Him

179 27 30
                                    

Seketika wajah gadis itu tiba-tiba memerah seperti tomat, jantungnya pun berdegup tak berarturan seolah mau copot.

"Apa yang harus kulakukan?" Batinnya dalam hati.

"I-Iya tentu saja aku mengingatmu. Aku minta maaf karena barusan aku berpura-pura tak mengenalimu. N-namaku Park Seulji," jelas gadis yang dikenal Jimin dengan nama Park Seulji itu.

Park Jimin pun menyunggingkan sebuah senyuman kecil pada bibir mungilnya. Terlihat jelas dari raut wajahnya bila ia teramat sangat merindukan gadis bernama Park Seulji tersebut.

"Wah akhir kau kutemukan juga. Sejujurnya aku hampir menyerah untuk mencarimu tidakkah kau merindukanku? Aku--"

BRUK

Park Jimin ambruk sebelum ia sempat menyelesaikan kalimatnya. Dengan spontan Seulji pun memapahnya.

Kini tak ada lagi selisih jarak diantara mereka berdua. Deburan nafas tak beraturan milik Park Jimin tak henti-hentinya menerpa ceruk leher Seulji. Merasa ada yang tak beres, Seulji menempelkan punggung tangannya pada kening milik Jimin. Belum ada semenit punggung tangan milik Seulji bersentuhan dengan kening Jimin tapi suhu panas sangat terasa, seolah membakar kulitnya.

"Yaampun badanmu panas sekali," ujar Seulji khawatir.

Jimin menggeleng lemah.

"Aku tidak apa-apa."

Seulji menggertakkan giginya dengan kasar, tanda ia sedikit kesal.

"Aku tak bisa membiarkanmu seperti ini!" Ketus Seulji sambil mulai melangkahkan kaki menuju apartemen miliknya yang berada tak jauh dari situ.

Meskipun sebenarnya bobot tubuh Jimin terlalu berat baginya untuk ditopang, itu tidak membuat Seulji tega membiarkannya.

Tak sampai 5 menit dengan berjalan kaki, akhirnya mereka pun tiba pada apartemen sederhana milik Seulji.

Dengan kepayahan Seulji berusaha memencet kata sandi yang menjadi pengganti kunci pada rumahnya.

Bip ... Bip ... Bip ... Bip ...

Cklek

Pintu apartemennya otomatis terbuka.

Seulji tertatih-tatih saat berusaha membaringkan tubuh kekar milik Jimin diatas ranjangnya.

Karena pencahayaan jalan yang remang-remang sebenarnya, Seulji tidak begitu yakin dengan pengelihatannya yang mengenali pria ini sebagai seorang idol star.

Seulji perlu memastikan kebenarannya. Bila ternyata pria ini hanya orang asing, ia akan menelepon polisi ketimbang ambulans.

Diam-diam Seulji mendekati wajah Park Jimin yang sudah terlelap.

"Astag--" pekik Seulji sambil memblokade bibirnya agar tak membangunkan pria itu.

Sepasang kaki Seulji melemas, kedua matanya terbelalak, jantungnya berdetak tak karuan. Seulji nyaris tak dapat mempercayai pengelihatannya sendiri.

Park Jimin. Seorang anggota boygroup yang sangat populer, Bangtan Boys sedang berbaring di ranjang miliknya!

Seulji sudah tak dapat berkata-kata lagi, pikirannya sudah terlanjur kalut dibuatnya.

Setelah beberapa menit ia pun beranjak bangkit lalu mengambil termometer, kain basah, dan beberapa obat-obatan.

Ia pun duduk tepat disamping Park Jimin yang terbaring lemah di atas ranjangnya.

Sebelum ia mengkompresnya, ia mencoba mengukur suhu tubuh Jimin dengan termometer miliknya.

39 derajat celcius.

"Astaga suhu tubuhnya sangat tinggi. Kurasa aku harus segera membawanya ke rumah sakit." ujar Seulji bermonolog.

