Big Haters

101 73 166
                                    

Hari-hari berlalu dengan Raina yang masih malas-malasan mengikuti pengajarannya bersama Rey. Ia bahkan tak merasa gentar ketika Rey terus-terusan memaksanya untuk melakukan hal-hal baik. Berulang kali juga wajahnya tenggelam di bak kamar mandi dan tubuhnya yang sering mendapat pukulan, atau sekarang yang lebih parah dari itu, dia dipaksa tidur di luar apartemennya karena dirinya telat pulang sekolah.

Dia tidak merasa takut akan hal itu atau kemarahan dari si pemilik nama belakang Oktoviandy tersebut. Semakin Rey mendesaknya, maka semakin gencar pula usaha Raina untuk membuat Rey kewalahan. Namun, batu tetaplah batu. Sama-sama keras kepalanya, hingga tak ada yang ingin mengalah dan saling mengadu kekuatan.

Tok. Tok.

Kriek...

"Selamat sore."

Seperti biasanya, sapaan manis dari pemuda tampan ini membuat Mbok Rempong merasa kembali ke masa mudanya.

"Pasti nyariin Mbak Nana, yo to?" tebak wanita tua itu.

"Iya, Mbok." jawab Rey, kini ia mulai terbiasa memanggil wanita tua di depannya ini dengan sebutan Mbok seperti yang dilakukan Raina.

"Mbak Nana nya ada di kamar, saya panggilin dulu," kata Mbok Rempong sembari berjalan menuju kamar Raina.

"Eh, Mbok, gak usah, saya saja yang ke sana." ujar Rey membuat Mbok berbalik ke belakang.

"Oalah, kenapa to repot-repot ke sana, biar saya saja."

"Gak apa-apa, saya juga mau liat dia kalo gak ada saya dia itu gimana."

"'Gimana' gimana, to? Maksud saya, apanya yang 'gimana'?" tanya Mbok.

"Yah kan Mbok tau sendiri Raina itu gimana." jawa Rey.

"Oalah iya deng ..."

Jeda.

"... ganas," bisik Mbok Rempong membuat Rey sedikit tertawa karenanya.

"Yauda deh, Mas Ganteng. Saya mau beres-beres dulu."

"Iya."

Rey mulai menapakkan langkahnya memasuki apartemen Raina yang berukuran sedang ini. Ia berjalan hingga ia menemukan papan yang sama seperti yang terpampang di pintu kamar Raina sebelumnya. Tanpa kode atau ketukan, ia membuka pelan pintu itu.

Kriek...

******

Raina POV

Gue lagi santai-santai di kamar gue, males gue keluar kamar, penampakan yang sama dari makhluk rempong bikin gue bosen.

Gue uda jamin gak bakal ada orang yang masuk kamar gue. Gue gak punya temen, sahabat ato tetangga yang sering keluar-masuk apartemen gue, bodo, males sosialisasi. Pembantu idiot nan rempong uda gue ancem, kalau dia masuk ke kamar gue, dia gak bakal aman tinggal di sini. Dan akhirnya, gue free dari segala makhluk,

Kecuali manusia brengsek itu, Rey.

Pas gue lagi enak-enak ngerokok di kamar, tiba-tiba gue denger deritan pintu.

Kriek...

BUSET!

Sape sih yang berani masukin kawasan gue? Area gue? Pangkalan gue?

Pikiran gue langsung nyalur ke orang yang baru aja gue bicarain itu.

MAMPUS!

Tutor in MissionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang