Tiga hari telah berlalu,....
Setelah kejadian itu aku merasa terpukul dan terpuruk. Aku jatuh sakit dan hanya ingin mengurung diri dikamar. Entah kenapa allah memberikan ku kepahitan yang dalam seperti ini. Apa allah murka terhadapku ??. Sekarang dikamar ini aku hanya bisa menangis, karna aku belum bisa menerima semua ini.Tak lama kemudian... Tok.. Tok.. Tok..
"Reina ..!!!" suara lembut ibuku memanggilku. "Iya bu, ibu masuk saya... Pintunya ngak reina kunci" jawabku pelan. Lalu ibu membuka pintu kamarku perlahan sembari secarik kertas dan sebuah handphone berada di tangan kirinya."Nak.. Ibu ingin bilang sesuatu yang penting terhadapmu.. Apakah kau masih sakit??" tanya ibuku sembari memegang dahi ku. "Tidak bu aku sudah merasa lebih baik sekarang. Ada apa bu, ibu mau bilang apa?" jawabku sembari berusaha bangun dari posisi tidurku di kasur.
"Nak kau sudah besar kau sudah harus mengerti bahwa perceraian ibumu dan ayahmu ini adalah keputusan yang terbaik. Ayah tetaplah ayahmu kau harus tetap menghormatinya" gerutu ibuku sembari memberikan ku secarik kertas yang dibawanya tadi.
"Ini adalah surat cerai ibu, ayahmu sudah menanda tanganinya dan ibu pun sudah, sekarang ini kami telah putuskan untuk berpisah, tinggal beberapa minggu lagi sidang pertama dimulai dan kami akan berpisah" jawab ibuku sembari mengusap kepalaku dengan lembut. Hatiku benar-benar sakit ketika melihat surat cerai itu. Tiba-tiba...
Kring... Kringg... Kringgg...
HP ibuku berbunyi dan ibuku langsung menjawab telponnya.. "Wa'alaikumsalam" seru ibuku..."Ya dia sedang bersama saya sekarang"..
"Silahkan aku tak melarangmu karna memang kita sudah berpisah, tapi kau harus bilang pada anakmu"...
Aku bingung apa yang dibicarakan ibuku mengenai aku, aku tau yang menelpon ibuku adalah ayahku. Ibuku langsung memberikan telponnya kepadaku.
"Assalamu'alaikum, anak ayah yang cantik. Kata ibumu kamu sedang sakit ya!!" sahut ayahku dengan nada gembira. "Wa'alaikumsalam, iya reina sedang sakit" jawabku, aku bingung apa yang membuat ayahku bahagia.
"Semoga cepat sembuh ya nak. Ayah sekarang ada di jakarta, dan ayah mau minta izin ke reina" tanyanya dengan nada pelan-pelan seakan ayahlu tak ingin menyakiti perasaan ku.
"Persetujuan apa yah" tanyaku heran.
" hmmm... Ayahh.."
"Ayah kenapa ?? " tanyaku semakin heran terhadap ayahku.
"Hmm ayah... Ayah ingin meminta persetujuanmu untuk nikah lagi disini" jawab ayahku.
Dek!!
Mataku terbelalak seketika, tanganku yang memegang hp langsung bergetar. Aku menggigit bibir bawah ku berusaha menahan tangis, karna aku tak ingin ibuku melihat ku menangis. Aku berusaha tegar dan berpikir tentang kebahagiaan kedua orang tua ku. Jika keputusan ayahku membuat ayahku bahagia, akan berusaha ikhlas menerimanya. Berusaha ikhlas menerima kepahitan ini.Dengan pelan aku menjawab "iya, terserah ayah, rina turut bahagia, semoga ayah bahagia bersama calon istri ayah".
"Baiklah, terima kasih ya nak. Ayah tutup telpon dulu. Assalamu'alaikum" jawab ayahku dengan senangnya. Ibuku yang berada disampingku langsung memelukku, aku berusaha untuk tidak menangis di depan ibuku karna itu pasti akan membuat ibuku semakin sedih.
"Ibu.. Reina pusing!! Reina mau istirahat" pintaku dengan melepaskan pelukanku dari ibuku.
"Baiklah nak, istirahatlah. Cepat sembuh ya sayang" sahut ibuku sembari membantuku berbaring lagi di kasur, dengan sedikit kecupan di dahi yang diberikan ibuku, aku memejamkan mata. Dan ibu pun keluar dari kamarku.Aku membuka mata, melihat ibuku telah pergi dari kamarku. Seketika itu aku langsung bangun dan masuk ke kamar mandi. Tangis yang tadi berusaha ku tahan kini keluar dengan mudahnya. Aku tak bisa lagi menahan tangis, kepahitan ini sungguh dalam kurasakan. Belum satu minggu orangtua ku berpisah dan kini ayahku akan menikah lagi.
Mengingat kata-kata yang di ucapkan ayahku membuatku tak bisa berhenti menangis. Bahkan hujan pun tiba-tiba turun, apakah langit juga merasakan kesedihan yang sama seperti ku?. Ini bukanlah sesuatu yang kuharapkan di dalam kehidupanku.
Ya allah berikanlah hamba ketabahan untuk menjalani ini semua..
Kepahitan ini harus hamba jalani dengan bertawakal kepadamu ya allah.
Hamba tau, engkau tak akan memberikan ujian di atas kemampuan seseorang. Engkau yang maha adil ya allah. Maka kuatkanlah hati hamba ini ya allah. Pintaku dalam do'a ku.Hai teman" ... Maaf ya update nya lama banget, dan maaf kalo banyak yang salah dalam pengetikkan, mohom di maklumi karna bukan penulis profesional.
Dan maaf banget kali ceritanya ngk jelas dan bosenin. Tapi tetap vote dan coment ya teman", biar si penulis bisa intropeksi diri.
Terima kasih.. :-)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hijrah Menjadi Seperti Fatimah Az-Zahra
Spiritualseorang wanita yang slalu tampak ceria tetapi ada kesedihan yang ia sembunyikan dalam hatinya. Ia ingin menjadi sosok yang tangguh dan setia akan cinta seperti sosok wanita yang baru ia idolakan yakni Fatimah Az-Zahra. ( Reina Aksana Zahra ) awal hi...