Radit menjatuhkan singkong dan marthabak keju yang dia bawa, Radit mendekat kejenazah Rosa nampak disampingnya terdapat tante Ria atau ibu Rosa yang nampak setia disamping putri kecilnya itu. Sedangkan om Wijaya atau ayah Rosa duduk diluar menghirup nafas untuk persediaan paru-parunya.
" Bu, ini semua nggak benarkan? Ini semua leluconkan? Ayolah Ros ini nggak lucu "
" Dit, sabar nak. Kami juga sangat-sangat terpukul dan sangat sulit menerimanya, ini benar terjadi Rosa meninggal setelah pulang dari kampus saat menunggu angkutan dihalte dan dia ditabrak truk. "
Dyarrrrrr... Berarti Rosa meninggal tepat setelah dia menelfon dirinya. Gumamnya
" Hey sayang... Ini nggak lucu ya, beneran ini bukan lelucon. Ayolah bangun !!!"
Seolah tanpa disadari air mata Radit keluar dari sela-sela matanya dan mengenai tangan Rosa yang dingin itu. Rosa yang melihat Radit seperti itu tampak tak tega dan ingin memeluknya, tapi tak bisa karena dirinya semu dan tak kasat mata.
"Dit aku disini sayang dibelakang mu, maafkan aku karena mendahului mu dan maafkan aku karena telah melanggar janji kita. "
Detik demi detik Radit mulai melonggarkan pelukannya dari tubuh Rosa dan dia menelfon orang tuanya dan teman-teman Radit. Tak lupa dia menelfon sahabat Rosa, Fanny.
Kini Radit keluar dari rumah duka dan duduk ditaman komplek untuk mengambil nafas dan mengisi oksigen dalam paru-parunya. Radit mengadah duduk dan kembali menatap langit diiringi dengan sumpah serapahnya, tak lama berselang gerimis muncul seakan turut bersedih namun Radit tak peduli lagi.
"Jika saja aku tak mementingkan tugasku dan lebih memilih menjemput mu semua ini tak akan terjadi "
Air mata kembali menetes namun selalu saja tertutup oleh gerimis ini dan perlahan-lahan mulai deras diiringi pula dengan kilatan.
"Lihatlah Rose disini hujan dan aku tau kau sangat suka hujan bukan? Aku membelikan mu kalung Rose berliontin mawar yang ingin kau beli dulu. Lihatlah semua ini Rose !!! "
Kilat menyambar membuat suasana tak baik berulang kali nafas Radit terlihat terengah-engah. Sedangkan Rosa yang sedaritadi duduk dengan setia disamping Radit hanya bisa menggenggam tangan lelaki itu sambil membelai pipi dingin itu akibat hujan.
''Ini bukan kemauanku sayang, tapi aku akan disini menjagamu walaupun ku tahu diriku tak terlihat lagi"
Thanks for reading 😃 and keep vote + Coment
KAMU SEDANG MEMBACA
Menentang Hujan Kita
RomanceAku sudah meninggal. Kalian pasti bertanya tanya kenapa tidak dialam lain, jawabannya sederhana tuhan belum menginginkan aku kembali nampaknya. Ada beberapa hal yang harus ku selesaikan sebelum aku kembali disampingnya