1

128 13 19
                                    

Suara yang semula senyap menjadi gaduh , Ana hanya bisa melihat orang yang sedang berjalan dengan cepat untuk membawa seorang wanita yang digotong akibat kecelakaan yang dialaminya.

"Aduh... Pusingnya mana rame lagi .Eh siapa tuh kok ada rame-rame "

Ana melihat shock dirinya sendiri sedang berlumuran darah

"Aku Ana, kenapa dia mirip denganku? "gumamnya

Belum selesai berfikir, nampak ada beberapa orang yang melaluinya begitu saja.

" Cepat hubungi 911 dia dalam keadaan skarat, ayolah cepat !" teriak salah satu diantara mereka.

Tak tak lama berselang ambulance datang dan cepat membawa Rosa kerumah sakit terdekat, Ana yang mematung diri seakan berusaha mencerna situasi yang terjadi.

Namun Ana baru menyadari bahwa orang yang disekitarnya mengacuhkannya dan apa saja yang dia sentuh semua tampak tak nyata. Menyadarinya
Ana berlari kearah ambulance dan melihat dirinya yang sedang mengalami pendarahan hebat akibat benturan dengan truk.

Ambulance itu mulai melaju dan Ana masih saja berkutat dengan pikirannya sendiri. Tak lama berselang, ambulance itu menghentikan lajunya di sebuah rumah sakit sangat familiar baginya namun nama rumah sakit itu tak penting lagi baginya. Para dokter langsung membawa Rosa ke UGD untuk mendapatkan perawatan.

" Berikan aku alat pacu jantung, tingkatkan lagi ... Cek monitor " 

" Tidak ada peningkatan dok, "

" kita ulangi sekali lagi, tambahkan keteganganya. Cek monitor! "

" Masih sama dok "

Dan tiba-tiba alat itu tidak memiliki gerak lagi melainkan lurus.

" Waktu kematian 14 Desember 2015" dokter itu dengan tampang menyesal

Rosa yang melihat kejadian di UGD hanya mematung diri dan sedetik dia sadar.

" Tidakkkkk aku belom mati, ini tidak boleh terjadi. Siapapun kumohon bantu aku .... Jangan cabut nyawaku tuhan biarkan aku hidup sebentar saja. Jika aku mati bagaimana dengan Radit ayah ibu " suara itu begitu lirih dan memohon.






Thanks for reading 😃 Keep vote + Coment

Menentang Hujan KitaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang