"Kekalahan Mental dan Proses Menuju Kebangkitan"

8 0 0
                                    

By. Akh Rahmat
(Di sampaikan dalam diskusi kontemporer IRMABIM)

Dua hal yang saling bertolak punggung. Benar? Sekilas judul di atas membuat kita bingung. Bagaimana nada negatif, namun di sambungkan dengan nada positif? Ada apa dengan semua itu. Baik, sedikit banyaknya coba saya jabarkan.

Muslim Indonesia saat ini sedang proses menuju kebangkitan. Betul begitu? Jawabannya, IYA. muslim Indonesia sedang di nanti-nantikan kebangkitannya oleh dunia islam. Kenapa? Alasannya adalah :

1. Indonesia merupakan salah satu penyuplai ulama besar sekelas Syaikh Ahmad Khatib Al Minangkabawy, Syaikh Imam Nawawi Al Bantany, dan lain sebagainya. Secara keilmuwan, beliau-beliau ini begitu masyur di dunia Islam. Bahkan beberapa kitab beliau-beliau ini menjadi rujukan.

2. Indonesia penyuplai komunitas muslim terbesar dunia. Meski sekarang sudah mulai menurun, namun dengan jumlah kwantitas penduduk yang 75% berpenduduk muslim, Indonesia menjadi harapan besar dunia islam

3. Sebab, hanya bangsa timur yang belum Allah pergilirkan untuk memikul tampuk kemenangan. Berbagai hepotesa tertuju ke Indonesia. Apalagi setelah aksi 212, FPI menjadi organisasi islam terbesar ke 3 dunia. Mengenai tanda-tanda kebangkitannya, dulu pernah saya tuliskan dan banyak di copy. (Semoga postingan itu bermanfaat).

Namun perlu juga kita ketahui, bahwa yang hari ini bangkit adalah generasi transisi. Sedang generasi peradabannya masih tertidur. Siapa generasi transisi dan siapa generasi perdaban itu?

Generasi transisi adalah generasi yang saat ini sedang berada di puncak kesadaran. Yakni yang bisa berfikir jernih, dan menginisiasi kebangkitan. Mereka rata-rata berusia di atas 40 tahunan. Sebutlah ustadz Bachtiar Nasir, Habib Riziq, Ust. Arifin Ilham, Aa' Gym. Mereka rata-rata usianya sudah tidak lagi muda. Sedang generasi peradabannya ada di usia pra-produktif dan Produktif. Yakni usia anak-anak dan usia pemuda. Rentang belasan yang saat ini mengisi bangku sekolahan dan kuliahan. Berapa persen yang mau bergerak? Sadar mungkin iya, tapi bergerak masih belum. Dan inilah yang saya sebut "kekalahan mental" di judul di atas.

Di dunia ini, semua perubahan dan kebangkitan selalu di lakukan oleh orang-orang muda. Bahkan Zaid bin Tsabit yang saat itu usianya masih beliau, menangis meraung karena tidak di perkenankan ikut dalam perang badar. Namun di usia ke 13 tahun, Zaid Bin Tsabit menguasai bnyak bahasa dan menjadi sekretaris handal yang menulis surat Rasulullah ke berbagai negara adi daya dengan bahasa mereka yang berakibat takluknya bangsa-bangsa besar itu. Itu baru satu pemuda. Bagaimana jika ada 100 pemuda?
Kata Bung Karnk yang terkenal adalah "Berikan aku 10 pemuda, akan aku guncang dunia"

Apa saja mental yang masih kalah dari generasi peradaban saat ini? Diantaranya ada beberapa hal, yakni ;

1. Sadar Identitas, namun masih enggan beridentitas.
Maksudnya adalah, mereka sadar kalau mereka muslim. Bahkan mereka sedikit banyaknya tahu gejolak terjadi lada bangsanya, namun mereka masih enggan berbuat. Dan cenderung tidakbtaju harus berbuat apa. Kalah mental identitasnya. Dan ini PR besar kita yang pertama.

2. Taqlid, tanpa Inovasi.
Tidak sedikit yang mau berinovasi, tapi lebih banyak menjadi pengekor. Hati-hati dengan taqlid buta. Pemuda saat ini masih taqlid. Cenderung terjebak dengan kemenangan di masa lalu, tanpa belajar dan berinovasi dengan sebab sebab kemenangan itu. Ini juga PR besar kita, bisa jadi karena kesalahan kita dahulu dalam mendidik.

3. Bermaksiat, menjadi sebab hilangnya keberkahan
Mental yang satu ini unik. Kenapa? Sebab dia di hadapkan pada akses internet yang luas. Sehingga konten maksiat yang sebenarnya tidak banyak, namun karena rasa penasaran dan lemahnya pemahaman agama, akhirnya berujung pada kemaksiatan dalam keadaan sendiri.
Ini juga PR besar karna berpengaruh pada kesiapan mental menjelang perang besar melawan musuh Allah dan kengerian Dajjal!

4. Tidak memiliki narasi, cita-cita besar, dan cenderung enak sendiri
Ini juga kekalahan mental. Bagaimana bangsa dan umat ini akan bangkit, sementara cita-cita saja begitu lemah. Terkadang kita juga menjadi sebab generask peradaban menjadi lemah cita-cita.
Generasi pendahulu, mampu berbuat besar karena memiliki obsesi dan cita-cita besar. Al Fatih dengan obsesinya menaklukkan Konstantinopel, khalid bin walid dengan obsesinya syahid di medan perang, shalahudin Al Ayubi dengan obsesinya bebaskan Al Aqso, dan lain sebagainya.
Kh. Rahmat Abdullah pernah mengatakan, "dakwah hanya akan hidup di tangan2 yang memilikk militansi" dan sialnya, militansi hanya lahir dark besarnya obsesi dan cita-cita serta narasi besar.

5. Malasnya berproses
Kita bisa lihat ini di lampu merah. Traffick light. Berapa pemuda yang sabar menanti lampu hijau, dengan yang menerobos dan berjubel di depan garis langgar? Ini menjadk bukti, bahwa kesederhanaan proses menunggu saja masih belum tuntas. Dan ini juga PR kita bersama.

Bahkan, Dr. Abdullah Al-Khathir dalam khutbahnya yang di tulis ulang dengan judul "al-Hazimatun Nafsiyatu 'indal Muslimin" menerangkan 10 fenomena menarik soal kalahnya mental kaum muslimin.

Dengan semua ini, Aa' Gym memberikan dua posisi yang menurut saya sangat kongkrit sekali (semoga Allah merahmati guru kita tersebut), bahwa diri ini sebenarnya ada di posisi mana dalam permasalahan yang sekarang? Sebagai bagian dari SOLUSI atau malah bagian dari MASALAH. nah, salah satu kehadiran #komunitasngajibareng, #indonesiaantibaper, dan DMC Pictures yang coba kami lakukan adalah berusaha agar menjadi bagian dari solusi permasalahan remaja di atas. Aamiin.

Wallahu a'lam bishawwab

Spirit KemenanganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang