PLAK!!
Tamparan itu mendarat sempurna di pipi putih pemuda yang tengah berdiri di ambang pintu. Rey memegang pipi kirinya, dia begitu terkejut dengan apa yang baru saja terjadi.
Mari kita ingat-ingat lagi. Dia tidak sedang bertengkar dengan temannya di kampus, dia juga tidak memiliki masalah sosial apapun, dia juga tidak melakukan penistaan agama atau kasus hukum lainnya. Dia hanya sedikit bercanda dengan sahabat-sahabat nya. Kemudian pintu terketuk entah itu siapa, lalu berlanjut saat dia membuka pintu ... dan hal ini lah yang terjadi.
Rey mencoba menormalkan emosinya, dia menatap orang yang berada di depannya. Dia menyesal, menyesal melihat pelaku penganiayaan (?) atas dirinya itu. Sekarang, keterkejutan dan emosinya naik 2 kali lipat.
Seorang gadis yang akhir-akhir ini dijadikan topik panas oleh dirinya dan Bibi Yun—Raina— berdiri di teras rumah Rey dengan wajah datarnya.
"MAKSUD LU APAAN NJIR! DATENG-DATENG, NAMPAR-NAMPAR, SOK-SOKAN!"
Rey pun tak bisa menahan keluarnya sumpah serapah dari dalam mulutnya, sedangkan Raina sendiri menanggapinya dengan tetap berwajah tenang dan seakan tak terjadi apa-apa.
"Maksud lu apaan?" tanya Raina datar.
"GUA YANG TANYA BEGITU, SETAN!"
"Maksud gue, maksud lu apaan tiba-tiba jadi tutor gue?" Raina berkata dengan penekanan pada kata 'tutor' di sana.
"LU PIK—"
Brak!
Raina kembali tak memperdulikan Rey, ia justru menabrak tubuh pemuda itu dan memasuki rumahnya tanpa ada sopan, santun, dan tata krama.
"KELUAR DARI RUMAH GUA!"
Raina tetap tenang memasuki rumah Rey, ia menatap 3 pemuda yang ternyata juga menatapnya cengo dan terdiam memaku.
Raina mendekati 3 pemuda yang diketahui masing-masing namanya adalah Arta, Dika, dan Rizky.
"Ha-hai!" Kiki dengan gugup menyapa Raina dengan tatapan masih terpaku.
Raina kembali tak memperdulikan, ia justru menggerakkan tangannya akan mengambil apel di meja. Namun sebelum hal itu terjadi, Rey sudah menarik tubuhnya kasar menuju pintu keluar.
"Lepasin gue!"
Raina meronta-ronta ingin dilepaskan, namun nihil. Bagaimanapun kekuatannya tak sebanding dengan kekuatan yang dimiliki oleh Rey.
"Lepas!" Raina berteriak, tangannya berusaha menggapai rambut Rey. Ketika usahanya telah berhasil, Raina menjambak dengan kasar rambut pemuda yang akan menjadi tutornya itu.
"Anjir anjir anjir!"
Rey pun spontan melepaskan tarikannya pada tubuh Raina, sedangkan Raina sendiri masih menjambak rambut si calon tutor.
"Mana bibi lu?" tanya Raina.
"Ngapain? Lepasin gua dulu!" perintah Rey, Raina pun melepaskan tarikan rambutnya.
"Mana bibi lu?" tanya Raina sekali lagi, Rey mendengus kesal.
"Bibi Yun tadi pergi kaga tau kemana, tadi dia ke kamar lu tapi kayaknya lu lagi mandi jadi dia balik lagi." Dari arah ruang tamu, Arta membuka suara untuk menjelaskannya.
"Tuh denger sendiri kan," ketus Rey.
"Hm."
Raina berjalan menuju ke sebuah sofa yang berada di ruang tamu, ia mendudukan dirinya di tempat yang sebelumnya diduduki oleh Rey.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tutor in Mission
Teen FictionKalimat pinta yang diucapkan Bibi Yun terdengar begitu tidak masuk nalar di telinga Rey, seorang pemuda dengan otak encernya. Ia diminta menjadi seorang tutor sementara untuk gadis bernama Raina. Raina, Bad Girl yang berusaha membalas dendam para h...