Relationship?

8 0 0
                                    

~Kalo ini jalannya, Why Not?~

~~~~~~~~~~~~<><>~~~~~~~~~~~~

Cup...

Gue nyium pipi kak Rio karena gue tahu itu adalah pengontrol emosi kak Rio yang paling ampuh. Gue juga gak tahu kenapa setiap gue nyium pipinya dia selalu tenang. Dan benar saja dia langsung menjadi lebih tenang lalu menoleh ke arahku sambil tersenyum lalu mencubit lembut pipiku. Kak Angga dan Adit menatapku dan kak Rio dengan tatapan heran.

"Ekhem, lo mau ngomong apa?" Kata gue yang memecah keheningan diantara kami

"Oh iya, ikut gue" Kali ini dia narik tangan gue, tapi gak sakit kayak tadi. Ini gak maksa cuman kayak nuntun gitu dan gue juga jalan dengan santai tuh dan fix tangannya masih gandeng tangan gue

"Wow keren juga di sini" Gue ngeliat ke sekitar sewaktu gue sudah ada di rooftop hotel ini

"Oke, gue to the point aja" Kata Langit

"Gue juga pengen nanya sama sesuatu sama lo" Kata gue ke Langit sambil noleh ke dia dan dia juga menoleh ke gue mendengar perkataan gue. Gue dan langit saling natap satu sama lain cukup lama, sampai akhirnya kami tersadar dari tatap-tatapannya kami

"Oke, gue yang duluan" Kata Langit

"Gak, ladies first!" Kata gue dan Langit kembali natap gue

"Gue yang ajak lo ngomong, jadi gue yang duluan" Dia ngomong dengan masih menatap gue dan mukanya agak maju dari sebelumnya seperti ingin memangsa gue

"Ladies first! Cowok tuh ngalah!" Kata gue nantang dia dan memajukan muka gue dengan natap dia seakan-akan gue juga pengen makan dia hidup-hidup. Langit diam, dia kaget dan akhirnya gue sadar kalo jarak muka gue dan muka dia deket banget. Spontan dia mundur dan begitu juga dengan gue

"Oke gue ngalah" Kata Langit memecah keheningan antara gue dan dia karena gue masih kaget kejadian tadi

"Lo kenapa sokab banget sama gue? Kita pernah ketemu di mana?" Tanya gue simple

"Sokab? Kata lo sokab? Eh denger yaa lo aja yang pikun! Kan beberapa hari yang lalu lo nabrak gue!" Jawab dia dengan nada meledek

"Oh jadi lo yang kemarin itu? Gimana gue bisa inget kalo muka lo ketutup topi! Lagian lo tuh make topi udah kayak tukang siomay depan sekolah gue aja!" Gue ngatain dia balik

"Oke! Sekarang balikin gelang gue! Gue yakin gelang gue ngikut ke tas lo waktu kita tabrakan tempo hari!" Balas dia masih nyolot aja

"Gelang? Oh gelang yang ini?" Kata gue sambil ngangkat tangan gue berniat memperlihatkan gelang itu pada Langit. Dan ternyata...

Dia masih megang tangan gue!

DARI TADI!

Gue dan Langit sama-sama gak sadar!

Kami saling natap (LAGI)

Sampai akhirnya kami sadar

Kami melepas gandengan itu

Dan...

Kami...

Speechless

Benar-benar speechless

"Ekhem" Gue berdehem mecah awkward moment ini

"Eh iya! Gelang itu! Balikin cepetan!" Kata dia dengan spontan

"Emang apa spesialnya ini gelang? Gue yakin lo tajir dan bisa ngebeli gelang yang lebih bagus dari ini beserta tokonya malahan, tapi kenapa lo sampai ngotot banget kayak gini?" Tanya gue heran sama sikap dia

"Pokoknya gelang itu yang gue mau! Gue gak mau gelang lain! Dan sekarang balikin" Kata dia lagi

"Oke Langit, gue bakal ngasih gelang ini ke lo tapi dengan satu syarat!" Kata gue sambil tersenyum penuh kemenangan

"Syarat? Itu gelang gue dan hak gue ngambil kembali! Dan FYI nama gue Adit bukan Langit!" Kata Langit gak terima

"Come on Langit, siapa suruh lo ngilangin! Dan suka-suka gue mau manggil lo apa, mulut-mulut gue!" Balas gue

"Ini namanya lo nyuri gelang gue! Dan ini bukan terserah lo, karena itu tentang nama gue! Dan nama gue Adit!" Balas dia yang malah ngatain gue nyuri

"Ini gak nyuri! Lo ceroboh sampai lo kehilangan dan gue yang nemuin di tas gue, singkatnya lo ngilangin dan gue nemuin! Pokoknya gue manggil lo tetep Langit! Toh nama lo emang Ghisky Aditya Wijaya kan? Ghisky itu ada kata sky dan sky artinya Langit kan?" Kata gue lalu kembali tersenyum penuh kemenangan

"Ribet ngomong sama lo! Oke gue ngalah (Lagi)! Syaratnya apa?" Tanya dia dengan menaikkan alisnya sebelah sambil menoleh ke gue membenarkan jambulnya yang menurut gue bikin dia terlihat keren *ups

"Lo harus jadi pacar gue selama tiga bulan dan gak boleh putus, kalo kita putus sebelum 3 bulan maka gelang bakal gue ambil kembali!" Kata gue dengan senyum evil

"What?! Use your brain please! You're freaky and I must be your boyfriend?! Shit!" Kata dia yang terlihat frustasi

"Jangan ngatain gue! Walau gue gak tau bahasa Ingris, tapi gue masih agak ngerti ucapan lo barusan!" Kata gue natap dia dengan rasa kesal

"Tapi, itu gak mungkin! Baru 3 hari ketemu lo aja hidup gue udah ribet! Gimana kalo gue jadi cowok lo dan dalam waktu 3 bulan?!" Protes dia lagi

"Oke, gue balik ke kamar" Gue balik dan berniat ninggalin dia

Dia nahan tangan gue dan membuat gue berada di depannya menghadap ke dia. Dia megang kedua pergelangan tangan gue lembut

"Please, gue gak--" Dia berucap lembut tapi terpotong

"Gue gak bodoh Langit" Gue balik ganggam tangan dia dengan tangan gue yang make gelang dan tangan yang satu lagi gue ngusap pipinya lembut sambil tersenyum evil (Lagi). Yap, dia berusaha ngalihin perhatian gue dan berharap berhasil mengeluarkan gelang itu dari tangan gue tanpa gue sadari

"Argh! Oke seminggu aja gimana?" Dia nawar dengan frustasi

"Gak! Oke dua bulan dan gak boleh putus! Baik gue atau lo yang minta putus, gelang bakal balik ke gue! Dan gue juga gak bakal minta putus tanpa alasan yang jelas kok! Deal atau tidak sama sekali!" Gue kasih penawaran terakhir

"Oke" Dia tampak tersenyum mendengarnya, sepertinya ada niat licik dibenaknya saat ini

"Dan jangan pernah berpikir untuk ngekhianatin gue atau kabur bawa gelang itu! Gue kenal sama bokap lo dan kalo lo berani macem-macem, gue bakal ngasih tau om Wijaya buat balikin gelang itu karena itu udah jadi milik gue waktu lo ngilanginnya!" Gue kasih pernyataan lagi dan kena lo Langit! Senyumnya langsung pudar dan sepertinya memang *Kabur* yang dipikirkan Langit tadi

"Oke, sini gelangnya!" Dia meminta dengan lesu

"Dan sebagai peraturan pertama yang gue mau buat, lo harus bersikap manis ke gue dan manggil *Aku Kamu* ke gue dan lo harus punya panggilan sayang buat gue mulai besok pagi! Dan ini, bikin semua sosmed gue terhubung dengan sosmed lo!" Titah gue bak sang putri sambil menyodorkan handphone gue ke dia

"Apa ini? Peraturan macam apa ini? Gak ada diperjanjian!" Dia nolak

"Ini masuk diperjanjian Langit! Kalo lo nggak ngikutin peraturan dan kemauan gue, maka gue bakal minta putus! See? Masuk dalam perjanjian kan?" Kata gue dan langsung tersenyum sumringah

"Fix lo--" Gue natap tajam dia dan dia sepertinya langsung ingat

"Maksud aku... fix kamu nyebelin!" Kata dia langsung mengambil handphoneku

Next kuy

Voment, Voment, Voment, yu huu!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang