Her

179 37 32
                                        

Seorang gadis terlihat sedang menyusuri trotoar sepi dengan langkah gontai, sendirian.

Ditemani dengan kesunyian ia terus berjalan. Rasa kantuk sudah juga sudah terlanjur menyerangnya, begitu juga dengan rasa takut.

Memangnya siapa yang tidak takut bila berjalan sendirian di Seoul bila sudah larut malam begini?

Dewi fortuna ternyata tidak berpihak pada gadis ini. Suasana semakin mencekam saat angin dingin perlahan menyapa kulitnya. Ia pun mempercepat tempo langkahnya dan memutuskan untuk tidak mengarahkan pandangannya kedepan.

"Sial. Bulu kudukku berdiri," gerutunya dalam hati. Meskipun jalanan terlihat sangat sepi tapi sebenarnya ia mengetahui fakta bahwa ia tak lagi sendirian.

Sang gadis pun semakin mempercepat langkah kakinya. Tentu saja ia tidak ingin berlama-lama bila ditemani suasana mencekam seperti ini.

BUK

Gadis itu perlahan mendongakkan kepalanya keatas. Dalam hitungan detik ia menyadari bahwa ia baru saja menabrak seorang pria yang berbusana gelap dengan kacamata dan masker yang menutupi wajahnya.

"M-maaf aku tak sengaja," ucap gadis itu sembari melangkahkan kakinya melewati pria barusan.

GREP

Jemari pria itu menggenggam pergelangan tangan sang gadis. Karena terkejut, gadis itu menolehkan pandangannya kebelakang, kearah pria itu.

"L-lepaskan aku. Aku tak mengenalmu. Bila kau tidak melepaskannya, aku akan berteriak!" Hardik gadis itu dengan panik.

Setelah mendengar perkataannya, samar-samar terlihat di balik masker hitam yang dikenakannya, pria itu menyunggingkan senyum ambigu pada bibir mungilnya.

"Jangan berpura-pura tak mengenaliku--

--Park Seulji."

.
.
.

Mata gadis itu terbelalak setelah mendengar ucapan pria yang tengah menggenggam tangannya itu.

"Aku tidak tahu siapa Park Seulji itu. Aku juga tidak mengenalmu. Lepaskan tanganku!" Pekik gadis itu sambil meronta-ronta----mencoba melepaskan genggaman tangan pria itu----dengan kasar namun, usahanya tak membuahkan hasil.

Pria itu tak tinggal diam, ia pun membekap mulut gadis tersebut.

"Sudah kubilang jangan berpura-pura tak mengenalik- argh!"

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, pria itu mengerang kesakitan setelah tangannya digigit gadis itu. Melihat pria itu lengah karena kesakitan, gadis pun berusaha melarikan diri.

Pria itu lagi-lagi tidak tinggal diam, ia juga mengejar gadis itu, dan menghentikannya tepat di bawah lampu jalan yang bersinar di tengah gelapnya malam.

"Kau kira kau bisa lari dari hadapanku? Apa kau tidak tahu bila BTS memiliki kemampuan lari yang luar biasa? Sudah cukup main-mainnya Seulji! Aku tahu kalau kau adalah Park Seulji jadi jangan berpura tak mengenaliku!" Keluh pria itu.

Gadis itu tertegun.

"Lagipula bagaimana aku dapat mengenalimu bila kau mengenakan masker, kacamata, dan topi. Siapa yang tidak akan lari bila kau memperlakukan seorang seperti ini di tengah malam yang sepi ini. Namaku---"

Sembari mendengarkan penjelasan gadis itu, pria itu mengangguk paham, kedua matanya melihat situasi sekitar yang sepi untuk memastikan tidak ada sasaeng yang mengikutinya dan perlahan menanggalkan masker yang ia kenakan. Tepat sebelum gadis itu mencetuskan namanya, masker itu telah tanggal dari wajah pria itu.

Gadis itu lagi-lagi tertegun melihat paras tampan sekaligus imut pria itu.

"Maaf. Memang tidak seharusnya aku memperlakukanmu seperti ini. Aku ... Park Jimin. Kau masih mengingatku 'kan?"

TBC

Pendek ya? Mianhae :"
Part-part dalam fanfic memang pendek-pendek (rata-rata <800 words).

Jangan lupa vomment + Kritik+ Saran bila berkenan^^

~Yeseul

I am Her ; Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang