05. Masak bersama Bunda

10.2K 1.2K 41
                                    

Pukul 4 sore rumah kediaman keluarga Althaff masih sepi, Ayah sudah pasti masih di kantor dan akan pulang sekitar jam 5, Abang masih di kampusnya, Abang masih kuliah? Iya masih sehabis lulus S1 yang lulusnya aja membutuhkan waktu lima setengah tahun Abang langsung mengejar S2 soalnya dimarahin Kakek karena lulusnya telat.

Lisa masih membuat konten bersama teman-temannya, maklum selebgram. Ayah dan Bunda nggak pernah melarang Lisa jadi selebgram mengingat Ayah udah kaya raya, tapi selagi Lisa senang dan berpengaruh positif untuk followersnya, kenapa nggak? pesan dari Kakek: pendidikan harus nomer satu, jangan ikut-ikut Abangmu.

Sarah dan Samuel harus les setelah pulang sekolah. Menyisakan Vernon dan Bunda yang sudah pulang di jam segini.

"Kamu tumben pulang masih cerah gini?" Tanya Bunda yang baru saja berganti pakaian setelah pulang dari kegiatannya.

"Yaudah aku pergi lagi, nih? Pulang kalau udah gelap" Vernon yang baru saja sampai berjalan mundur untuk kembali keluar.

"Nggak gitu dong, A'. Sana ganti baju dulu" titah Bunda.

Vernon juga rada aneh, sih, pulang jam segini tapi hari ini lagi males banget nongkrong sama temen-temennya maka dari itu sehabis pulang kuliah Vernon langsung pulang.

Setelah berganti baju Vernon kembali turun dan duduk di sebelah Bunda.

"Bun, I want to eat dumpling made by Bunda, deh" celetuk Vernon tiba-tiba.

"You haven't eaten? Isn't the chef cooking?" Tanya Bunda mengingat di rumah ini ada chef khusus.

"Iyaa tapi aku ngidam dumpling buatan Bunda, best of the best, lah, pokoknya" gombal Vernon sambil menyender di lengan Bunda.

Bunda hanya terkekeh melihat anaknya yang jadi manja, sebenarnya Bunda merasa bersalah sama Vernon karena akhir-akhir ini Bunda terlalu fokus sama perjodohan Abang, mengawasi konten-kontennya Lisa karena takut ada konten yang negatif soalnya kalau sedikit salah aja netizen indonesia ini amat sangat berbahaya, nanti pasti akan berdampak ke perusahaan Ayah, bisnis Bunda dan nama baik keluarga, Bunda juga sibuk sama si kembar yang sudah mulai memikirkan kuliah.

Sejak kecil Vernon ini selalu jadi anak yang paling nggak rewel, suka ngalah sama Abang, Kakak dan adik-adiknya, dan kalau saudara-saudaranya nggak ada kayak gini Vernon suka manja dan nempel-nempel Bunda.

"Hm. All right, let's make it then." Ujar Bunda membuat Vernon bersorak kegirangan.

Walaupun Bunda capek karena dari pagi banyak kerjaan dari mulai urusin audisi untuk trainee di agensinya sampai mengurusi salah satu penyanyinya yang akan comeback. Tapi untuk anak tercinta apasih yang nggak?

"Lho, kok gak bangun?" Tanya Bunda.

"Ya Aa kan nungguin Bunda masak aja?"

"Eh enak aja. We have to make it together!" Kemudian Bunda menarik tangan Vernon untuk ikut memasak bersama.

Vernon hanya melihat Bunda mengeluarkan semua bahan-bahan masakan dari kulkas, Vernon ini paling gak bisa masak, semua anak Bunda kecuali Sean gak bisa masak, sih, soalnya di rumah udah ada chef tersendiri. Lisa, Sarah dan Samuel lumayan, lah, bisa masak mie tapi Vernon gak bisa sama sekali, itu bumbu mie goreng dimasukin sekalian di panci bareng sama mie-nya apa gimana? Vernon benar-benar gak tau.

"I have a job for you"

"Apa, Bun?"

"Slice an onions" kata Bunda bernada seolah-olah itu adalah tugas paling menyenangkan.

Vernon jadi semangat, dia mengira kalau mengiris bawang adalah tugas yang tepat untuknya.

"Caranya kayak gini" Bunda memberi contoh cara mengiris bawang dengan benar.

La FamiliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang