Pervert

138 18 7
                                    

"Cut. Shooting kali ini sudah selesai. Terima kasih atas kerja samanya," ujar sang director kepada seluruh orang yang ikut serta.

Seluruh anggota dari Bangtan Boys pun menunduk-nundukkan kepala mereka sembari mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff yang membantu kegiatan mereka hari ini.

"Terima kasih. Tungguㅡkemana Jimin?" Tanya sang leader Rap Monster alias Namjoon.

Jungkook mengangkat kedua pundaknya sambil berkata, "Entahlah. Lagipula, tumben Jimin-hyung langsung menghilang seperti ini."

"Mungkin ia sudah pergi duluan ke ruang tunggu," sahut Taehyung yang lebih dikenal dengan nama V sambil menyeka keringatnya.

Namjoon menangguk paham setelah mendengar ucapan Taehyung.

"Ah ... anak itu benar-benar merepotkan. Aku duluan menyusul Jimin. Kalian jangan berlama-lama ya," ujar sang leader sebelum ia pergi menyusul Jimin ke ruang tunggu.

Tok Tok Tok

Kepalan tangannya mengetuk pintu ruang tunggu yang bertuliskan 'BTS' pada kusen atasnya. Setelah mendapat jawaban, tangannya berpindah untuk memutar kenop pintu.

Terlihat sosok Park Jimin yang sedang menatapi dengan raut wajah kosong layar ponsel yang berada dalam genggaman tangannya.

"Mentang-mentang kau akrab dengan Mark dari Got7, jangan menjadikan kebiasaannya menjadi kebiasaan barumu Jimin. Tumben kau seperti ini, sedang ada masalah?" tanya pria bertubuh semampai itu sambil menghempaskan tubuhnya pada sofa hitamㅡtempat Jimin duduk.

Jimin menggeleng cepat.

"Tidak ada."

Kedua bola mata Namjoon terpaku pada Jimin yang duduk di sebelahnya. Namjoon mengernyitkan dahinya.

"Lalu mengapa kemarin kau tidak pulang ke dorm dan barusan kau malah 'kabur' tepat saat syuting berakhir?"

Jimin menghela nafas panjang lalu menghembuskannya dengan perlahan.

Ya, ia membutuhkan banyak oksigen sekarang. Dunia ini rasanya seperti tidak memiliki asupan oksigen yang cukup baginya bila sedetik saja tidak bertemu dengan sang gadisㅡPark Seulji.

"Hyung, sepertinya aku akan mati. Apakah ini mimpi?" tanya Jimin dengan raut wajah yang tidak bisa dideskripsikan.

Namjoon berdecak heran.

"Kau sehat? Apa yang terjadi hingga kau bicara seperti itu? Jangan-jangan kau ... astaga, k-kau tidak lupa pakai pengaman 'kan? Sekarang Park Jimin sudah dewasa ya," balas Namjoon dengan tatapan ambigu. Siapa sih yang tidak mengenal sang leader mesum tapi jenius ini?

Seketika wajah Jimin merona karena malu. Tempo degupan jantung Jimin kian meningkat. Sungguh, ia sudah tidak tahan lagi.

"Ah, Namjoon-hyung ngomong apa 'sih? Aku masih perjaka hyung. Kalau hal itu mah masih coming soon. Mana mungkin aku nekat melakukan hal seperti itu," bantah Jimin dengan wajah yang kian merona.

Perkataan sang leader benar-benar 'memancing' otak Jimin untuk menjadi liar. Okay, sekarang siapa yang tidak mengenal si raja mesum di antara maknae line Bangtan boys?

Tiba-tiba sebuah tangan dengan jemari yang cukup jenjang menjewer daun telinga milik Jimin dan Namjoon dengan kasar. Tidak heran bila sang empunya seketika menjerit kesakitan.

"Dasar mesum. Apapun yang terjadi aku tak ingin kehilangan pekerjaanku hanya karena kalian tidak bisa menahan napsu kalian," keluh sang anggota tertua yang bernama Kim Seokjin ini.

"H-hyung lepaskan! Belum lama ini aku menindik telingaku, argh!"

Sepersekian detik kemudian pria berpundak lebar itu pun melepaskan tangannya.

"Kita sudah melantur terlalu jauh. Jadi, apa yang sebenarnya terjadi Park Jimin?"

Kini, Jimin tak dapat lari dan menghindar lagi. Mau tak mau ia harus mengakuinya.

"Setelah sekian lama kemarin, aku baru saja menemuinya."


***


Park Seulji duduk termenung di sebuah kafe yang berada tak jauh kediamannya.

Sama seperti biasanya, ia hanya duduk sendiri. Namun, kali ini ia di temani dengan segelas esspresso bukan segelas green tea frapucinno favoritnya.

Semenjak kejadian semalam, rasanya ia tidak tenang. Terasa was was setiap kali ia mengingat rangkaian kejadian itu.

"Kenapa itu bisa terjadi? Apakah aku sudah kehilangan keperawananku?"

"Apakah ini mimpi?"

"Apa aku akan hamil?"

Pertanyaan itu terus menghantuinya.

Ia memalingkan pandangannya ke arah kaca yang berada di sampingnya. Ia menatap kendaraan-kendaraan maupun orang-orang yang berlalu lalang di hadapannya sambil berusaha mencari jalan keluar dari ketakutannya.

"Test pack?"

Perkataan itu tiba-tiba terlontar dengan sendirinya ketika ia menyadari ada sebuah apotek kecil di seberang jalan.

-TBC-

Lame banget ya part ini 😐 hmm sorry 😮 jangan lupa vomment bila berkenan 😄 Krisarnya sangat ditunggu ❤

Btw, setahuku Mark Got7 kalo ada shooting/kegiatan suka ngabur duluan kan? (eh iya kan?)

Kalo aku ada kesalahan penulisan jangan malu-malu koreksi kesalahan aku^^

🌸Yeseul

040317

edited 061917: Aheyy akhirnya buka Wattpad. Last Update sebelum hiatus nih^^ maap kalo lame tapi ini udah mau masuk konflik kaka^^

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 03, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I am Her ; Park JiminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang