3. Kecebong Pengkhianat

22.3K 1.9K 84
                                    

Versi lengkap dan revisi, ada di Karyakarsa
TRNNDHT
Budayakan beri dukungan untuk penulis ya ><

I know I changed. That was the point.

Rain menaiki kotak besi yang akan membawanya ke lobby, masih bersama Arsen dan putra nya yang setia dalam gendongan Arsen. Rain merutuki nasib sialnya hari ini, dia hanya bisa diam dalam kebisuan yang menyelimuti mereka.

"Pa, tante Rain wajahnya galak ya?" bisik Kenzi yang masih di dengar Rain. Walaupun dalam hatinya mengakui, Kenzi bocah yang sangat lucu dan mampu menggetarkan hatinya bahkan ingin memeluk Kenzi erat jika Kenzi bukanlah anak dari pria dan wanita yang telah menghancurkan kebahagiaannya.

"Tante Rain cantik kan?" Bisik Arsen balik, dan masih bisa terdengar oleh Rainy.

"Iya, tapi masih cantik mama" jawab Kenzi polos membuat Rainy bungkam. 'Lihat Rain? Belum apa-apa saja ini semua membuatmu sakit,' batin Rain berkecamuk dan segera ia keluar dari lift yang entah kenapa hanya ada mereka bertiga di dalam sana.

Tanpa menoleh sama sekali ketika Kenzi memanggilnya pilu, tidak ingin Rain meninggalkan ayahnya kembali. "Tante, tante Rain jangan pergi! Kasian papa Kenzi!" Teriak Kenzi sebelum Rain benar-benar masuk ke dalam mobil, dan mengusap air matanya.

"Arsen brengsek!" Umpatnya bertatapan langsung dengan kedua mata yang sangat ia rindukan, mungkin dulu Rainy akan terpesona dengan mata yang menyejukkannya tapi sekarang? Lihat? Kelembutan itu tidak lagi untuk Rainy.

Dalam perjalanan yang entah Rain akan kemana, dia menangis tersedu kembali seperti sebelum-sebelumnya ketika ia masih saja merindukan pria yang mengkhianati cinta dan kepercayaannya. 'Ah mana si tuyul bilang cantikan mama nya daripada gue. Pantes aja si kecebong satu itu milih si kodok betina sialan,' umpat Rainy yang semakin menjadi-jadi. Bahkan dia sudah menyiapkan banyak kosa kata untuk mengumpati mereka.

Rain membanting setirnya mengarah pada sebuah gedung tinggi, dan segera menyerahkan kuncinya pada vallet.

"Pak Hafiz nya?"

"Oh, mbak Rain sudah di tunggu bapak di atas." Ucap wanita dari balik meja lobby yang di jawab anggukan oleh Rain, ia melangkah lunglai menuju lantai yang ia tuju langkah demi langkah.

"Rain?"

"Apiiiis!" Teriak Rain histeris dan memeluk Hafiz yang kini bahkan duduk terjatuh sambil memeluk Rain di atasnya yang sedang menangis, di belainya sayang rambut panjang Rain yang lembut. "Gue ketemu dia lagi, sama anaknya, mana anaknya lucu." ucap Rain terisak, dan Hafiz masih setia mendengar curahan hati sahabat sekaligus sepupunya itu, Rain reflek mengusap ingusnya ke kemeja pada bagian pundak Hafiz.

"Ah lo jorok Rain!" Ujar Hafiz bersungut-sungut sebal. Rain hanya tersenyum iseng kemudian menyenderkan kepalanya di dada Hafiz lagi, "terus gimana waktu kalian ketemu?"

"Gue diem aja, kaya apa yang lo bilang ke gue"

"Bagus, lagian kan dia udah happy sama keluarganya. Harusnya lo juga kan?"

Rainy mengangguk walau hatinya iba, sanggupkah ia menghadapi kenyataan ketika dia di terima kerja di perusahaan mantan calon suami nya yang sudah bahagia dengan anak dan istrinya?

"Ah kalo bukan karna kerjaan, gue ogah deh ketemu dia lagi. Kesel gue"

"Gue heran sama lo, apa sih susahnya move on? Bukan cuma dia cowok di dunia ini astaga Rain"

Rainy berdiri dari duduknya dan duduk kembali di sofa, "kayanya lo harus nyariin gue cowok Pis," ucap Rainy mantab membuat Hafiz terbahak.

"Setelah lo ketemu, baru lo sadar lo butuh cowok lain? Emang dia udah tua? Ga tampan lagi?"

EX's (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang