"Sar, lo buru-buru nggak?" Tanya Jake saat perjalanan pulang.
"Nggak. Kenapa?"
"Xing fu tang, yok? Aus gua"
"Iya boleh"
Akhirnya Jake melimpir ke kedai minuman gak jauh dari rumah Sarah, padahal tadi di tempat futsal Jake udah minum segalon ada kalik, masih aja haus.
"Lo mau apa?" Tanya Sarah saat menuruni motor Jake, agak kesulitan soalnya motor Jake tinggi banget. Untung Sarah tinggi.
"Apa aja, dah, yang menurut lo seger" kata Jake sembari membuka helm, merapikan rambut.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hahhh kalau menurut gue lo gak usah lah main-mainin rambut!!! Ucap Sarah dalam hati.
"Gue strawberry punch, lo mau tropical sunshine, gak? Seger itu" ujar Sarah.
"Strawberry punch enak tuh, tropical sunshine gue belum pernah. Manis gak?" Tanya Jake.
"Manis, kok, gue suka beli yang itu"
"Lebih manis dari lo, gak? Kalo iya jangan gue gak kuat yg manis banget" Ujar Jake.
"Dih apaan, sih, lo?" Kata Sarah tersipu malu
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jake terdiam, kenapa muka Sarah tiba-tiba memerah? Tunggu sebentar....
"Eh... gak gitu, maksud gue lebih manis dari minuman yang lo pesen gak? Soalnya kan Strawberry punch udah manis banget?"
"Oh??? Iya eh nggak maksud gue standar kok manisnya lebih ke seger" ujar Sarah sembari menahan malu.
Malu gak sih jadi Sarah??? Mau cepet-cepet pulang!!!!
Sejak pertama kali bertemu, Sean dan Sinna kini sudah lumayan akrab. Beberapa kali bertemu membuat Sean mengenal Sinna lebih dekat.
Awalnya Sean kira nggak akan berjalan mulus karena Sinna ini keliatan kayak perempuan hedonisme seperti teman dekat Sean yang lainnya. Tapi ternyata nggak.
