Seusai pulang sekolah, Ivan beserta kelima orang lain nya bergegas untuk ke lapangan sesuai jadwal yang ditetapkan oleh Pak Uwo
Pak Uwo merupakan mantan atlit bulu tangkis kota medan yang sempat berjaya di era nya. Meski tidak terlalu cemerlang hingga menembus kejuaraan nasional, namun sudah menjadi kebanggaan tersendiri bagi kampung durian ini.
"Akhirnya kalian semua datang juga" - Pak Uwo. Penampilan Pak Uwo sudah seperti seorang pelatih. Memakai celana olahraga dan sepatu nya juga.
"Hah? Pak Uwo mau main bulutangkis lagi? Usia nya kan udah gak memungkinkan lagi hahaha... " - Ivan
"Hush... Gak sopan ngomong gitu sama orang tua. Bodoh!" - Adel
"Hahaha rasakan! Sekali lagi buat Adel marah, siap-siap kau dihajarnya van" - ledek kiki (Ricky) yang sudah pernah merasakan bagaimana menyeramkan nya adel kalau lagi mengamuk. Sebab terakhir kali dia mendapatkan itu, dia sampai tersungkur ke tanah akibat tonjokkan adel ke bagian perut nya.
"Iya deh del. Kalau sudah begitu sih aku nurut aja dah daripada senasib dengan kiki" - Ivan
"Pak Uwo, apa tujuan bapak memanggil kami semua kesini?" - Yudha
"Nah iya, aku juga mendapatkan kabar itu tadi pagi oleh ibuku" - Nami
"Kalau menurut feeling ku sih, ada sesuatu yang penting bagi kita semua. Makanya kita berada disini. Benar kan Pak Uwo?" - Rani"Ya, itu benar. Kenapa aku memanggil kalian semua kesini? Karena dengar-dengar kelurahan kita akan mengadakan turnamen bulutangkis pertama tahun ini saat hari kemerdekaan indonesia nanti." - kata pak uwo sembari menunjukkan sebuah poster dari kantor lurah yang diambilnya.
"Wahh hebat! Akhirnya mereka melihat juga tingkat antusias warga dan anak-anak disini yang menyukai bulutangkis. Kirain cuma sepakbola aja yang diunggulkan." - Ivan
"Mari kita bersaing van!" Kiki
"Hah? Bersaing denganku? Kau tidak ingat terakhir kau kalah telak melawanku? Hahaha" - Ivan menyombongkan dirinya dihadapan rekan-rekan lainnya
"Kau gak sadar juga ya dikalahkan telak dengan Yudha? Ups" - Adel
"Ahhh kau del hanya bisa menurunkan semangat juangku yang sedang membara. Huft..." - Ivan
"Adel memang selalu mengerti aku deh" - Kiki
"Plakkk....!!!"
"Aduhh sakit del..." kiki menggosokkan bagian kepalanya yang dijitak Adel.
"Jadi orang gak usah berlebihan tau!" - Adel
"Hahaha... Kau kena jitak adel! Kasian!" - Ivan tertawa melihat kiki kena jitak namun...
"Plakkk....!!!" akhirnya dia juga mendapatkan giliran nya
"Berisik...!" - Adel
"Sudah-sudah jangan bergaduh" - Yudha"Lalu, kategori apa saja yang dipertandingkan pak uwo?" - tanya nami.
