I don't feel as if I know you
You take up all my time
The days are long and the night will throw you away
Coz the sun don't shine
Nobody ever mentions the weather can make or break your day
Nobody ever seems to remember life is a game we play
We live in the shadows and we had the chance and threw it away
And it's never gonna be the same
Cos the years are following by like the rain
And it's never gonna be the same
'Til the life I knew comes to my house and says
Hello
ϗ ϗ ϗ
Jalanan kota Manchester siang itu sedikit ramai oleh pejalan kaki. Pria berjas rapi, wanita dengan sepatu hak tinggi, anak-anak yang berlarian sambil memegang lollipop, para pemuda yang mengepulkan asap rokok, dan sepasang kakek-nenek yang bergandengan tangan. Semua pemandang tersebut dapat ditemukan dengan mudah setiap harinya.
Freya berjalan dengan cepat di sepanjang jalan sembari menundukkan kepalanya, menghindari sinar matahari yang menyengat. Sesekali gadis berambut coklat muda itu mengelap keringat yang mengucur di dahinya dengan punggung tangannnya.
Kerumunan orang di depannya mengundang perhatian Freya. Suara serak terdengar menyanyikan lagu Yesterday dari The Beatles dari tengah kerumunan itu. Freya menyeruak di antara kerumunan, ingin mengetahui penyanyi yang dengan apik membawakan lagu legendaris itu.
"Ah," gumam Freya, melihat dua pemuda yang menyebabkan kerumunan itu.
Pemilik suara serak itu adalah seorang pemuda, mungkin seumuran dengan Freya, dengan alis tebal dan rambut coklat tua acak-acakan. Kaos berwarna hijau tua terlihat kedodoran di badannya. Tampan, begitu kesan pertama melihat si suara serak. Sedangkan lelaki di sampingnya, terlihat beberapa tahun lebih tua, memainkan gitar akustik mengiringi si suara serak.
"Kerja bagus, lads1," seru seorang kakek sambil memberikan tepuk tangan keras. Kerumunan itu, yang notabene terdiri dari warga senior, melemparkan koin uang ke dalam case gitar yang terbuka di depan kedua pemuda itu. Bahkan beberapa ada yang memberikan beberapa lembar uang 1 poundsterling, terkesan dengan cover apik mereka.
"Aku harap kalian bisa memainkan lagu I Wanna Hold Your Hands, lads," ujar seorang wanita paruh baya.
Penggemar The Beatles, begitu pikir Freya. Pantas saja jika kerumunan itu berisi warga sepuh.
Si pemain gitar, pemuda dengan alis yang sama tebalnya, mulai memainkan intro I Wanna Hold Your Hands dan disusul suara serak yang menyanyikan verse pertama lagu tersebut.
Freya mundur perlahan dari kerumunan itu. Dia melanjutkan perjalanannya. Suara serak dan petikan gitar, sebuah kombinasi unik, masih terdengar jelas hingga dia merebahkan diri di kasurnya malam itu.
ϗ ϗ ϗ
Freya terus berlari, tak menghiraukan tatapan bertanya yang dilayangkan puluhan pasang mata kepadanya. Air mata jatuh deras membasahi pipi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chasing Yesterday
FanficMenakjubkan, kesan pertama melihat seorang pemuda tengah bernyanyi di pinggir jalan. Sedangkan lelaki di sampingnya memainkan gitar akustik. Seorang gadis, jatuh cinta ketika pertama kali melihat keduanya. | Author: Rizu Vasilevsky