Second Meet Up

15 1 0
                                    

~Semuanya sudah tersusun rapih sebagai rencana Sang Pencipta~

~~~~~~~~~~~~<><>~~~~~~~~~~~~

~~~~~~~~~~

"Liburan" Teriak gue kegirangan sewaktu sampai di Bandara

"Udah, siniin koper kamu biar kakak yang masukin ke mobil, kamu langsung naik aja mami sama papi juga udah di mobil kok" Kata Kak Rio lalu mengambil alih koper gue

"Hotelnya jauh dari sini mi?" Tanya gue ke mami

"Gak tau juga sih, karena hotel yang ini bukan hotel yang biasa mami tempatin kalo ke sini. Papi yang minta di sana soalnya sekalian ketemu ama temennya. Temennya papi yang punya soalnya" Kata mami

"Yah, padahal hotel temen mami yang biasa mami tempatin itu kan mewah banget. Papi sih nempatin di hotel temannya padahal hotel temen mami pasti lebih kece" Ledek gue ke papi

"Enak aja! Hotel temen papi ini lebih kece tau! Walau yaa beda tipis sih. Harganya aja mahalan tempat temen papi!" Papi protes

"Emang iya pi? Bagus deh! Makanya bikin hotel juga dong pi di sini" Ledek gue lagi

"Susah nyari tempat sayang! Lagian hotel papi di Paris dan Turki kan ada, itu dulu aja lah ribet ngurusinnya tau! Belum lagi saham papi di Indonesia! Emang kamu mau bantuin papi? Gak kan? Ditinggal lama-lama aja gak mau! Kenapa suruh papi bikin hotel di sini? Huh!" Papi malah marah tuh

"Ada apa pi? Kok kesel gitu?" Kata Kak Rio yang baru aja naik di mobil

"Itu adik kamu nyuruh papi ngebangun hotel di sini" Lanjut papi

"Dasar kamu ya dek, bisanya cuma ngomong! Boro-boro bantuin papi, maklumin kesibukan papi aja kadang gak bisa ngerti! Lagian kan di sini ada hotelnya temen mami, jadi yaa lebih mending cari tempat lain lah" Kak Rio malah nyudutin gue

"Hotel temen papi juga ada kakak! Iyakan pi?" Kali ini gue ngebela papi, biar gak jadi bulan-bulanan papi

"Iya pi?" Tanya kak Rio lagi

"Iya, ini kita nginep di sana. Fasilitasnya lebih kece kok dari hotel temen mami, walau beda tipis sih" Jawab papi

"Udah-udah, dari tadi ngomong mulu. Udah sampai kali tuh soalnya pak supirnya udah berhenti" Sambar mami tiba-tiba

"Eh iya udah sampai" Kata papi memastikan ucapan mami

~~

"Ganti baju gih kita mau makan malam sama temen papi" Titah papi kepada gue, mami, dan kak Rio

Kita semua bersiap untuk makan malam. Dan gue mengenakan baju yang semi formal soalnya ini perintah papi, padahal gue lebih suka style yang casual gitu. Tapi, karena ini makan malam semi formal juga jadi yaa harus kayak gini deh.

~~

"Bayu?" Panggil seseorang lalu menghampiri papi

"Wijaya, lama tidak bertemu" Kata papi lalu membalas jabat tangan

"Eh ini anakku, istriku lagi ada urusan jadi gak ke sini. Dit, Ga ini sahabat papa" Kata temen papa yang sepertinya namanya Wijaya karena papi manggilnya gitu

"Saya Ghisky Aditya Wijaya om" Kata anak yang sepertinya seumuran denganku itu

"Itu anaknya? Keren juga tuh anak om Wijaya, bisalah gue ngaku-ngaku ke Ryn kalo dia pacar gue. Dan yap, namanya Langit" Gumam gue dalam hati

"Saya anak pertama papa om, Gerald Angga Wijaya, senang bertemu dengan om" Kata anak yang satu lagi dan dia ternyata anak pertama, sepertinya dia lebih ramah dari anak kedua om Wijaya

"Angga kelas 3 SMA dan Adit kelas 2 SMA" Lanjut om Wijaya

"Wah kebetulan sekali, anak pertama saya juga kelas 3 SMA dan anak kedua saya kelas 2 SMA. Rio, Icha ini om Wijaya sahabat papi" Kata papi