"Jangan."

Seulji menolehkan kepalanya pada sumber suara tersebut

Park Jimin terlihat sangat pucat. Warna kulitnya bahkan sudah terlihat tak jauh berbeda dengan dinding putih pada apartemen milik Seulji.

"Kumohon jangan," lirihnya pelan.

Seulji menggaruk kepalanya dengan kasar.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku takut akan terjadi sesuatu padamu. Lalu bila demammu makin parah, bisa-bisa identitasku tersebar. Aku belum siap diserang netizen," ujarnya sambil memperlihatkan wajah yang nampak frustasi.

Jauh di dalam hati, Seulji tengah mengutuki dirinya sendiri. Apa yang telah terjadi di dalam otaknya sehingga kejadian ini bisa terjadi?

Park Jimin perlahan bangkit dari posisinya. Ia merengkuh tubuh mungil Seulji masuk kedalam dekapannya.

Seulji tak mampu berkata-kata.

Kini ia dapat mendengar setiap detakan jantung Jimin dari dada bidang miliknya yang kini bersentuhan dengan tubuh Seulji.

"Aku hanya membutuhkan sebuah obat. Obat yang sangat langka. Hanya ada satu di dunia ini," bisik Jimin menjeda kalimatnya, "kaulah obatku."

Jimin tersenyum menatap setiap inci tubuh Seulji yang sedang terperangkap di dalam dekapannya.

"Aku sangat, sangat merindukanmu danㅡmencintaimu."

***

Sinar mentari pagi menembus gorden tipis yang terpasang pada jendela kediaman Seulji. Tanda hari yang baru sudah dimulai kembali.

Alarm pagi miliknya tidak berdering.

Aneh.

Biasanya pada saat-saat seperti ini Seulji sudah geram dengan alarm yang kerap menginterupsi tidurnya.

Jemari Seulji membuat pergerakan. Kelopak matanya perlahan terbuka.

Ia mengangkat lapisan selimut yang menyelubungi tubuh mungilnya.

"Heol. Untunglah itu hanya mimpi. Mana mungkin seorang idol bisa mengenalku," ujar Seulji setelah melihat bahwa ia masih mengenakan pakaiannya.

Berarti ia sama sekali tidak melakukan hal 'itu' bukan?

Seperti biasa, Seulji pun beranjak bangkit dari ranjangnya dan melangkahkan kakinya dengan gontai ke arah wastafel.

Tangannya memutar keran wastafel. Pada saat yang sama, ia merasakan sebuah kejanggalan.

Keningnya terasa aneh.

Ia pun mengalihkan pandangannya pada cermin yang berada tepat dihadapannya.

Dua buah sticky note berwarna oranye telah melekat pada keningnya.

Maaf aku langsung pergi tanpa berkata apa-apa karena aku harus melakukan comeback stage. Tapi, aku senang sekali bisa bertemu lagi denganmu! maaf kalau semalam aku merepotkanmuㅠㅠ

Oh iya, aku sudah membuatkan sedikit sarapan untukmu, aku menaruhnya diatas meja.
Ini nomor telepon sekaligus kakaoku
+8233174xxxxx

Hubungi aku!
-Park Jimin-

TBC

Ceritanya ini pas comeback Spring day :3
Part ini kupanjangin dikit♡
Deskripsi ceritanya juga kuganti (\ㅇ0ㅇ)/ Semoga suka :"3

Q: Katanya sibuk kok masih sempet update ff?
A: Ff ini udah kutulis beberapa part dari kapan tau. Jadi tinggal apdet2 deh huehehe :3

Ditunggu kritik, saran, & vommentnya (vote + comment) bila berkenan^^

Makasih udah meluangkan waktu buat baca ff ini^^

Sorry ya kalo aku ga bisa langsung balas komen2 kalian :"3

Saranghae>.<)/

-Yeseul

I am Her ; Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang