Devan sedang duduk di bawah pohon sambil memegangi lukanya yang semakin perih, "Auuhh..." Pekik Devan pelan, " Gila, satu pukulan satu luka... Parah tuh cewek." Sambung Devan.
"Nih" Ucap seorang cewe dihadapan Devan dengan memberikan sekotak P3K. Devan mendongak sejenak lalu menerima kotak P3K itu dengan wajah kesal. Cewe itu Gina.
"Gue kesini mau minta maaf sama lo tentang kejadian tadi pagi" Ucap Gina memulai percakapan. Devan hanya diam sambil membuka kotak P3K tadi.
"Maksud gue, sebenarnya Fanya itu cuma kebawa emosi doang, gue yakin lo juga ngertiin dia -" Ucapan Gina di potong Devan.
"Kenapa lo seyakin itu? Lo gak taukan, gimana rasanya hal yang gak lo sengaja terus dibalas dengan tonjokkan super dari teman lo?"
"Ya... Gue bener-bener minta maaf atas kesalahan temen gue"
"Auhh.." Pekik Devan setelah menempelkan kapas di lukanya. Gina yang melihat itu langsung membantu Devan, "Sini gue bantuin" Ucapnya mengambil kapas dari Devan.
"Gak perlu! Pasti lo gak ada bedanya sama teman lo! Berandalan!"
"Kenapa lo seyakin itu? Itukan yang lo bilang saat gue ngebelain temen gue?" Sergah Gina.
Gina duduk di samping Devan sambil membersihkan lukanya "Auuu" Sesekali Devan terpekik pelan.
"Lo mau maafin Fanya kan" Tanya Gina ragu-ragu.
"Gak tau, soalnya gue masih kesel sama dia" Jawab Devan
"Ih... Kok gitu" Ujar Gina menekan luka Devan dengan kapas.
"Auuu..." Teriak Devan. Tangan Devan memegang tangan Gina, untuk sesaat tatapan mereka bertemu.
"Maaf..." Ucap Gina menarik tangannya.
Suasana menjadi hening sejenak, "Gue ada kelas lagi, gue duluan ya... semoga cepat sembuh" Ucap Gina meninggalkan Devan. Devan memandang punggung Gina yang semakin menjauh. Ditariknya ujung bibir, senyuman samarnya terlihat.
***
Gina dikejutkan oleh seseorang dihadapannya, "Thank's" Ucap orang itu. Gina membeku, dia menatap lurus wajah orang itu.
"Hemm" Orang itu berdeham. Membuyarkan lamunan Gina.
".... Lo Davin?" Tanya Gina ragu-ragu. Orang itu mengembangkan senyumnya, lalu mengangguk.
"Thank's udah ngobatin luka ade gue..." Sambungnya.
"Sama-sama. Gue minta maaf ya, karena temen gue, ade lo kena pukulan..." Jawab Gina.
"Santai aja... Lo Gina-kan?" Tebak Davin.
"Lo tau nama gue?" Gina balik bertanya, "Darimana?" Sambungnya.
"Dari buku lo" Jawab Davin
"Ternyata benar kata Fanya, yang nabrak gue itu Davin" Batin Gina.
***
Malamnya Gina nelpon Fanya dan menceritakan semua yang ia alami tadi siang, "Gue sih gak ngerasa apa-apa, takjubnya tebakan lo kemarin malam itu benar, Fan!" Ujar Gina bersemangat.
"Lah terus? Haruskah lo ngomongnya ke gue? Kuping gue panas dengar namanya!" Jawab Fanya.
"Nama yang mana, nih? Davin atau Devan?" Tanya Gina.
"Lo tau gue bakal jawab apa ... Masih nanya? Ya... Devanlah! Rasanya malas gue kuliah besok"
"Bukannya setiap hari lo malas kuliah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Go Away
Teen FictionMengikhlaskan bukan berarti tak sayang, tapi mungkin ada suatu hal yang gak bisa dipaksakan....