"Aku harus bersaing dengan Ibuku sendiri, dan pria brengsek itu lebih memilih Ibuku...."
Sebuah keluarga bisa membuat kita bahagia, sukses tapi juga bisa sebaliknya. Membuat kita menderita dan terpuruk. Hani tidak menyangka kehidupannya akan penuh...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kriiinnnnggg! Kriiiinggggg!
Bunyi jam wecker menggema di kamar bernuansa putih dan hijau itu. Seorang gadis yang tadinya masih tertidur pulas langsung terlonjak kaget, dengan wajah kusut, rambut yang acak-acakan khas bangun tidur. Ia melirik sebal jam wecker yang menunjukan pukul 06.15. Matanya masih setengah terpejam. Ia menepuk pipinya berkali-kali.
"Aku benci hari senin" dumalnya dan menutup telinganya karena jam wacker masih berdering nyaring.
"Diamlah kau. Berisik!" kesalnya.
Brak!!!
Dengan kesal Hani melempar jam wackernya ke dinding hingga hancur. Ini adalah jam wacker kesekian yang ia hancurkan.
"Huh, menyebalkan" dumalnya sambil cemberut dan mengaruk rambut kusutnya.
"Masih mengantuk" Hani kembali memeluk bantal gulingnya.
Tok. Tok. Tok!
"Hani, bangun!" suara lembut seorang wanita yang mengalun indah itu terdengar dari ambang pintu.
"Aish...." Hani menutup kepalanya dengan bantal.
"Ya ampun, anak ini kebiasaan. Hani, bangun tidak?!" teriakkan dan ketukkan pintu berkali-kali membuat Hani mengeram sendiri sambil menendang-nendang kakinya hingga selimutnya jatuh.
"Gadis pemalas bangun!" teriak Ibunya membuat Hani mendengus.
"Iya, iya..." Hani membuka matanya, dan menatap malas pintu kamar bercat putih itu. Hani kembali memejamkan matanya tapi-
"Jangan tidur lagi. Atau-"
"Ya, Aku sudah bangun" Hani masih mengumpulkan seluruh nyawanya.
"Well, bersiaplah ke sekolah. Jangan lupa rapikan tempat tidurmu terlebih dahulu."
"Iya, Aku tau" Hani menoleh ke pintu kamarnya. "Benar-benar cerewet," gumamnya kemudian menatap kamarnya sendiri.
"Ya Tuhan! Kamarku!" teriaknya.
Apa terjadi badai semalam? Kenapa kamarnya begitu berantakkan. Dengan cepat Hani membereskan kamarnya. Ia tidak punya waktu banyak.
***
Setelah merapikan tempat tidur. Hani bergegas mandi dan menyiapkan diri untuk berangkat sekolah. Hani bukan type gadis yang membutuhkan waktu lama untuk mandi hanya 10 menit, Hani sudah keluar dari kamar mandi. Mengambil seragam sekolahnya dan memakainya dengan asal. Ia bahkan tidak memakai dasinya. Tak lupa ia memakai celana trainingnya. Hani tidak nyaman memakai rok yang pendek.
Hani menyisir rambutnya, mengikatnya dengan asal. Ia menatap pantulan dirinya di cermin. Disana tertulis 'SUDAH CANTIKKAH AKU?'
"Sudah," gumamnya lalu mengambil tasnya. Hani tidak memakai make up ataupun parfum. Karena ia memang tidak suka itu. Hani langsung lari ke luar kamar. Perutnya sudah sangat lapar.
