"RAZI... BANGUUUNNN, BANGUN, BANGUUUUNNN!" aku yang masih tertidur pulas dengan selimut yang menutup seluruh tubuhku langsung terlonjak kaget akibat suara nyaring yang bila dibiarkan akan membuat kota ini terkena angin topan. Ya, suara itu adalah suara Ibuku tersayang. Dia selalu melakukan cara ini untuk membangunkanku. Sama seperti pada umumnya memang, tapi aku tetap menganggapnya spesial.
"Iya, Mah, Razi udah bangun!" teriakku dari dalam kamar, "Ya udah, Mamah tunggu di bawah, cepet mandinya jangan lama-lama, kamu mau mandi cepet sama lama pun sama aja! tetep jelek!" Ledek ibuku, "Ih, Mamah masih pagi udah nyebelin banget, sih!udah mamah turun aja sana, daripada mood Razi bakal ancur!" Balasku.
Terdengar suara tawa ibuku yang semakin lama terasa semakin jauh. Sepertinya ia sudah turun. Aku langsung bergegas pergi ke kamar mandi. Hanya membutuhkan 10 menit untuk kegiatan mandi pagiku kali ini. Setelah selesai, aku langsung memakai seragam sekolah seperti yang sudah terjadwalkan, lalu turun untuk sarapan.
Oh ya, namaku Razita Zafarani. Aku biasa di panggil Razi, seperti cowok memang, tapi aku suka panggilan itu. Aku mempunyai kakak yang sangat aku sayang namanya Dani. Aku bersekolah di SMA Harapan Bangsa, Jakarta, sama seperti kakak ku, aku kelas sepuluh dan kakak ku berada di kelas sebelas.
Sudah satu semester kulalui di sekolah ini. Tidak butuh waktu lama untuk mendapatkan teman di sini. Baru satu minggu masuk sekolah saja sudah ada yang sangat akrab denganku. Namanya Bella, ia sangat cantik, manis, apalagi bulu mata sama bibirnya mempesona banget, kalo di banding sama aku sih, aku gak ada apa-apanya. Etahlah kenapa dia milih aku sebagai temannya, padahal cewe yang sama cantik dengannya juga banyak. Oke, cukup sampe sini saja perkenalannya
"Pagi mah, pah and kakak ku yang tercinta ini" sapa ku ketika sampai di ruang makan. "Tumben lu dek kaya gitu ,biasanya kan 'pagi mah, pah and kakak ku yang jones ini' nggak mau ngeledekin gue lagi hah?" sindirnya.
"kak lu tuh maunya apa sih, gue ledekin, elu marah, lah sekarang gue baikin lu malah protes, kesel gue" kesal ku kepadanya, "yaelah gitu aja marah, bercanda kali dek, elu mah sewot mulu."
"Udah-udah kalian ini sama kaya Tom and Jerry ribut mulu kerjaannya" lerai ibuku, yang sedang mengolesi roti untuk ayah.
"salahin kak Dani tuh mah, dia yang mulai duluan. Oh iya pah, papah jadi kan beliin Razi HP baru, papah kan tau sendiri HP Razi tuh HP model lama yang gak bisa buat browsing dan media sosial lainnya" ingat ku kepadanya.
"Itu kan salah kamu sendiri, nilai terakhir kamu pas di SMP merosot jauh banget dari nilai sebelumnya, jadi papah jual HP kamu yang canggih itu" balas ayah ku.
"Tapi kan papah bisa liat sendiri sekarang, nilai Razi udah naik lagi. Jadi papah mau kan beliin Razi HP baru?" Mohon ku sembari mengeluarkan jurus andalan yang ku punya, puppy eyes, "Iya nanti papah beliin, tapi kamu janji nilai kamu gak bakal merosot lagi!" Sambil mengelus kepalaku, "iya pah razi janji ko. Makasih pah." Aku mencium pipi kanan ayah ku karena terlalu senang.
"Kak ayo berangkat udah mau telat nih." Ucap ku. "Yaudah, yuk. Mah, pah kita berangkat dulu," pamit kakaku, "iya hati-hati, Dani jangan ngebut-ngebut naik motornya." Jawab ibuku.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di sekolah, karena menggunakan motor jadi lebih mudah untuk menyalip. Setelah memarkirkan motor, Razita dan Dani pergi ke kelas, karena kelas Razita dan Dani masih satu bangunan, hanya saja kelas Dani berada di atas kelas Razita, jadi mereka berjalan bersama.
Razita Pov
"Eh kak, lu tau gak temen gue yang namanya Bianca itu?" tanya ku kepada kakak ku. "Oh yang pake kaca mata, terus suka baca buku itu kan?" Tanya balik kakaku. "Iya dia, lu tau gak dia pernah ngomong ke gue kalo dia naksir sama lu tauk." Itu memang benar, Bianca pernah berbicara seperti itu kepada ku, ya walaupun tanggapan ku tidak terlalu exited, aku sudah malas mendengarnya. Sudah puluhan orang yang bicara seperti itu kepada ku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger to be Love
Teen FictionCinta yang berawal dari aplikasi media sosial, mempertemukan seorang cewek dengan pangerannya. Bermula dari si cewek yang menemukan nickname seorang cowok yang menurutnya tampan di aplikasi Instagram-nya. Ia langsung mengikuti akun si cowok yang sam...