"Sepertinya hanya tunggal putra dan tunggal putri saja. Namun itu belum jelas juga informasinya. Ntar kalau mekanisme nya sudah keluar. Poster ini akan ditempelkan di lingkungan masing-masing." - Pak Uwo
"Kalau begini sih aku bisa berhadapan dengan Nami dan Adel deh di turnamen nya" - Rani
"Sayangnya gak ada nomor ganda ya... Kalau ada kita pasti bakal kekurangan orang." - Adel
"Sepertinya kalau ada nomor ganda, cara lain menutupi kekurangan nya yaitu dengan memainkan kalian selama 2x dalam 1 hari. Diantara kalian bisa masuk ke nomor ganda putra atau putri dan ada juga yang di nomor ganda campuran." - Pak Uwo
"Jadi tujuan pak uwo kemari hanya menyampaikan itu saja ya..." - Nami
"Bukan hanya itu saja, tujuan pak uwo mengundang kalian kemari itu karna kalian berenam pak uwo liat sering aktif bermain bulutangkis disini. Berbeda dengan yang lainnya yang hanya memainkannya ketika booming aja" - Pak Uwo"Jadi, pak uwo berniat ingin melatih kalian dan memilih kategori apa yang akan kalian ikuti saat turnamen nanti. Ya kita buat semacam tim begitulah" sambung pak uwo
"Tim? Tapi level kami kan masih sekedar bermain gitu aja" - Ivan
"Tim? Boleh juga, ini akan jadi kesempatan yang bagus." - Yudha
"Tapi tetap saja kalian bisa berhadapan dalam turnamen kategori tunggal." - Pak Uwo
"Itu sih gak masalah pak uwo. Liat saja aku akan menjadi juaranya" optimisme ivan kembali memuncak hingga mengeluarkan kata-kata yang sok hebat
"Buktikan kalau bisa. Jangan cuma ngomong doang" - Adel
"Liat saja nanti!" - Ivan"Ini kesempatanku, aku harus berjuang sekuat tenaga!" - Nami
"Boleh juga tuh tim nya. Siapa tau kita bisa menang ya kan" - Rani"Baiklah tim ini kita akan beri nama Kamdur" - Pak Uwo
"Hah? Kamdur? Kirain semacam Badminton Forced, Knight Army, Blackminton dan..." - Ivan
"Gak usah sok ke barat-baratan deh van. Makan masih pake nasi aja belagu kau" - Adel
"Kamdur? Kampung Durian ya? Boleh juga" - Yudha"Melihat semangat anak-anak ini sepertinya tidak salah aku memilihnya. Semoga jalan kalian bersinar dan melebihi diriku ini" kata pak uwo dalam hatinya.
"Baiklah sekian dulu pertemuan kita hari ini. Mari kita tos dulu untuk nama tim kita ini" - Pak Uwo
"Hidup Kamdur!!! Semangat!!!" Teriak Pak Uwo
"YAAAA....!!!!!!" mereka semua pun membalas penuh semangatUsai pertemuan mereka sore itu, mereka akhirnya memutuskan sebuah tim bulutangkis yang bernama Kamdur BC (Badminton Club). Yang disiapkan untuk menghadapi turnamen kemerdekaan nanti.
"Hey ki... Tadi disekolah aku bertemu dengan seorang anak laki-laki. Dia bilang dia teman SD mu. Dia masuk ke SMP yang sama denganku. Apa kau tau dia?" - Ivan
"Hmm... Bentar ku pikir dulu siapa aja temanku yang masuk kesana." - Ricky
"Orangnya berlagak amat, buat aku kesal aja" - Ivan
"Apa? Jangan jangan... Itu Yahya!" - gumam ricky dalam hati sambil menunjukkan kekhawatirannyaProfil Name :
Putra:
Ivan Darryl (140cm, 12 Tahun)
Kata Favorit : 1st Place
SMP 11Ricky Zailani (142cm, 13 tahun)
Kata Favorit : Tidak ada usaha yang sia-sia
SMP 14Yudha Syahputra (145cm, 14 Tahun)
Kata Favorit : Menyerah bukanlah jalanku!
SMP 37Putri:
Nami Daulay (138cm, 12 Tahun)
Kata Favorit : Aku Pasti Bisa!
SMP Swasta PratiwiRani Syahputri ( 139cm, 13 tahun)
Kata Favorit : Kerja keras akan membuahkan hasil
SMP 37Adella Avisti (135cm, 12 Tahun)
Kata Favorit : Trophy is Priority
SMP 1

KAMU SEDANG MEMBACA
Smash!!!
Fiksi RemajaBercerita tentang kompetisi dalam bulu tangkis dimana perjuangan sekelompok anak-anak kampung durian yang menggemari bulu tangkis dan berjuang menjadi pebulutangkis yang hebat