Tanpa ragu, aku langsung membuka bungkusan tersebut yang membuatku penasaran akan isinya.
"Hah, HP ini beneran buat Razi, Mah?" Aku terkejut karena isi yang ada di dalam bungkusan tersebut adalah sesuatu yang selama ini aku inginkan.
"Iyalah, buat kamu, masa iya buat tetangga sebelah." Aku langsung memeluk ibuku erat-erat sembari loncat kesana kemari karena terlalu senang.
"Aaaa! Mamah makasih banget udah beliin HP baru buat Razi, makasih banget, Mamah emang ibu yang paling The Best, deh!" Sambil mencium seluruh wajah ibuku, dari mulai jidat, mata, hidung, dan tak lupa pipi yang lumayan chubby itu.
"Bilang makasihnya jangan ke Mamah doang, ini HP Papah kamu yang beliin, loh! tuh Papah ada di ruang TV," kata Mamah.
"Papah jam segini udah pulang?" Aku menatap bingug ke arah Mamah. Tidak biasanya Papah pulang cepat. Kalau tidak sakit atau hanya ingin bersantai di rumah karena tidak ada kerjaan lagi, ia tidak akan pulang secepat ini.
"Papah nggak sakit, dia katannya punya janji mau beliin HP buat anak bungsunya yang cerewet itu." Seperti sihir, Mamah langsung menjawab atas kebingunganku tanpa aku bertanya terlebih dahulu.
"Ish, mamah nyebelin banget!"
Aku berlari menuju ke ruang TV untuk melihat Papah."Papah, makasih banget loh udah beliin HP-nya. Nggak nyangka deh, papah belinnya secepet ini, Razi kira satu atau dua minggu lagi." aku memeluk erat ayahku saraya berucap terimakasih.
"Iya, sama-sama. Apa sih yang enggak buat anak Papah yang cerewet ini," sembari mengelus puncak kepalaku.
"Dek, gue nggak di peluk nih, gue juga ikut andil loh dalam skenario ini, elu nggak mau gitu bilang makasih ke gue?"
"Ouh, gue sampe lupa ada keberadaan lu disini. Uh, jangan ngambek gitu dong, iya deh, makasih banget buat kakakku yang paling ganteng sedunia ini." Rayu ku sembari memeluknya.
Ia hanya terkekeh mendengar balasan yang aku ucapkan atas sikap merajuknya itu.
"Udah ganti baju sana, terus langsung makan," ucap ibuku. Aku langsung pergi ke kamar untuk melaksanakan perintahnya.
###
"Razi duluan ke kamar ya, mau istirahat," ucapku setelah selesai makan.
"Istirahat apa mau nyobain HP baru?" Aku langsung nyengir kuda, karena kalimat yang diucapkan kakakku tadi.
Tapi memang benar, sebelum istirahat aku ingin mencoba HP itu terlebih dahulu.
Ketika sampai di kamar, aku langsung mengotak-ngatik HP lama ku untuk memindahkan berkas-berkasnya ke HP-ku yang baru.
"Huh, akhirnya selesai juga, tinggal gue nyalain." Aku menekan tombol yang sesuai untuk menghidupkannya.
Tidak berapa lama HP itu menyala, aku langsung membuka aplikasi-aplikasi media sosialku yang sudah lama tidak pernahku buka lagi.
Banyak sekali notifikasi yang masuk dari aplikasi-aplikasi tersebut, mulai dari FB, Twitter, Snapchat, Line sampai Instagram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stranger to be Love
Teen FictionCinta yang berawal dari aplikasi media sosial, mempertemukan seorang cewek dengan pangerannya. Bermula dari si cewek yang menemukan nickname seorang cowok yang menurutnya tampan di aplikasi Instagram-nya. Ia langsung mengikuti akun si cowok yang sam...