Pertemuan (2)

16 2 0
                                    

   Himura masih mempersiapkan untuk perang menghancurkan para manusia dan menjadikan Rin sebagai bangsawan karena kekuatannya.

Setelah selesai rapat, Himura lebih duluan pergi keluar serta para bangsawan lainnya kecuali Rin dan Ebisu.

"Ebisu-Kun, kenapa kamu tidak keluar?" Tanya Rin dengan sangat datar.
"Oh, maaf ya. Aku sangat tertarik dengan mu dan darah mu." Ujarnya dengan tatapan liciknya.

Ebisu mulai berjalan mendekati Rin dengan matanya yang merah menyala tidak seperti Rin yang bermata Ungu muda itu. "Eh? Anoo? Kamu mau apa?" Ujar Rin yang ketakutan.

"Diamlah, aku sedang haus." Jawabnya yang mulai memegangi kedua bahu Rin dengan sangat kencang. "Ah, jangan lakukan itu, Ebisu-Kun." Ujar Rin yang mulai ketakutan.

Ebisu mulai menggigit dan menghisap darah Rin, wajah Rin mulai terlihat kesakitan karena sudah beberapa tahun yang lalu dia tergigit.

"Ittai! Ebisu-Kun, yamette." Ujar Rin yang kesakitan.

"Sughoi, darah mu enak sekali." Ujarnya lalu melanjutkan dengan menggigitnya lagi.

"Tolong berhentilah, Ebisu-Kun. Itu menyakitkan." Setelah itu Rin langsung tak sadarkan diri.

"Oi, bangun. Cih pingsan memalukan sekali." Ujarnya yang sudah membawanya ke tempat tidurnya.

"Umm..." Rin terbangun dan baru menyadari kalau dia ada di kamarnya.
"Kau, lama sekali sadarnya." Ujarnya.
"Eh? Kenapa aku ada di sini." Tanya Run yang kebingungan.
"Payah!"

Ebisu langsung memeluk Rin hingga mereka terjatuh ke kasur bersamaan.
"Ugh, Ebisu-Kun. Menyingkir lah!" Ujar Rin.
"Huh?" Ujarnya yang kebingungan.

"Apa yang kau lakukan Ebisu-Kun?" Tanya Rin sambil terbangun.
"Aku? Maafkan aku, sekarang tolong berikan semuanya." Ujarnya.

Rin heran, apa yang dimaksud dengan memberikan semuanya? Apa yang telah dia berikan.

"Memang apa yang akan aku berikan padamu?" Tanya Rin.
"Cepat, aku ingin kamu berikan ku darah mu dan tubuh mu." Paksanya.
"Eh? Apa yang kamu maksud?"
"Karena darah mu masih murni darah manusia yang kusukai." Ujarnya sambil memegang dagunya.
"Apa?! Jangan bercanda dengan ku ya." Ujarnya, tangannya menebas tangan Ebisu.

"Kemarilah, aku akan memberi mu sedikit ciuman." Ujarnya yang memegang wajah Rin agar mendekati wajah Ebisu.

"Ebisu-" omongannya terputus karena bibirnya yang pink itu sudah menyentuh bibirnya.

Chuu~😘

'Apa? Perasaan apa ini?' Ujarnya didalam hatinya.

Kriet...

Himura membuka pintu dan melihat apa yang sedang terjadi di sana. Tapi mereka tak merasakan kedatangan Himura.

"Oi! Kalian sedang berciuman ya?" Tanya Himura dari belakang.
Mereka berdua sontak kaget melihat kehadiran Himura dan langsung melepaskan ciumannya.

"Heh, ternyata Ebisu suka dengan Rin ya? Baik lanjutkan saja, aku tak akan mengganggu." Ujarnya.

"Eh! Tolong aku Himura, dia gila dengan darah ku." Ujarnya yang ketakutan.

"Makanya sudah ku bilang, kamu harus meminum darah manusia." Jawab Himura.
"Tapi, nanti..."
"Sudah persiapkan diri kalian, mereka sudah berangkat." Ujarnya.

"Baik!" Jawab Ebisu.
"Tapi aku akan melanjutkannya lagi di depan malaikat kecil mu itu." Ebisu pergi meninggalkan Rin dan Himura.
"Sepertinya dia menyukai mu, ahaha kau tak menyadarinya. Baik kita bertemu lagi di ruangan ku." Himura meledek Rin dan pergi keluar juga.

"Umm..." ujarnya singkat dan langsung mengikuti Himura.

____________

"Renne, kita akan mempersiapkan semuanya." Ujar seorang petinggi.

Renne hanya terdiam mengantuk.
"Ya ya... disini sangat membosankan." Keluh Renne.
"Oi, dasar baka! Lebih baik kau pergi, dasar keluarga cabang, cih." Ujar Mutsumune Desetsu.

Hyukiyokal Desetsu, Anak pertama dari keluarga Hiiyama. Tinggi 188 cm.

"Yah, baiklah. Lagian disini sangat membosankan." Ujar Renne lalu berjalan ke arah pintu. Tapi suara petinggi keluarga Hyukiyoka menghentikannya.

"Hei, kau! Dasar keluarga cabang tidak berguna." Sentaknya.
"Paman, maafkan dia. Memang sikapnya begitu." Bela Shinya.

Brakk....

"Yah, dia tidak mendengarkan ku." Ujar Shinya.

Renne berjalan santai sambil mengacak acak rambutnya kembali, tapi tak sengaja Aruya mengagetkan nya dari belakang dan mengeluarkan kata" kasar nya.

"Heh, dasar b*ngs*t!!" Teriak Renne tak sengaja.
"Wah~ Renne bicaranya." Ujar Aruya yang terkagum saat renne berbicara kasar.
"Dasar bocah SIALAN!!!"

Brukh....

Renne menendang kepala Aruya dengan keras sampai Aruya terjatuh.
"Aduh... kenapa kau menendang ku Renne." Rintih nya.
"Kau tidak sopan kepada atasan mu sendiri." Marah nya.

Duarrr....

Entah dari mana suara ledakan itu, tapi seluruh pasukan mulai berkumpul.

"Hah?!"

"Oh, jadi sudah di mulai ya?" Ujar Renne.
Aruya bingung dengan apa yang terjadi.
"Maksud mu perang!" Tanyanya.
"Hmm..."

"Renne, cepat ke markas 1. Kita telah diserang oleh vampir!" Teriak Shinya.

"Oi! Aruya kita harus cepat. Perang sudah dimulai." Ujar Hibiki yang terengah engah.
"Hah? Baik aku kesana." Jawabnya sambil berlari.

Vampir mulai masuk ke daerah Kekaisaran Jepang dan mengobrak abrik semua yang ada dan membunuh para manusia.

Ferid dan Himura turun dari pesawatnya dan membuat kericuhan yang sangat besar. Ebisu dan Rin sudah menunggu di taman sesuai dengan rencana Himura.

___________

Yosh...
Gmna? Banyak typo maapin dd ya...
Lanjut aja ya...

Pertemuan (3)

TwoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang