Two.

125 13 1
                                    

Happy Reading!!

Sider dilarang masuk❌

***

"Pagi Adara!" sapa seseorang yang tak lain adalah Afkar

Laki-laki yang menabrakku di perpustakaan dan menggangguku saat itu. Aku tidak mengerti apa yang dia inginkan. Beberapa hari ini ia terus saja menggangguku. Dan itu benar-benar menyebalkan!

"Ra, sampe kapan si lu mau ngacangin gua gini?" tanya nya dengan nada putus asa

Kasihan sebenarnya mendengar nada bicara seperti itu. Tapi mau bagaimana? Aku pun tidak suka diganggu seperti ini olehnya

"Ck, lu sendiri tau gua ga suka lu ganggu kayak gini!" ujar ku pada akhirnya

Matanya terlihat berbinar, dan ini aneh untukku. Aku mendelik kesal kearahnya

"Kalo tau cara nya bikin lu ngomong itu kayak gini, dari kemaren aja," ujarnya masih dengan tatapan berbinar

Jadi maksudnya, selama ini dia cuma mau gua ngomong sama dia? Dia gangguin gua cuma mau denger suara gua? Dasar aneh!

"Suara lu itu bagus Ra, sering-sering ngomong makanya, biar orang-orang tau."

Entahlah, orang ini sebenarnya ingin apa. Aku tidak mengerti, sama sekali tidak.

Aku menghela napas lelah.

"Cukup! Jangan ganggu gua lagi!" ujarku sebelum benar-benar hilang dari pandangannya

***

"Ra, lu kenal Afkar?" tanya Dina

"Hm," jawabku sekenanya

"Demi apa?"

"Kenapa si?" tanya Neva penasaran

"Si Adara kenal Afkar," jawab Dina

"Lah demi? Akhirnya Adara kenal."

"Ngapa si?"

"Kan biasanya lu kalo kita lagi nge gibahin si Afkar lu ga tau jadi diem aja,"
"Eh tapi Ra, lu tau ga si?"

"Tau apaan?"

"Ish! Si Afkar tu cogan tau! Inceran banyak orang," jelas Neva

"Ga lebih dari seorang cowok yang mengganggu dan menyebalkan," balasku dengan sarkas

"Masa sih? Setau gua Afkar itu ramah, baik, seru juga orangnya," ujar Dina

Aku hanya mengangkat bahuku, menandakan aku tak peduli. Tak ada urusannya juga denganku

Tak lama, Dina meninggalkan aku dan Neva dengan pandangan yang sulit ku artikan. Terserah apa arti pandangan itu, sekali lagi, aku tak peduli.

"Ra, emang lu gaada niatan gitu buat nge gebet Afkar?"

Dia lagi(?)

"Va, apa penting nya sih ngebahas dia?"

"Kalo diliat lu sama dia cocok."

"Ck, Va, lu kenal gua dengan baik," ujarku malas

"Ya karena itu gua saranin lu buat gebet dia."

Aku menghela napas jengah

"Gua ga peduli Va. Gua gamau ngomongin apapun soal dia."

"Kenapa? Kenapa kayaknya lu anti banget sama dia?"

Senja Dan AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang