Gua masukin 3 note untuk kuliah dan tempat pensil. Hari ini gua naik kereta ke Universitas.
"Mah, berangkat dulu." Kata gua sambil meluk mamah plus cium tangan.
"Kamu dianter Edden. Mam tadi ditelefon sama Edden, baik ya dia! sana gih."
Gua cengok di depan pintu pas denger penuturan yang mamah bilang. Edden nganterin gua? seriusan?
Gua akhirnya keluar dari rumah dan tutup pintu. Gua liat mobil lamborghini putih di depan mata gua dan seorang laki-laki dengan tubuh tingginya yang bersender pada pintu mobil.
"Hai say, go to campus?" Edden bikin gua nganga. Ni orang ngapa? udah punya cewe juga! dasar player.
"Apaan say soy say soy? gua bukan sayur. Dan lu maunye ape segala nganterin gua ke kampus?"
"Et dah si, jangan bacot dong Rey sayang. Kamu bukan sayur, tapi sa-ya-ng!"
Gua langsung ketawa, dia cuma cibir gak jelas. Emangnya ada 'sayang' dijadiin kata benda (?). "Yaudah gua ngikut dah, naik kereta belum tau jalur."
Akhirnya Edden dan gua langsung ngacir ke kampus, Edden itu udah lulus dari kuliah dan langsung dapet tahta (lebay) dari bokapnya buat ngurusin cabang perusahaan yang sebagian emang udah mengatasnamakan Edden. Tau darimana? nyokap gua bilang gitu pas gua di ocehin abis-abisan sama fujo tua itu.
"Pulang kau ada urusan?" gua langsung nengok ke samping. Edden nanya ke gua sambil narik sudut bibirnya senyum misterius (?).
"Gak ada, emang napa?" Edden langsung menyeringai.
"Gua jemput lu jam 7. Harus fix, gak ada kata tiba-tiba gak bisa." Gua gak terima di suruh-suruh, emang ngapain gila?
"Ngapain si? ngajakin date? no way broh, pacar lu bisa-bisa nampar gua lagi..." Spontan Edden tertawa lepas. Tangannya diangkat dan dikibaskan berkali-kali.
"No no, lu liat aja nanti. Surprise! dan gak ada yang bakalan berani nampar lu." Gua cuma ber-"hmm" dan dibales batukan anak ABG darinya.
...
Setelah gua pulang ngampus, gua baca sedikit note yang gua catet dan dengerin rekaman dosen yang sempet bikin gua pusing luar galaksi. Edden nungguin gua diparkiran kampus jam 7 nanti, dan ini masih jam 5, secara gua harus chat dia.
"Ed, jemput gua di rumah aja ya. Teraktir makan! gua laper :')." Pake emot sok sedih gitu bikin gua kayak alay bin lebay.
LINE!
"Iya say, don't worry :*." THE HECK? emot cium-cium kek cewe cabe ae lo tong?!
LINE!
"Bales dong, masa di read doang. Kamu cewe? ngambeknya gitu." Gua langsung sadar, hoya gua gak ada rasa ngambek, dan gua bukan cewe alay yang cuma R doang kalau di chat pas ngambek.
"Iya Ed... makasih yaaaaaaaa." Sabodo amat dah 'a'nya kebanyakan.
Jam 19:00
Rey mengambil kemeja hitam dengan celana skinny jeans donker. Rambutnya ia acak dengan tangan dan di ambilnya dompet ke saku celananya. Edden tengah menunggu Rey untuk berganti pakaian, Edden sendiri mengenakan kemeja hitam dengan dua kancing atas yang dibuka serta celana jeans dan tindikan di kupingnya. Edden terlihat tampan dengan rahangnya yang kuat dan bibirnya yang merah pucat.
'Edden ganteng...' batin Rey dengan tatapan menelitinya. Edden yang menyadari akhirnya menarik Rey ke pelukannya.
"Hey, whassup? Gua tampan? jangan sampai gitu dong lihatnya sweetyy~" Rey langsung memasang muka mual dan Edden tertawa, Rey yang melihatnya bersemu merah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not yours (Discontinued)
Fiksi RemajaWarning! Boy x Boy and MPreg?! [Rated M] Player yang gua kenal gak akan seburuk dia. Sesongong dia, well di luar keliatannya gitu. Coba lu masuk ke kehidupannya? gak akan bisa kabur gua yakin. "Lu cuma terobsesi ke gua kayak yang lain!".