Mendapatkan pesan dari Agam yang menurutnya tidak penting itu, (namakamu) langsung mematikan handponenya dan memasukan nya kedalam tas kecil miliknya.
"Loh ko gak di bales?" Tanya Ari sambil menyeritkan alisnya
"Lo ngintip? Ih gak sopan!" Ujar (namakamu) sambil memukul bahu Ari
Memang sedari tadi Ari penasaran siapa yang sudah mengganggu nya dengan (namakamu, mau siapa pun itu yang jelas dia pengganggu dan Ari tidak suka oleh pengganggu.
Ari meringis kesakitan "heh tangan kuli, gak usah mukul sakit tau" ucapnya
(Namakamu) memandang sinis Ari
"Kuli kuli gini gue cantik kali" ujar (namakamu)
Ari menoyor dahi (namakamu) dengan sekali toyoran, yang membuat (namakamu) meringis ke sakitan
"Bapa lu tuh cantik"
"Ye ayah gue mah ganteng kaya bretpit, emang elu kecepirit!"
"O a j y kan"
" Z aj y kan"
"Ga si b aja"
"O o o o o o aja y kan"
"Ga usah nyanyi mulut lu bau tai"
"Anjir jaad"
**
Agam memakan keripik singkong rasa keju sambil menonton televisi
"Apaan nih keripik atau kulit nenek nenek, alot amat" ujarnya sambil membuang keripik keju tersebut sembarangan
Lalu di tetapnya keripik singkong keju yang terdapat di lantai selama 5 detik, dan ia mengambil keripik tersebut lalu meniupnya
"Sayang belom lima menit, mending gue makan lagi aja kali ya? Masih enak ini" ujar agam lalu memasukan keripik itu kedalam mulutnya
'AGAM!'
Teriakan itu berhasil membuat agam tersedak keripik singkong miliknya
"Keluar in keripik nya sekarang! Kamu tuh ya laki laki jorok banget si!" Ucap perempuan paruh baya yang sepertinya baru saja pulang dari kantor
Wanita paruh baya tersebut menarik dagu milik adam ke atas
Agam menepuk tangan wanita itu "auh mah hait" ujarnya sambil terus menepuk tangan wanita itu hingga merah
"Agam diem! Mamah mau ambil keripik kotor itu dulu biar keluar dari mulut kamu!" Ujar Lidza sambil mengodok ngodok? Mulut Agam
Agam menatap mamahnya dengan kesal "mah har aham ahil hendiri" ucapnya dengan tidak jelas
Lidza tidak memberhentikan aktivitas nya, lalu ia menatap tajam agam
"Janji ya, nanti di ambil sendiri dan satu lagi mamah gak mau liat kamu makan, makanan yang udah jatuh ke lantai trus kamu abil abis itu kamu makan! Jijik mamah liatnya" ucap Lidza sambil berdecak pinggang
Lidza memang menomor satukan kebersihan jadi jangan salah setelah melihat kelakuan agam ia langsung bertindak seperti itu
Agam mengangguk pasrah, Lidza melihat ke ada an sekitar rumah
"Ko sepi, pada kemana bang?" Tanya Lidza kepada anak laki laki nya itu
Agam yang tadi nya sedang menyolok nyolokan tangan kedalam tenggorokan agar keripik tersebut keluar pun tersedak untuk kedua kalinya
"Uhuk uhuk.. itu si (namakamu) lagi jalan sama ari, nah kalo si bibi lagi ke pasar kayanya" jelasnya
Lidza menyerit kan alisnya bingung "hampir mau magrib kaya gini ke pasar?" Heran Lidza
Agam mengangkat kedua bahunya acuh "mampir ke dwp dulu kali si bibi, mah"
Lidza membulatkan matanya saat mendengar ucapan anaknya tersebutAgam mengangkat kedua tangan ya menunjukkan huruf 'V' sambil menyengir kuda "bercanda mah"
Lidza mengangguk mengerti lalu memberikan sebuah bungkus plastik putih ke Agam
"Nih buat makan, kasian mamah sama kamu, udah kurus, jones, jelek, idup lagi di tambah kamu pasti belum makan, aduh gam kalo mamah jadi kamu mendingan mamah udah melenyapkan diri dari dunia ini gam" ledek Lidza
Agam mengerucut kan bibirnya, mamah nya ini memang sangat kejam apabila sudah meledek anaknya sendiri
"Gak usah di gituin bibirnya, percuma tetep gak ada yang mau sama kamu juga kalo bibir kamu di monyongin begitu gam" sambung Lidza
Setelah puas meledek anaknya Lidza bergegas menuju dapur sekedar membuatkan makanan untuk kedua anaknya.
Memang Lidza tidak tinggal bersama kedua anaknya di karena kan ingin mengajari mereka berdua mandiri sejak dini, lagi pula dirinya dan suami nya pun jarang pulang ke bandung di karena kan suaminya --ayah dari (namakamu) dan agam-- sering mendapatkan tugas keluar negri sehingga dirinya pun mau tak mau ikut bersama suami nya
**
Kini sudah pukul 21.44 Wib, suara mobil terdengar jelas di depan rumah bernuansa klasik modern tersebut
(Namakamu) mengucapkan terima kasih kepada Ari yang telah mengantarkannya pulang.
Setelah melihat mobil Ari yang semakin lama menghilang dari pandangannya, ia pun berjalan masuk kedalam rumah
Lelah, itu lah yang (namakamu) rasakan saat ini, kakinya pegal akibat seharian penuh berjalan mengitari tempat pariwisata yang ia dan Ari kunjungi
"Lo kemanain kancut pororo gue woi!" Ujar agam yang tiba tiba berada di hadapannya tentu saja itu membuat (namakamu) terlonjak kaget
"Gue bakar, abis bau tai si" ucap (namakamu) tanpa ada beban
Agam membulatkan matanya sempurna "Lo bakar?! Gila lo gila!" Ujarnya sambil berjalan kesana kemari serta mengacak rambutnya frustasi
"Emang kenapa si? Kancut doang juga mana gambarnya gak danta gitu" ucap (namakamu)
Agam yang mendengarnya pun menjadi menambah kesal terhadap adiknya, ia menatap tajam adiknya sambil menunjuk adiknya marah
"Lo tau? Itu pemberian dari eyang! Dan lo tau kan kalo gue sayang banget sama eyang! Walaupun itu kancut, itu harta yang paling baharga menurut gue---"
"--lo boleh gak suka sama kancut gue, tapi apa harus juga lo bakar?!" Ucap Agam dengan mata memerah
Jujur (namakamu) merasa bersalah karna mengucapkan kalimat bahwa ia telah membakar kancut milik abangnya tersebut
Tapi ketahui lah kalau itu cuman bercanda, mana mungkin (namakamu) tega membakar barang yang paling di sayangi oleh salah satu keluarga dan barang tersebut pemberian dari orang yang sudah tiada.
Agam mengerang frustasi "Gue benci sama lo (nam..)" ujar agam lalu ia meninggalkan (namakamu) yang sedang memantung di dekat tangga untuk ke kamarnya
(Namakamu) menepuk dahinya "bego bego dah tau si Agam baperan, malah gue bercandain gitu lagi, mampus mampus dah gue ntar" ujar (namakamu) sambil merebahkan badan ya pada kursi
"Pokoknya gue harus minta maap ama agam besok, ya itu harus!" Ujar (namakamu) pada dirinya sendiri
a/n
Hello bisa tebak gak ini yang ngetik siapa? Haha
Maaf ngegantung, lagian kalian dah terbiasa di gantung kan? Harusnya g masalah si he he
-tertanda cecan bogor istrinya irzan fr-
nrhmnxxx

KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny [idr+irzanf]
Fiksi Penggemar[BEBERAPA PART HANYA BISA DIBACA OLEH FOLLOWERS] "Aku menyukaimu dari lama tapi ternyata aku pergi lebih dulu sebelum aku mengungkapkan perasaan ku" "Aku menyayangimu tapi aku tak bisa bersamamu, karena aku harus menerima perjodohan ini" "Aku sangat...