"Saya Rio Alfredy King Prasetyo om" Kata kak Rio lalu mencium tangan om Wijaya

"Dan saya Icha Adelia Quenna Prasetyo om. Senang bertemu dengan om" Gue mencoba ramah dan fix Langit gak peduli sama sekali, dia tetap main handphone. Kak Angga doang yang senyum ke gue

"Dan ini istri saya Clarissa Gunawan, tapi lebih sering dipanggil Clara" Papi memperkenalkan mami

"Oke, mari ke meja yang sudah disiapkan" Kata om Wijaya

"Lo?" Fix akhirnya Langit nyapa gue, tapi tunggu... Ekspresinya kayak gak suka gitu

"Kenapa Dit? Kalian sudah saling kenal?" Tanya om Wijaya

"Eng--" Gue langsung ditarik Langit

"Jangan kasar dong sama cewek" Kak Rio nahan bahu Langit dan melepaskan genggaman Langit dari tangan gue

"Kamu gak apa-apa sayang? Tangan kamu sampai merah begitu" Tanya kak Rio ke gue

"Gak kok kak" Gue rada bohong dikit soalnya memang tangan gue rada sakit sih

"Kasar banget sih--" Kak Rio ditahan papi

"Maaf Bayu. Adit cepat minta maaf!" Kata om Wijaya

"Aku tuh cuman pengen ngomong sesuatu sama dia pa dan dia juga bilang gak sakit kok. Terus kenapa Adit harus minta maaf?" Langit nolak minta maaf

"Enggak apa-apa kok om, kalo gitu kita ke meja makan aja yaa om soalnya perut aku udah dugem nih" Kata gue lalu terkekeh

"Oh begitu yaa. Ayo kita ke meja makan" Ajak om Wijaya dan kami segera bergegas

~~

Selama makan malam Langit terus natap gue dengan tatapan gak suka. Tapi, gue terus senyum ke dia

"Oke permainan dimulai Langit. Lo makin judes ke gue makin gue suka bikin lo kesel. Gue juga penasaran gimana cara ngeluluhin kepala batu lo! Gue bakal ngerubah lo menjadi lebih baik!" Gumam gue dalam hati dan entah kenapa gue jadi ketantang sama sikap dia yang langsung gak suka sama gue padahal kita baru ketemu sekali dan bodohnya gue langsung aja pengen ngaku-ngaku ke Ryn kalo Langit adalah pacar gue. Sayangnya, apa yang udah gue jadiin misi harus tetap berjalan karena inilah gue ICHA ADELIA QUENNA PRASETYO

Akhirnya kita semua selesai makan malam. Mami, papi dan om Wijaya tetap di meja makan berbincang-bincang sedangkan gue dan sisanya berpencar melihat-lihat hotel ini yang kata papi fasilitasnya di atas hotel temen mami

"Hai Rio, Hai Icha" Sapa kak ---, gue lupa namanya intinya dia anak pertama om Wijaya

"Hai kak..." Gue terpotong mengingat namanya

"Angga" Iya itu namanya, kak Angga

"Kakak!" Panggil gue nada memberi kode ke kak Rio agar membalas sapaan kak Angga. Dia pasti masih kesal dengan kejadian tadi

"Hai" Sapa kak Rio dengan muka yang gak bersahabat

"Maaf ya kak Angga, kak Rio emang gitu kalo lagi kesel" Kata gue berusaha ramah dan kak Rio hanya melirikku dengan tatapan khasnya saat kesal denganku

"Gak apa-apa kok. Justru gue yang mau minta maaf atas kelakuan Adit tadi" Kata kak Angga dan Langit datang menghampiri kami bertiga

"Ikut gue, ada yang pengen gue omongin sama lo!" Kata Langit tiba-tiba. Namun, kali ini ia sama sekali tak menarikku bahkan menatapku saja tidak. Dia hanya menatap kedepannya seakan-akan yang didepannya lebih indah dari wajahku

"Gak ditarik lagi?" Tanya gue sambil menyodorkan tanganku. Oke, gue akui pertanyaanku yang ini memang sedikit pecicilan *oke revisi sangat pecicilan

"Icha!" Kak Rio kali ini menoleh ke arahku dengan tatapan seakan-akan ia akan memangsaku

Gue hanya tersenyum sok imut dengan menutup mataku. Dan ternyata Langit menoleh ke arahku sambil menaikkan alisnya sebelah

"Gak, gue gak mau kakak lo babak belur kalo ntar kita ribut" Kata Langit lalu kembali menatap kedepan

"Adit!" Bentak kak Angga

Cup...

Next kuy

Voment, Voment, Voment, yu huu!

MagicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang