Is this real?

31 6 2
                                    

~Awal yang tak pernah kuduga sesimple ini~

~~~~~~~~~~~~<><>~~~~~~~~~~~~

"Cha tungguin somplak!" Teriak Ryn sembari berlari

"Makanya cepetan gob.."

Bugh

Suara itu berasal dari dua orang yang bertabrakan

"Rasain lo Cha" Ryn mengejeknya

"Sial lo Ryn, pala gue sakit! Lagian nih orang kagak liat-liat sih!" Icha mendengus kesal

"Eh ngapain lo nyalahin gue? Jelas-jelas lo yang nabrak gue gila!" Cowok itu balik menyalahkan Icha

"Eh sarap! Dengerin nih ya, kalo lo jalannya hati-hati pasti kagak bakal kayak gini! Kan lo bisa menghindar! Dasar sarap!" Icha berbalik memarahi cowok tadi yang mukanya sedikit tertutup topi sehingga wajahnya tidak terekspose dengan jelas

"Udahlah! Bicara sama lo unfaedah banget! Dasar gila!" Cowok itu berlalu meninggalkan Icha

"Ryn bantuin gue berdiri gih!" Icha masih aja marah-marah

"Eh lo itu minta tolong tapi kok nyolot banget sih?!" Ryn balik marah

"Eh lo mau bantuin kagak? Kalo enggak, yaa lo gak boleh nebeng ke gue!" Icha ngancem

"Sialan lo! Mentang-mentang mobil gue lagi di service! Liat aja suatu saat nanti bakal ada saat semua mobil lo rusak dan nyokap bokap lu kagak pinjemin elo mobilnya! Gue sumpahin lo!" Ryn membantu Icha berdiri sembari mengucap seluruh sumpah serapahnya

"Kan ada kakak gue yang siap siaga nemenin gue dan ngelindungin gue! Lagian juga kan bisa nebeng sama lo! Pokoknya bodo amatlah!" Icha lalu bergegas ke mobilnya diikuti Ryn

~~~~~~~

Icha duduk di taman belakang rumahnya yang super duper gede sambil ngedengerin musik. Tiba-tiba ia ingat sesuatu dan beranjak menuju kamarnya

"Gue kan habis beli coklat tadi, tapi mana ya?" Icha ngomong sendiri kayak orang bego

Icha mengeluarkan seluruh isi tasnya dan menemukan coklat yang dicarinya beserta sesuatu yang sepertinya bukan miliknya

"Ini apa? Kok bentuknya aneh gini sih?" Lagi-lagi ia bicara sendiri sambil memandangi sebuah kotak hitam kecil dengan ukiran aneh lalu ia membuka kotak itu

"Gelang? Lucu sih, bahkan lebih menarik dari gelang-gelang yang kak Rio kasih ke gue" Icha ngomong sendiri sambil mencoba gelang itu

"Apa? Gelang apaan emang?" Sekarang Rio sudah berdiri di belakang Icha dan mendengar kalimat Icha barusan

"Eh anu, maksud aku gelang ini" Icha menunjukkan gelang yang sekarang sudah ditangannya kepada Rio

"Itukan bukan gelang permata ataupun mutiara seperti yang kakak kasih dan pasti harganya jauh lebih murah dan bentuknya juga gak cewek banget rada-rada kayak gelang yang netral dipakai cewek atau cowok juga bisa. Tapi kenapa kamu pake yang itu sih?" Rio bertanya dengan panjang lebar

"Gak tau, tapi aku suka banget. Gelang-gelang kakak bagus kok dan aku simpen semua pemberian kakak di sana" Kata Icha sambil menunjuk kotak perhiasan yang cukup besar dan beberapa squishy berukuran besar di sana

"Icha? Kok gak dipake? Kakak ngambek nih!" Rio mulai merajuk

"Jangan dong kakak sayang, nih liat aku make jam yang mami kasih kok dan liat aku make kacamata yang papi kasih kan?" Icha mengejek kakaknya

"Icha! Nanti kakak gak bakal kasih kamu hadiah lagi!" Rio makin kesal

"Yakin? Kalo aku minta dengan muka kayak gini?" Icha meledek kakaknya lagi lalu menunjukkan muka dengan puppy eyes

"Icha!" Rio berteriak

"Iya-iya kakak sayang, nih liat aku make kalung yang kakak kasih, terus ini aku make sendal yang kakak kasih kan?" Icha memperlihatkannya ke Rio

"Au deh!" Rio ngambek

"Kakak Io yang anteng angan ambek dong aku acih oklat deh ni" Icha ngomong sok imut kayak anak orok yang baru lahir *ehh gak juga kali yaa

"Aww" Icha mekik karena dicubitin pipinya sama Rio

"Gemesin banget sih ini, dasar chubby huu" Rio masih memegang pipi Icha

"Mami... kakak jahil nih, pipi aku merah, huhuhu..." Icha lari keluar kamar sambil membawa coklatnya dan memeluk boneka minnie kesayangannya

Icha lari dan memeluk papinya

"Papi kakak pi, liat nih pipi aku merah kayak kepiting rebus dicubitin kakak" Icha mengembungkan pipinya

"Sayang kamu ngegemesin sih" Papinya mengelus pipinya gemes

"Pi aku pengen minta sesuatu dong" Kata Icha

"Apa sayang?" Tanya papinya

"Icha" Rio teriak memotong pembicaraan Icha

Karena kesal Icha langsung pergi ke dapur membantu bibi

Icha POV

"Huft capek juga yaa masak" Gue ngomong sendiri sambil menghempaskan diri ke ranjang

"Eh tapi tadi kan aku belum minta ke papi, kalo aku pengen banget ke Disneyland gara-gara kakak sih!" Gerutu gue dalam hati

"Huft au deh pengen beauty sleep dlu" Lalu Icha pun tertidur

~~

"Dek bangun, kemas barang-barang kamu gih!" Kak Rio membangunkan gue

"Hmm" gue menggumam khas orang baru bangun

"Udah kemasin cepat sayang, kita pengen liburan tau gak sih" Kak Rio girang banget kayaknya

"Liburan? Oow liburan" Gue masih lemes dan suara gue gak kedengaran jelas

"Apa? Liburan?" Gue ngulang lagi, tapi kali ini gue teriak kegirangan

"Iya dan kita bakal ke Disneyland" Kak Rio semangat banget

"Disneyland?" Gue masih gak nyangka

"Iya, kenapa sih gak percaya banget? Kayak baru pertama kali aja liburan" Tanya kak Rio

"O.. ke" Gue bangun lalu ngemas barang

"Kok bisa kebetulan gini yaa? Padahal gue kan belum ngomong apa-apa ke kak Rio" Gumam gue dalam hati

"Udah siap" Kata gue ngomong sendiri sambil bergegas menuju ruang makan untuk makan malam

"Gimana barang kamu Icha?" Tanya papi

"Siap pi" Tutup Icha sambil melanjutkan makannya

Papi, mami, dan kak Rio berbincang dan gue cuma diem dan makan. Lebih tepatnya ngelamun, ia gue ngelamun mikirin kebetulan ini

"Mungkin aja kebetulan" Gue ngomong tiba-tiba secara gak sadar dan fix gue langsung jadi pusat perhatian ketiga orang itu dan semuanya jadi hening

"Apa?" Tanya gue sewaktu sadar kalo mereka ngeliatin gue

"Apa yang kebetulan?" Mami angkat bicara

"Hm? Gak, bukan apa-apa kok" Tutup gue dan bergegas mengangkat piring kotor gue ke dapur karena gue udah selesai makan. Yap, ini kebiasaan gue walau ada bibi. Sebenarnya bibi yang biasa ngeberesin cuma yaa mami ngebiasain ini aja soalnya kan gue anak mami yang paling cantik *yaiyalah Icha wong sodara lo cuma satu mana cowok lagi, kagak usah kepedean!

Nih, first chapter...

Next, tapi voment dulu yaaa...

Luv, luv, luv from author :v

MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang