dia tidak takut jika begini, pria gila.
Felly membuka matanya, menatap pria itu, pria itu Lucius..
"Ba..bagaimana aku tidak takut, jika kau seperti ini," mata Lucius meredup.
Dan dia langsung membawa felly ke pelukannya.
"maafkan aku, aku janji aku tidak akan membuatmu takut lagi," Felly merasa nyaman dalam pelukannya, dia pun membalas pelukan Lucius.
Bisakah dia menikmati kebersamaan ini, tanpa memikirkan yang lainnya, bisakah.
Lucius melepas pelukannya. Wajahnya mendekat pada Felly, hingga Felly merasakan sesutu yanh dingin menyentuh bibirnya.
Lucius semakin memperdalam ciuman mereka, Lucius memuja Felly, segala yang ada pada Felly terasa membiusnya, bagai candu untuknya.
Ciuman itu turun ke leher Felly, Felly mendesah, meraskan sesuatu yang baru pertama kali dirasakannya.
Hingga tanpa sadar Felly sudah berbaring di rerumputan.
Ciuman Lucius semakin berlanjut.
"Mh aromamu sangat memabukkan,"
Bibir Lucius sekarang berada pada leher sebelah kanan Felly, hingga sesuatu yang tajam menembus kulitnya, tapi tidak terasa sakit.
Dan itu malah meningkatkan gairah Felly, dia bingung, ada apa denga. Tubuhnya, dia tidak pernah seperti ini sebelumnya, tidak pernah sama sekali.
"Kau milikku sayang, kau milikku,"
Hingga tak terasa mereka telah berada di peraduannya.
Ciuman Lucius kembali pada bibir Felly.
Hingga dia menghentikan kegiatannya.
"aku sangat ingin melakukannya, tapi aku tidak mau menyakitimu," katanya membuat Felly bingung.
Satu kecupan berada pada bibir Felly, dan Felly merasa sangat mengantuk. Tapi dia masih bisa mendengar suara berbisik di telinganya.
"Ti amo cara...."
*****
Maaf yah udh ngegantung lamaaaaa, yulia tahu kok digantung itu gk enak.Semoga masih ada yg mau baca yah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn!! My Mate Is Vampir
VampireWHAAAAAAT? mate ku seorang vampir?! ini tidak mungkin, tidak mungkin! bagaimana ini, apa yang harus kulakukan.