Lucius memperhatikan Felly yang sedang bersenda gurau dengan pelayan yang terlihat seumuran dirinya, pelayan muda itu memang terlihat bersahabat walaupun kulitnya juga pucat.Lucius mengetuk ngetukkan jarinya pada pegangan balkon.
Ia tahu, tidak akan bisa selamanya dia menyembunyikan Felly dari keluarganya, dia harus melakukan sesuatu. Dia harus memastikan jika mate nya akan aman.
Dia memejamkan matanya, berkonsentrasi guna memanggil pelayan setianya untuk menghadapnya sekarang juga.
Lima menit kemudian, Reco telah berada di sampingnya.
"Hormat hamba my lord," Ucap Raco sambil berlutut, kepalanya tertunduk. Tidak ada yang boleh menatap wajah sang Lord dengan lantang.
"Aku punya tugas untukmu Raco,"
"Apa itu my Lord?"
"Awasi pack keluarga mate ku, apapun kegiatan mereka yang menjuru pada pencarian mate ku, segera beritahukan padaku," Ucap Lucius sambil menatap Raco yang berlutut di sampingnya.
"Dengan senang hati akan hamba lakukan My Lord." ucap Raco patuh.
"Baiklah, jangan terlihat mencurigakan, jika kau membuat kesalahan, aku tidak akan segan segan menyingkirkanmu!" Ucap Lucius sambil mengeluarkan taringnya.
"Baik my Lord, saya tidak akan mengecewakan anda." Lalu lucius mengibaskan tangannya, menyuruh Raco untuk pergi dari sisinya.
Setelah Raco pergi, Lucius melesat ke arah taman, tepatnya tempat Felly berada.
Felly sedang tertawa mendengar lelucon dari pelayan wanita itu. tapi tiba tiba wajah pelayan itu yang pucat berubah bertambah pucat lagi dan dengan langsung menundukkan kepalanya dan berlutut.
"Ampuni hamba my Lord, ampuni hamba," Ucap Wanita itu dengan suara bergetar, sambil menengkupkan wajahnya bersujud, Felly membulatkan matanya, melihat Anna yang sedang berlutut itu. Felly berbalik, dan terlihatlah Lucius dengan ekspesi dingin khasnya, tengah menatap Datar pelayan yang sedang beraujud itu.
"Hey, Anna. Kenapa kau bersujud seperti itu," Ucap Felly berusaha membangunkan wanita itu.
"Kau tahu apa kesalahanmu." Suara datar Lucius, membuat Felly terkesip dan menghentikan gerakannya, tubuh pelayan itu semakin bergetar.
"Ka..karena saya lancang Yang mulia, ampuni Hamba my Lord." Wanita itu mulai terisak.
"Hey, apa apaan ini. Jangan menakut nakutinya seperti itu Lucius, kasian dia." Felly bersuara tidak suka pada Lucius, membuat pelayan yang sedang bersujud itu sedikit mengangkat pandangannya, dan menatap Felly tidak percaya.
Lucius membalas tatapan Felly, Tatapan Lucius sangat tajam, menghipnotis. Hingga membuat siapapun yang menatapnya pasti akan tunduk padanya, dan Felly merasakannya, tapi dia tidak mau kalah, tetap membalas tatapan Lucius walaupun kakinya sudah bergetar.
"Pergilah," Ucap Lucius tanpa melepaskan tatapannya dari Felly.
Tanpa harus di suruh dua kali, pelayan itu tahu. Dia harus segera menyingkir dari sana jika masih mau hidup.
Lucius menatap Felly sambil menaikkan alisnya.
"Kau takut padaku?" pertanyaan Lucius membuat Felly tidak tahan lagi, hingga ia langsung terduduk di kursi taman yang tadi di dudukinya.
"Kau menyeramkan sekali," Ucap Felly sambil memegangi lututnya yang masih sedikit bergetar. Lucius mengangkat sudut bibirnya, 'Lucu' pikirnya.
Lucius memegang pundak Felly, dan mengangkat dagu Felly agar Felly menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn!! My Mate Is Vampir
VampireWHAAAAAAT? mate ku seorang vampir?! ini tidak mungkin, tidak mungkin! bagaimana ini, apa yang harus kulakukan.